C H A P T E R ~ I I I

397 46 0
                                    

~ Percaya bahwa setiap pertemuan memiliki sebuah makna. Seperti pertemuanku denganmu. Seringkali kita berpapasan namun hanya beberapa kali bertegur sapa. Kamu seperti bintang yang sulit sekali untuk diraih~

.
.
☆☆☆☆☆☆☆☆

M I R A C L E
☆☆☆☆☆☆☆

.
.

Krystal mendapati dirinya berdiri disebuah cermin besar. Wajahnya terlihat mempesona dengan riasan minimalis berbalutkan gaun putih setengah lutut. Rambutnya dibiarkan terurai dan hanya dipermanis dengan jepitan pita berbulu berwarna peach lembut.

Sehun mengatakan akan mengajak gadis itu makan malam di restaurant. Krystal tidak dapat menolak karena nyatanya pemuda itu begitu licik dengan memberikan uang begitu banyak pada big daddy.

Apa dia memang serius dengan ucapannya minggu lalu?

Akhir -akhir ini Sehun selalu menyewanya hingga satu hari penuh. Dia bahkan dibuat geleng kepala lantaran kebodohan Oh Sehun. Pemuda itu hanya akan membuat dirinya sendiri jatuh miskin jika terus-menerus seperti itu.

"Pilihanku memang tepat. Kamu semakin mempesona malam ini"

Sehun menatap takjub pada sosok wanita pemilik hatinya. Dia meraih lembut jemari Krystal dan kemudian menciumnya sekilas.

"Kumohon ini adalah yang terakhir! Kamu hanya akan membuat dirimu tersakiti"

Krystal menatap Sehun dengan pandangan seolah meminta keputusan. Dia tersadar bahwa tidak baik mengambil kebahagian milik orang lain. Kehidupan pemuda itu sudah cukup sempurna dan kehadirannya hanya akan mengacaukan segalanya.

"Aku lebih tahu hatiku. Jadi kumohon ini terakhir kalinya kamu berkata seperti itu"

Perlahan Sehun mengamit jemari gadis itu dan membawa dalam genggamannya, menciptakan rona merah yang bahkan tidak disadari oleh sang juwita.

"Jangan menghilang lagi dari hidupku Krys"

Mereka berjalan beriringan, ada debaran didada yang menyesakkan namun terasa menyenangkan. Sehun sangat menantikan dirinya dapat menghabiskan waktu untuk terus berada disisi wanita itu.

Dia dimasa senior high hanyalah sosok bocah penakut yang menyatakan perasaan cinta pun tidak mampu. Sekarang dia memutuskan untuk tidak kembali menjadi sosok penakut itu. Perasaan takut kehilangan membuatnya sadar, bahwa apa yang dia inginkan haruslah diperjuangkan.

Sekarang disinilah mereka, duduk berhadapan dengan lilin dan juga berbagai makanan lezat diiringi musik yang terdengar romantis.

Krystal tidak pernah sekalipun mendapat perlakuan seperti ini dari seoarang pria. Sehun membuatnya kembali menjadi seorang putri. Pria itu memperlakukannya begitu lembut dan penuh perhatian.

Dimulai dari hal kecil seperti menarik kursi yang akan didudukinya, hingga meletakan serbet diatas pangkuannya agar pakaian yang dikenakannya tidak terkena noda ketika makan nanti.

Mendapat perlakuan seperti ini membuat Krystal takut menghadapi kenyataan bahwa dia akan jatuh kedalam pesona Oh Sehun sekali lagi.

Pria ini begitu baik, terlepas dari latar belakang keluarganya. Krystal tidak pernah sekalipun memandang Sehun sebagai seorang pemilik perusahaan besar. Bahkan ketika mereka berada dibangku sekolah hal pertama yang membuat dia jatuh hati pada pria itu adalah kebaikan hati yang dimiliki Sehun.

Pria itu menarik dengan caranya sendiri. Dia tidak sekalipun menggunakan kekuasaanya di sekolah. Perihal perasaan yang dimiliki pria itu padanya Krystal sudah menyadari ketika pertama kali tanpa sengaja mereka bertegur sapa.

Sehun tidak sengaja membuat buku-buku yang akan dia bawa ke ruangan guru jatuh berantakan. Pria itu kelihatan salah tingkah dan gugup bahkan Krystal yakin bahwa rona merah tercipta diwajah putih pucat milik pemuda itu.

Mengingat masa lalu membuat Krystal tanpa sadar tersenyum.

"Kamu memikirkan apa hingga tersenyum seperti itu?"

"Ti..tidak ada"

"Aku akan bahagia jika alasan senyummu salah satunya adalah aku Krys"

Apa memang dia harus sekali saja bertindak egois? Kebahagian yang sebelumnya dia fikir akan mustahil kembali dirasakan nyatanya sekarang hadir. Sehun hadir dan mewarnai kembali hidupnya. Pria itu seperti hadiah dari Tuhan untuk mengembalikan kebahagian yang sebelumnya telah diambil dari hidupnya.

"Aku akan berkali-kali mengatakan ini sampai kamu menyetujuinya Krys. Kamu adalah kepingan kebahagian yang selama ini aku cari. Semua manusia memiliki masa lalu dan aku tidak peduli masa lalumu seperti apa Krys. Kamu tetap Krystal yang selama ini aku inginkan untuk dapat menemaniku hingga nafas ini tidak lagi berhembus dan hingga jantung ini berhenti berdetak. Kumohon katakan aku bersedia karena kamu tidak memiliki pilihan selain itu! Jadi Maukah kamu menjadi istriku? Ibu dari anak-anakku kelak?"

Pria itu berjalan kearah Krystal dan kemudian berlutut seraya meraih tangan kanan milik gadis itu. Dia mengeluarkan sebuah kotak dari saku jas sebelah kirinya. Membuka kotaknya dengan satu tangan dan hal yang pertama kali dilihat Krystal dari isi kotak itu adalah sebuah cincin. Bermatakan berlian bernuasa ungu muda yang pucat.

"Aku tahu jika ini bukalah lamaran yang penuh romantisme. Kita bisa mengulangnnya nanti sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Tapi kumohon terimalah ajakanku ini. Aku tahu kamu ragu, tapi pegang janjiku. Aku akan selalu membahagiakanmu Krys. Kamu terlalu berharga untukku."

Tanpa disadari air mata mengalir dan sulit untuk ditahan. Sehun dibuat panik karena Krystal menangis tersedu, wanita itu bahkan segera menarik tangannya dari genggaman Sehun dan kemudian menyembunyikan wajahnya dengan telapak tangan.

Sehun segera meraih wanita itu dalam pelukaknnya. Dia berusaha menenangkan Krystal yang kini tangisannya semakin menjadi-jadi.

"Hey tenanglah. Apa kamu benar-benar tidak menyukaiku hingga menangis seperti ini Krys?"

"Kuharap ini bukan mimpi yang akan hilang ketika aku terbangun nanti" ucap Krystal dalam hatinya.

Apakah boleh dia kembali memimpikan sebuah kebahagian hadir dalam hidupnya?

☆☆☆☆☆☆☆☆
M I R A C L E
☆☆☆☆☆☆☆☆

Bocoran aja nih. Endingnya Angst, karena pada awalnya aku bakalan buat seperti itu..

Sampai jumpa di Epilog nanti..
Mungkin lebih tepat dikatakan extra chapter.

M I R A C L E (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang