C H A P T E R ~ I I

435 55 2
                                    

~Aku memintamu untuk memilih bersamaku, karena rasa ini tidaklah salah~

.
.
☆☆☆☆☆☆☆☆
M I R A C L E
☆☆☆☆☆☆☆☆☆
.
.


Mungkin ini pertama kalinya bagi Oh Sehun melakukan hubungan yang begitu intim dan menggairahkan. Dia tahu jika ini adalah hal yang tidak sepatutnya dilakukan, tapi Sehun memilih untuk menikmati setiap jengkal tubuh wanita yang hingga kini menjadi pemilik hatinya.

Sehun merasa jika ini adalah kebahagian yang selalu diimpikannya. Tapi dia juga merasa kecewa disaat yang bersamaan. Dia bukanlah satu-satunya pria yang dapat menjamah tubuh gadis yang kini berada dalam kungkungannya. Faktanya, Krystal adalah milik setiap orang yang rela membayar wanita itu.

"Jika aku memintamu untuk meninggalkan pekerjaanmu apa kamu bersedia?" Sehun menghentikan hentakannya dan itu membuat Krystal kesal lantaran pelepasannya tertahan.

"Cepat selesaikan! Aku sudah tidak kuat lagi" wanita itu memerintah dan berusaha membuat Sehun menuruti dengan menggerakan pinggul ke kanan dan ke kiri.

"Jawab dulu!" ucap Sehun penuh penekanan, amarah terselip diucapannya. Sehun merasa perlu bertindak egois kali ini. Dia tidak bisa kembali melepas Krystal, pria itu tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.

"Pleasse Sehun, kumohon selesaikan ini" suara Krystal berubah, kali ini terdengar memohon. Sehun tidak kuasa ketika mendapati Krystal berlaku demikian. Akhirnya dia lebih menuruti keingingan wanita itu dibanding terus melakukan penekanan.

Malam berlalu dengan desah dan gairah menggelora yang membuat hati menghangat. Sehun bersumpah tidak akan lagi melepas Krystal bahkan jika gadis itu menolaknya.

Setelahnya Sehun mendapati Krystal yang tertidur pulas dalan dekapannya. Gadis itu masih sama ketika make up tebal memudar karena keringat. Wajah polos yang mengingatkannya pada sosok cinta pertama dimasa senior high.

"Aku selalu mencintaimu Krys" sentuhan jemari lembut membuat tidur sang gadis terusik. Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka, memperlihatkan lensa cokelat keemasan yang selalu membuat Sehun menjadi budak cinta.

"Kau belum juga pergi?" ucap Krystal seraya berusaha melepaskan dekapan Sehun yang begitu kuat.

"Sudah kukatakan padamu jika aku tidak akan pergi sebelum pertanyaanku mendapat jawaban!" Sehun berusaha memberi tekanan (lagi) pada Krystal. Sorot matanya terlihat tajam dan entah mengapa Krystal lebih memilih mendiami pemuda itu untuk waktu yang cukup lama.

Hening dan hanya suara denting jarum jam yang mengisi ruangan kecil kedap suara itu. Sehun memilih untuk mengecupi pucuk kepala gadis didekapannya dibanding harus kembali berucap. Dia hanya ingin Krystal tahu bahwa apa yang dikatakannya adalah keharusan untuk gadis itu, mungkin lebih tepatnya keegoisan.

"Aku tahu bahwa kamu dulu adalah murid terpintar di angkatan kita" ucap Krystal dengan nada sarkas. Gadis itu mencoba mendongak dan menatap mata hitam pekat milik Sehun. Hal serupa juga dilakukan oleh pemuda itu.

"Tapi aku tidak menyangka jika beberapa tahun mengubahmu menjadi sosok pemuda kelewat bodoh" suara tawa menggema merambat dan Sehun tidak berniat untuk ikut bergabung dengan gadis itu.

"Kufikir kata-kata itu lebih cocok ditujukan padamu Krys"

Krystal terkekeh pelan ketika mendengar suara Sehun yang kelewat datar. Bodoh bukan suatu ungkapan yang salah untuk mendeskripsikan pilihan yang diambil ketika rasa putus asa meneyelimutinya. Tapi sekarang tidak sedikitpun dia menyesali pilihannya.

M I R A C L E (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu