05

198 47 12
                                    

SELAMAT MENIKMATI :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SELAMAT MENIKMATI :)

COGAN DETECTED

  
Pulang dan berjalan kaki sendirian, langkah Rindi benar-benar tak ikhlas, sesekali ia menendang benda-benda yang ia lewati, entah kaleng ataupun batu. Jika mereka bisa bicara mungkin mereka akan mengumpati Rindi. Ia terlalu risau memikirkan entah kemana putra-putrinya—Altha dan Kania berada setelah pertandingan abal-abal tadi.

Bukan masalah khawatir juga sih, lebih ke... karena Rindi tidak punya uang untuk naik bus, makanya sekarang ia sangat kesal hingga mulutnya komat-kamit tak menyadari kehadiran mamang pemilik warung bakso yang hendak membuang air cucian piring ke jalanan. Si mamang pun juga tidak sempat melihat-lihat terlebih dahulu dan...

"RINDII AWAS!!" panggil seseorang dengan keras membuat Rindi langsung menoleh.

BYURRR!!

Dingin. Namun kepala Rindi memanas, tak ada siapapun di belakangnya dan ia malah sial terkena air cucian piring. Niat hati orang itu mungkin agar ia tidak basah tapi malah sebaliknya. Andai dia tidak berhenti untuk menoleh, mungkin ia tidak akan basah.

"Sialaann! Siapa sih yang manggil-manggil!"

"Anjir, niat gue nggak gituh tadi..."

Langin mulai menggelap, sebentar lagi ia akan sampai. Jarak antara sekolah dan rumahnya mungkin hanya dua kilo, tapi  karena moodnya sedang tidak baik, perjalanannya terasa sangat panjang dan melelahkan.

Tap... tap...

Rindi berhenti melangkah tepat di lorong gelap dengan satu lampu jalan yang cahayanya remang-remang, bulu kuduknya berdiri. Ia merasa ada orang yang sedang mengikutinya.

Karena rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya, ia pun menoleh menyelidik. Namun yang ia temukan hanya lorong kosong tanpa siapa-siapa.

Rindi menggidikkan bahu acuh, bersikap cuek adalah pilihan terbaik, siapa tahu itu hanya kucing. Ia pun melanjutkan jalannya menuju rumah ibunya. Tak peduli dengan suara aneh tadi.

Trap!

Rindi menoleh cepat mendengar suara ranting terinjak. Suaranya makin jelas dan terasa dekat, tapi menghilang saat Rindi berbalik.

Karena perasaannya mulai tak enak, Rindi pun mempercepat langkahnya agar ia bisa menghindar jika saja benar-benar ada yang mengikutinya. Rasa lelah seketika hilang, di pikirannya sekarang adalah ia harus cepat sampai di rumah.

Sret! "Aakh-!" Seseorang menarik Rindi ke , membekap mulutnya sembari menyuruhnya untuk tetap diam.

"Shuutt!" Titahnya agar Rindi tetap diam.

Ya Tuhan. Ampun ampun, tolong selamatkan aku dari orang ini. Aku janji akan jadi istri dan ibu yang baikk!!. Paniknya dalam hati.

Tepat di samping tempat sampah besar kami berjongkok, untunglah daerah tersebut sangat gelap, sebab setelahnya, dua orang pria bertubuh kekar melewati kami, ia sepertinya kebingungan mencari seseorang. Apa ... ia mencari Rindi?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 3 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

19 AGAINWhere stories live. Discover now