"Hah, nyamannya," Ucap Donghyuck saat ia berhasil duduk di kursi tersebut. Portable chair tersebut memang mereka pesan dari Amerika yang dirancang khusus untuk orang hamil.
Sandaran kursi yang empuk dan dilengkapi dengan teknologi yang mampu menghadirkan sensasi seperti dipijat membuat Donghyuck betah berlama-lama duduk disana, selain itu ketinggian kursi dapat diatur sedemikian rupa mulai dari sangat rendah hingga membuatnya duduk lesehan sampai tinggi setara dengan kursi pada umumnya.
Ditambah dengan aplikasi roda di keempat kaki kursi memudahkan Donghyuck untuk bergerak kemanapun.
Donghyuck mulai menyusun pakaian-pakaian tersebut pada lemari. Karena lemari yang ia pilih terdiri dari tiga bagian, maka setiap bagian ia jatahkan untuk setiap bayi. Donghyuck juga sengaja membeli pakaian-pakaian yang berbeda. Jika biasanya orang-orang akan membelikan pakaian yang sama persis untuk bayi kembar, Donghyuck justru tidak ingin seperti itu. Setiap bagian dari lemari tersebut memiliki tiga ruas lagi. Ruas paling atas berguna untuk menempatkan pakaian-pakaian yang digantung.
Disini Donghyuck meletakkan kemeja-kemeja mungil serta gaun-gaun yang cantik. Karena menurut prediksi dokter dan hasil USG menunjukkan mereka akan mendapatkan dua bayi perempuan dan satu bayi laki-laki, jadilah mereka membeli pakaian untuk laki-laki dan perempuan.
Donghyuck beranjak dari kursinya untuk menggantungkan baju-baju yang sudah dipasang pada hanger. Dengan sedikit tertatih, Donghyuck mulai menggantung satu per satu baju tersebut sesuai dengan tempatnya. Dan baju-baju untuk bayi perempuannya ia gantungkan di lemari tengah.
Ruas dibawahnya terdiri dari dua laci kecil di sebelah kiri dan rak susun di sebelah kanan. Di rak tersebut Donghyuck menyusun baju-baju yang sudah ia lipat tadi. Sengaja ia bedakan bagian baju dan celana atau rok agar mudah saat mencarinya. Dan di bagian laci kecil tersebut Donghyuck berencana untuk meletakkan kaus kaki yang sudah ia rapikan tadi pagi, tapi sepertinya tertinggal di kamarnya.
"Mark, apa kaus kaki yang tadi pagi sudah kususun masih di kamar? " Tanya Donghyuck pada Mark yang baru selesai merakit tempat tidur dengan ukuran 2x1 meter yang pastinya dapat menampung ketiga bayinya kelak.
"Hm memangnya tidak ada di keranjang?"
"Tidak, kalau ada aku tidak akan menanyakannya padamu, Markeuu."
"Tunggu disini., aku akan melihatnya dulu," ucap Mark segera melesat ke kamar mereka.
Sementara itu Donghyuck memilih bangkit dan melihat tempat tidur kayu yang juga berwarna putih dengan corak biru dan kuning seperti lemari tadi. Donghyuck sengaja memesan tempat tidur bayi untuk triplets. Karena yang biasa dijual dipasaran hanya tempat tidur bayi berukuran single dan jika untuk bayi kembar, biasanya harus menggabungkan tiga tempat tidur dan Donghyuck tidak terlalu suka dengan yang seperti itu.
Tempat tidurnya memang baru selesai dirakit Mark, jadi saat Donghyuck melihatnya masih belum terpasang kasur serta bantal-bantalnya.
"Ini, mau langsung kususun atau kau yang susun?" Tanya Mark sambil membawa kotak plastik berisi kaus kaki bayi yang sudah tersusun rapi. Setiap pasang kaus kaki tersebut diberi penjepit warna warni agar mudah saat diambil nanti. Dari pada menggulung kaus kaki, Donghyuck lebih memilih menjepitnya seperti ini agar tidak mudah melar.
"Letakkan saja disitu. Markeu, dimana kasur dan bantal-bantalnya? Aku ingin memasangnya."
"Biar aku saja yang pasang kasurnya, kau tidak boleh. Kau susun saja kaus kakinya," jawab Mark. Bukan tanpa alasan Mark melarangnya memasang kasur tersebut. Kasurnya memang kecil dan ringan, tapi dilengkapi dengan tali yang harus diikatkan pada bagian bawah tempat tidur tersebut.
Mark saja harus berjongkok saat memasang tali-tali tersebut, dan ia tidak bisa membayangkan Donghyuck berjongkok dengan perutnya yang sangat besar. Pasti kesulitan dan mungkin akan terasa sakit untuknya.
"Baiklah. Sleeping pad -nya jangan lupa ," ingat Donghyuck.
"Hmm... "
Mark hanya mengiyakan saja. Ia tidak akan lupa untuk hal yang satu itu, karena ia yang membelinya setelah pulang bekerja beberapa waktu yang lalu. Mark membeli enam sleeping pad sekaligus dengan warna hijau, biru dan merah jambu.
Tiga ia letakkan di tempat tidur bayi, dan sisanya ia letakkan di kamar mereka karena mereka ingin selama empat bulan pertama ketiga bayinya tidur bersama mereka. Dan karena tempat tidur mereka masih cukup luas, maka Mark hanya perlu membeli sleeping pad tersebut. Sleeping pad tersebut berguna untuk menjaga posisi tidur bayi agar tetap lurus dan pada tempatnya.
Selesai mengurus pakaian-pakaian untuk ketiga bayinya, Donghyuck mengambil keranjang belanja yang berisi shampoo dan sabun khusus bayi. Donghyuck mengangkat keranjang tersebut dan membawanya ke kamar mandi di samping tempat tidur.
"Hei, bukankah sudah kubilang tidak boleh berjalan-jalan lagi? Kau bisa kelelahan," ucap Mark saat melihat Donghyuck berjalan melewatinya dengan membawa keranjang tersebut.
Mark berjalan menyusul Donghyuck ke kamar mandi dan menemukan kekasihnya sedang meletakkan shampoo dan sabun tersebut di atas meja marmer.
Melihat Donghyuck berdiri saja sudah membuatnya uring-uringan, apalagi berjalan tertatih seperti tadi. Lebih baik Mark yang mengerjakan semuanya dari pada melihat Donghyuck berlalulalang di hadapannya dengan perut yang sangat-sangat buncit dan cara berjalannya yang seperti penguin.
"Bukankah sudah kukatakan tidak boleh berjalan seperti tadi," ucap Mark lembut sembari melingkarkan tangannya pada perut Donghyuck dari belakang.
Belakangan ini mereka terlalu sibuk mempersiapkan kamar bayi sehingga mereka kehilangan waktu untuk bermesraan seperti ini. Dan jujur, keduanya sangat merindukan momen-momen seperti ini.
"Tenang saja. Yang penting aku tidak kelelahan lagipula banyak berjalan bisa melancarkan persalinan, dokter juga bilang begitu."
"Benarkah? Seks juga bisa melancarkan persalinan, kau tidak mau melakukannya?" tanya Mark menggoda.
"Kalau nanti malam pinggangku tidak sakit, aku akan melakukannya. Tapi kau harus mau tertimpa gajah sepertiku. "
"Jangankan gajah, dinosaurus pun aku rela untuk itu."
"Sayang, aku tidak sebesar itu," ucap Donghyuck dengan mendelikan matanya.
"Dan kau juga tidak sebesar gajah." jawab Mark.
"Sudah, aku mau periksa air hangatnya apa sudah bisa atau belum. Kalau belum, lebih baik kita hubungi saja lagi plumber -nya atau kita ganti sekalian dengan yang baru," ucap Donghyuck sambil mengecek satu per satu air yang keluar di wastafel di sampingnya.
Meja marmer tersebut memang cukup panjang. Dan dilengkapi dengan tiga wastafel yang akan ia gunakan untuk tempat mandi ketiga anaknya nanti.
•
•
Nampaknya Chapter depan atau berikutnya lagi aku akan menghadapi NC lagi🤦🏻♂️
To Be Continued...
With Our Love 💕
Aileenpark94
&
JiesugiChigasaki12
YOU ARE READING
3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]
FanfictionNOMIN WANGJUN MARKHYUCK [ REMAKE. ORIGINAL STORY BY AILEENPARK94 ] mature content Pregxperiment Nomin Side Lee twins lahir! /short chapter ending! Pregxperiment Wangjun's Side "Sampai kapan kau mau memanggilnya begitu. Panggil dia dengan nama yang...
Markhyuck Side Part 17
Start from the beginning
![3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]](https://img.wattpad.com/cover/202304541-64-k134980.jpg)