3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]

Markhyuck Side Part 15💃🏻🕺🏻

Ditambah lagi hasil USG menandakan berat ketiga bayi mereka cukup dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dan dokter juga menjelaskan kalau muntah-muntah yang dialami Donghyuck diawal kehamilan sudah menandakan bahwa ia mengandung bayi kembar.

Menurut dokter, jika mengandung bayi kembar maka morning sickness yang dialami juga akan lebih parah dari kehamilan normal. Dan saat dokter menjelaskan hal itu padanya, Mark berulangkali meminta maaf pada Donghyuck dan menyesal karena sudah pernah berniat menggugurkan kandungan Donghyuck.

Jika saja hari itu Donghyuck menuruti untuk menggugurkan kandungannya, maka mereka akan kehilangan tiga nyawa bayi mereka sekaligus.

Mark bersyukur karena Jeno datang menyadarkannya atas sikapnya yang keterlaluan selama ini.

"Kenapa Markeu? kau melamun?"

Tanya Donghyuck bingung karena gerakan tangan Mark yang terhenti ketika mengaitkan kancing kemeja di bagian perut Donghyuck

Donghyuck menyetuh wajah Mark bermaksud hendak menyadarkan Mark dari lamunannya, dan hal itu berhasil. Mark mengangkat kepalanya menatap Donghyuck dan seketika itu Donghyuck terkejut ketika matanya bertabrakan dengan mata Mark yang berkaca-kaca.

"Eh ada apa? Kau menangis?"

"Ah, aniya. A--aku hanya memikirkan betapa bodohnya aku memintamu menggugurkan kandunganmu dulu. Ji-jika saja hari itu kau menuruti perkataanku, mungkin sekarang ki---"

"Sssstt kenapa membahas hal ini lagi, eoh? Sudahlah, semua itu sudah berlalu. Yang penting sekarang ketiga bayi kita selamat 'kan? Mereka masih baik-baik saja di dalam sini. Yuk... kau bilang kau akan menyuntikkan hormon itu padaku 'kan? Ayo kita lakukan."

Mark mengangguk dan membawa Donghyuck ke dalam pelukannya, membisikkan kata-kata cinta dan terimakasih pada kekasihnya kemudian melepaskannya dan mengambil peralatan suntik yang ia butuhkan.

Karena mengandung tiga bayi, Donghyuck diharuskan menerima suntikan lebih banyak dari yang seharusnya. Karena itu ia mendapatkan dua sampai tiga kali suntikan dalam seminggu, wajar saja sekarang lingkar dadanya sudah sangat besar dan terasa berat.

"Rileks seperti biasa, eoh..." ucap Mark seraya meletakkan koper besar berisi dua jenis jarum dan berbotol-botol hormon tersebut.

Seperti biasa, Mark memijat lembut dada Donghyuck agar lebih rileks dan lemas. Kemudian ia mengambil jarum suntik dengan tabung yang lebih besar dan mengisi penuh cairan hormon berwarna putih itu. Sementara Mark mengisi jarum tersebut dengan cairan hormon, Donghyuck mengambil bantal dan menyandarkannya di belakangnya, sehingga posisinya lebih nyaman.
Kedua tangannya ia lingkarkan pada perutnya yang tertutup kemeja. Ya, tadi Mark memang hanya mengancingkan kemejanya pada bagian perutnya saja. Bagian dadanya masih terbuka karena memang ia harus menjalani suntikan itu.

"Bekas suntikan kemarin saja belum hilang," gumam Donghyuck saat mendapati bekas-bekas kemerahan pada dadanya yang merupakan bekas suntikan sebelumnya yang ia jalani tiga hari yang lalu.

"Ne, tapi kalau tidak disuntik lagi nanti asupan air susu untuk bayi-bayi kita akan kurang. Air susu ini harus diminum oleh ketiga bayi kita sampai usianya dua tahun sebagai pendamping makanan," jelas Mark.

"Arraseo...aku tahu, makanya aku tidak pernah mengeluh," jawab Donghyuck dengan senyumnya yang mengembang membuat kedua matanya menyipit menjadi segaris lengkung yang manis.

Mark ikut tersenyum mendengar jawaban Donghyuck. Ya, memang selama menjalani proses ini Donghyuck tidak pernah mengeluh sedikitpun.

Meskipun bekas kemerahan di kedua dadanya belum menghilang dan harus kembali menancapkan jarum suntik di tempat yang sama, Donghyuck tidak pernah mengeluh. Ia juga tidak mengeluh saat rasa nyeri menghantam kedua dadanya. Ia hanya menahannya begitu saja meskipun Mark tahu kalau ia merasa sangat tidak nyaman karena terlalu banyak hormon yang disuntikkan ke dadanya.