Ketahuan

131 12 0
                                    

Telepon genggamnya masih menyala dan suara ibunya masih berdenging di seberang sana. Dengan sabar Afaf meladeni segala ocehan ibunya melalui sambungan telepon dengan santai, meski kepalanya terasa pening dan berulangkali ia mengurut pelipis.

"Iya bu, nanti Afaf ke sana. Sekarang Afaf masih ada kerjaan."

"Jangan nanti-nanti atuh neng. Nama-nama tamunya teh mau di ketik hari ini ku si amang na. Cepet tanyain sama Erik, siapa aja yang mau di undang dari pihak dia."

"Tapi teleponnya gak aktif, Bu. Mungkin lagi sibuk kali ngirusin cafe nya."

"Nya samperin atuh!"

"Iya, nanti pas jam makan siang."

"Jangan nanti, sekarang! Ibu teh siang mau arisan tupperware."

"Iya."

"Hayu pergi ya!"

"Assalamualaikum," Afaf mengeluarkan kata pamungkas untuk menyudahi percakapan.

"Waalaikumusalam."

Afaf menghela nafasnya dalam. Ternyata mengurus pernikahan itu lebih rumit daripada mengurus perusahaan.

*****

Dengan sangat terpaksa Afaf meninggalkan pekerjaannya di kantor dan memutuskan pergi ke Cafe Rain. Walau sebetulnya ia masih belum siap menemui Erik setelah pertengkarannya dua hari lalu di cafe ini.

Setelah meyakinkan dirinya, Afaf masuk ke dalam dan menghampiri kasir.

"Mbak, Erik nya ada?"

"Oh, ada mbak di ruangannya, tapi lagi ada tamu. Mau saya panggilkan?"

"Oh, nggak usah. Saya pesen hot cappucino aja, nanti kalau tamunya sudah pulang, tolong bilang sama saya ya."

"Iya mbak."

Kemudian Afaf berbalik matanya menyisir seluruh penjuru cafe, mencari tempat yang kosong. Namun matanya, menemukan sosok yang di kenalnya sedang berjalan keluar dari pintu staff.

"Tante Rika," Afaf sangat antusias melihat sosok Federika Wicaksono, MUA yang ia idamkan untuk pernikahannya nanti. Kan bagus juga, selagi menunggu Erik selesai ia mengobrol dengan tante Rika.

"Tante Rika!"

Refleks wanita berusia 49 tahun ini menoleh ke sumber suara. "Afaf, aduh sudah lumanyan lama ya gak ketemu."

"Iya, tante lagi sibuk gak?"

"Enggak sih, urusan tante sudah selesai tadi."

"Kita ngobrol dulu yuk, tante. Sambil ngopi, kan udah lama juga gak ketemu."

"Boleh deh."

Akhirnya Afaf berhasil memboyong Tante Rika untuk duduk bersamanya menikmati kopi panas.

"Sebetulnya ada yang pengen Afaf omongin sama tante."

"Apa itu? Tante jadi penasaran."

"Rencananya Afaf mau menikah tiga bulan lagi."

Tante Rika menutup mulutnya, kaget. "Ya ampun tante seneng banget ngedengernya."

"Terus, Afaf mau tante yang jadi make up artistnya. Tante mau kan? Kalau masalah tarif nanti kita bicarakan lagi aja."

"Aish, kamu ini! Gak usah ngomongin tarif sama tante, gratis pun tante bersedia banget make up in kamu di hari spesial kamu."

"Beneran nih, tante mau?"

Kapan Nikah?Where stories live. Discover now