Markhyuck Side Part 2

Mulai dari awal
                                        

Donghyuck menerima gelas yang diberikan Mark kemudian menghabiskan seperempat isinya. Ia meletakkan gelas tersebut ke atas meja kemudian berusaha untuk berdiri dan kembali ke kamarnya.

Dengan sigap Mark segera melingkarkan tangannya pada pinggang Donghyuck memapah
namja itu berjalan kembali ke atas.

Sesampainya di kamar, Donghyuck segera memposisikan dirinya berbaring di tempat tidur. Membiarkan Mark merapikan koper besar di sisi kosong tempat tidurnya kemudian meletakkan koper tersebut di atas meja.

Donghyuck hampir memejamkan matanya ketika tiba-tiba ia merasa ranjangnya sedikit bergoyang. Ia segera membuka matanya dan menemukan Mark sudah berbaring di sebelahnya, Donghyuck menatapnya dengan bingung.

"Kau tidak pulang?" Tanya Donghyuck bingung.

"Kau ingin aku pulang?" Tanya Mark tanpa menjawab pertanyaan Donghyuck.

"Aku tidak memaksamu untuk menginap disini. Aku sudah berjanji tidak akan menyusahkanmu lagi, aku sudah berjanji tidak akan menjadi beban untukmu lagi. Terima kasih untuk bantuanmu hari ini, maaf jika aku merepotkanmu." ucap Donghyuck.

"Kau tidak pernah membuatku susah, kau bukan beban untukku. Dan kau sama sekali tidak merepotkanku " ucap Mark lembut.

Donghyuck tidak lagi menjawab ucapan Mark, ia hanya membiarkan Mark berbaring di sampingnya. Tidak sedekat biasanya, kini ada jarak di antara mereka. Keduanya berbaring di ujung tempat tidur, masih terasa sedikit kekakuan di antara mereka.

Donghyuck memutuskan untuk memejamkan matanya, berharap dirinya cepat tertidur. Berbeda dengan Mark, Mark masih membuka matanya lebar. Memandang langit-langit kamar yang dihiasi ukiran-ukiran bintang. Pikirannya kembali berkelana pada kejadian sore tadi, ketika ia menemukan Donghyuck tengah kesakitan seorang diri. Seandainya ia tidak datang tadi sore, mungkin selamanya ia tidak akan pernah menemukan Donghyuck lagi.

Sekarang dirinya dilanda keraguan, bingung apa yang harus ia lakukan. Donghyuck sudah menjalani proses penanaman rahim itu, bukankah seharusnya ia senang dan mereka kembali bersama? Sejujurnya ia memang senang, tapi bersamaan dengan itu ada sebersit rasa kecewa dan marah di dalam hatinya. Ia kecewa dengan Donghyuck yang seperti bermain dengan perasaannya, ia benar-benar merasa sangat terluka ketika Donghyuck menolak keinginannya dulu. Tapi, bukankah Donghyuck juga terluka?

'Srekk'

Lamunannya terhenti ketika ia mendengar suara laci yang terbuka. Dilihatnya Donghyuck tengah mengambil sebuah botol berwarna putih dari dalam laci pada nakas di samping tempat tidur. Donghyuck membuka botol tersebut dan menambil dua butir obat dari dalamnya.

Mark segera merebut botol berwarna putih tersebut sebelum Donghyuck kembali meletakkannya di dalam laci.

"Alprazolam kau gila?!" Teriak Mark terkejut setelah ia membaca label dari botol putih tersebut. Mark segera merebut dua butir obat yang masih digenggam Donghyuck, ia segera membawa obat beserta botol tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

"Kau tahu obat itu berbahaya. Sejak kapan kau butuh obat penenang seperti itu?!" Tanya Mark. Ia sedikit menaikan nada suaranya membuat nyali Donghyuck menciut seketika.

Mark membuka laci tempat Donghyuck menyimpan obat tersebut, ia menemukan beberapa botol obat penenang lainnya. Beberapa di antaranya bahkan memiliki dosis yang sangat tinggi dan membuat ketergantungan. Dengan cepat Mark mengambil seluruh isi laci tersebut kemudian melemparnya ke dalam tempat sampah.

Mark kembali menghampiri Donghyuck yang masih terbaring di atas tempat tidur, Mark duduk di samping Donghyuck, mengusap pipinya lembut.

"Sejak kapan kau mengkonsumsi obat-obatan seperti itu, hm? Kau tahu itu berbahaya." ucap Mark lembut, tangannya masih terus mengusap pipi pucat Donghyuck yang terasa dingin.

"Satu bulan, aku baru mengkonsumsinya satu bulan belakang ini." Jawab Donghyuck pelan. Donghyuck memutar pandangannya menghidari mata Mark.

'Satu bulan? Bukankah itu waktu yang sama ketika mereka berpisah. Berarti Donghyuck mulai meminum obat-obat itu setelah kami berpisah. Tapi, kenapa?' batin Mark bingung.

Mark masih terus berusaha menatap mata Donghyuck lekat, sekalipun Donghyuck terus memalingkan matanya ke arah lain.

"Kenapa? Kenapa meminum obat seperti itu? Kau tahu itu berbahaya, kau tahu itu bisa merusak tubuhmu sendiri." ucap Mark. Ia masih mempertahankan kelembutan pada setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"A--aku tidak bisa tidur. Sejak kau pergi, sejak kita berpisah, aku tidak pernah bisa tidur. Setiap menutup mata rasanya seperti mendengar suara-suara yang menyalahkanku .. hiks a-aku takut Mark hikss .. Aku takut hiks..hiks..." Ujar Donghyuck tersendat-sendat.

Mark cukup terkejut mendengar penuturan Donghyuck, dihapusnya air mata yang membanjiri wajah pucat Donghyuck dengan ibu jarinya.

"Ssstt sudah, mulai sekarang kau tidak akan mendengar suara-suara itu lagi. Sudah, uljima aku disini." Bisik Donghyuck lembut. Tangannya tidak berhenti mengusap-usap rambut Donghyuck, berusaha menenangkan namja yang terlihat sangat rapuh itu.

Mark segera berbaring di samping Donghyuck, menarik namja itu ke dalam rengkuhannya. Menjadikan lengan kanannya sebagai bantalan untuk Donghyuck. Membiarkan Donghyuck menyurukkan kepalanya ke dalam perpotongan leher Mark, menghirup habis aroma tubuhnya yang begitu dirindukan Donghyuck.

Tangisan Donghyuck mulai mereda berganti dengan isakan-isakan kecil. Mark menurunkan satu tangannya ke punggung Donghyuck, mengusap punggung sempit itu berulang kali, menyalurkan kehangatan yang ia miliki.

"Seandainya aku tidak menemukanmu hari ini, mungkin selamanya aku tidak akan melihatmu lagi dan aku akan menyesali itu." gumam Mark pelan. Ya, seandainya Mark tidak datang ke apartemen Donghyuck, mungkin yang akan ia temui nanti hanyalah tubuh Donghyuck yang sudah dingin, tanpa roh.

"Jika aku mati, aku tidak akan merasa sakit ketika kau menemukan penggantiku. Itu lebih baik." racau Donghyuck berbisik.

Mark segera mengeratkan pelukannya, memberitahu Donghyuck bahwa ia tidak akan mencari pengganti namja kurus itu. Selamanya hanya Donghyuck yang mampu menempati ruang kosong di hatinya.

"Sudah, jangan berbicara yang tidak-tidak. Tidurlah, kau sangat lelah hari ini. Aku tidak mau melihat wajahmu semakin pucat besok pagi" ucap Mark lembut.

Chup

Mark memberikan kecupan hangat pada dahi Donghyuck kemudian ia menarik selimut dengan kakinya, menyelimuti tubuh Donghyuck dan tubuhnya sendiri.

"Saranghae." bisik Mark namun tidak terdengar oleh Donghyuck karena namja itu sudah jatuh terlelap.

Mark ikut memejamkan matanya, menyusul Donghyuck ke dunia mimpi. Melepaskan segala penatnya hari ini, melepaskan berbagai keterkejutan yang ia dapat hari ini.



Okee konflik pembuka sudah selesai❤️
Masih ada konflik lain lagi hehehehe....

























































To Be Continued....

With Our Love 💕

Aileenpark94
&
Jiesugichigasaki12

3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang