3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]

Markhyuck Side Part 2

Posisi Mark yang membelakangi Donghyuck membuat namja tampan itu tidak menyadari Donghyuck tengah menahan sakitnya.

"Aaa-- jinjja? A--aku lupa belanja sepertinya " ucap Donghyuck susah payah. Ia berusaha menetralkan suaranya agar Mark tidak menyadari ada yang aneh meskipun suara yang keluar tetap saja terdengar sedikit parau namun sepertinya Mark tidak memusingkan itu.

Donghyuck masih mencengkram perutnya dengan tangan kanan sementara tangan kirinya ia gunakan untuk membekap mulutnya sendiri. Nafasnya kembali memburu ketika rasa sakit yang melanda semakin menggila, Donghyuck mulai memejamkan matanya erat ketika pandangannya terasa kabur. Yang masih dapat ia dengar dengan jelas hanyalah suara benturan panci yang ditimbulkan Donghyuck.

Donghyuck berusaha untuk tetap terjaga, sekalipun rasa pusing terus menghantam kepalanya bersamaan dengan perutnya yang terus terasa sakit. Namun usahanya tidak sia-sia, sekitar 10 menit kemudian sakit di perutnya mulai mereda. Begitu pula dengan sakit di kepalanya, hanya tersisa sedikit rasa pusing yang melanda namun bisa ia tangani. Nafasnya yang memburu berangsur-angsur mulai kembali tenang.

Donghyuck membuka kedua matanya secara perlahan, yang pertama kali ia tangkap adalah sosok Mark yang masih sibuk di depan kompor. Ia tersenyum miris menyaksikan punggung kokoh Mark yang berlalu lalang. Sekalipun Mark menemaninya hari ini, ia tetap tidak yakin pria itu akan kembali ke dalam pelukannya.

Ditambah lagi Mark terlihat marah sekali saat mengetahui ia melakukan penanaman rahim setelah mereka berpisah.

Sejujurnya ia cukup terkejut ketika Mark begitu marah tadi, namun lambat laun ia mengerti. Jika ia berada di posisi Mark mungkin ia akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Mark. Lebih tepatnya Mark teramat sangat kecewa dengan dirinya.

"Cha, makanmu sudah siap.." ucap Mark membuyarkan lamunan Donghyuck. Dirinya bahkan tidak sadar kalau Mark sudah meletakkan semangkuk bubur di depannya. Mark mengulurkan sendok, berniat untuk menyuapi Donghyuck namun Donghyuck menahannya.

"A--aku bisa sendiri. Kau tidak makan?" Tanya Donghyuck seraya mengambil sendoknya yang masih dipegang Mark. Donghyuck tidak melihat makanan lain di atas meja kecuali semangkuk bubur di hadapannya.

"Baiklah. Aku akan makan. Kita makan bersama." ucap Mark kemudian segera beranjak kembali menuju dapur dan mengambil semangkuk bubur untuk dirinya sendiri.

Mark hanya membuat makanan simpel, sesuai dengan isi kulkas Donghyuck. Hanya bubur dengan campuran telur. Setidaknya hari ini Donghyuck mendapatkan asupan makanan, lebih baik daripada tidak sama sekali.

Donghyuck mulai menyendok bubur dihadapannya. Tangannya masih sedikit gemetar karena tidak memiliki tenaga, namun ia berusaha untuk memakan buburnya sendiri tanpa bantuan Mark. Setidaknya ia harus terbiasa karena mungkin setelah ini Mark tidak akan sudi untuk membantunya lagi.

"Setelah ini kau langsung istirahat." ucap Mark ketika ia telah menyelesaikan makannya.

Mark segera mengangkat mangkuk kosong miliknya dan meletakkannya di wastafel bersamaan dengan perabotan kotor lainnya yang tadi ia gunakan untuk memasak bubur. Donghyuck sendiri masih sibuk menyantap buburnya yang terasa sangat hambar di lidahnya. Namun ia tidak mau membuat Mark khawatir, ia terus menghabiskan bubur tersebut dengan susah payah.

"Kau sudah selesai?" tanya Mark sekembalinya ia dari mencuci perabotan kotor tadi. Dilihatnya bubur Donghyuck masih tersisa sedikit namun sepertinya namja itu tidak sanggup lagi menghabiskan sisanya.

"Sudah, tidak perlu dihabiskan. Aku tahu nafsu makanmu belum kembali seutuhnya. Minumlah." ucap Mark seraya mengambil mangkuk bubur milik Donghyuck kemudian menyodorkan segelas air putih untuknya.