3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]

Wangjun Side Part 4

Seharusnya ia sudah melakukan itu sejak lama tapi selama ini ia sibuk bekerja sehingga ia tidak ada waktu luang untuk melakukan hal semacam itu. Dan sekarang saat ia memiliki banyak waktu luang kekasihnya justru membuatnya menggagalkan acara senam hamil hari ini.

"Aegya ayo kita beri pelajaran untuk appa. Eomma kesal sekali dengan appa-mu itu" adu Renjun pada bayi yang ada di dalam kandungannya. Sembari mengusap-usap perut buncitnya, Renjun segera keluar dari apartemen dan menuju lift yang ada di ujung lorong. Renjun menekan tombol 'L' yang tertera di dinding lift ia memutuskan untuk turun di lobby utama apartemen dan menggunakan jasa taxi untuk mengantarnya menuju S.I.O.H. Jika biasanya ia akan mengendarai mobil miliknya sendiri belakangan ini Renjun lebih memilih memakai taxi atau meminta Karry untuk mengantarnya kemanapun ia pergi. Semua ini ia lakukan untuk keselamatan bayi di kandungannya.
Sesampainya di lobby, Renjun segera keluar dari pintu utama apartemen dan segera memasuki salah satu taxi yang berjejer di sana. Hanya dengan menujukkan kartu identitas S.I.O.H sopir taxi itu segera mengerti dan melajukan mobil berwarna hitam itu menuju tempat yang dimaksud.

Tidak sampai 30 menit, Renjun tiba di S.I.O.H dan segera masuk ke ruang kerja Karry di lantai 9. Renjun kembali berjalan dengan cepat menuju lift tidak peduli dengan kedua kakinya yang mulai terasa sakit karena dipaksa berjalan cepat sejak tadi. Renjun kembali melangkahkan kakinya memasuki lift dan keluar dari tabung kaca itu ketika tiba di lantai yang ia tuju.

"Ya! Karry Wang Junkai kau membuatku kesal hari ini kau bahkan mengacaukan acara senamku tadi. Rasakan ini!.." teriak Renjun begitu ia tiba di ruangan Karrt, ia segera melontarkan pukulan-pukulan yang cukup kencang pada tubuh Karry.

Bug!

Bug!

Bug!

"Ya astaga chagi hentikan aw.. aww.. hey hentikan Njun.." ucap Karry sambil menahan sakit akibat pukulan yang diberikan Renjun di tubuhnya. Ia segera menangkap kedua tangan Renjun sebelum Renjun kembali melanjutkan serangan-serangan yang membabi-buta itu.

"Eoh kau pikir aku tidak bisa menghajarmu dengan kau menahan tanganku ini?" Renjun bersiap mengayunkan kakinya untuk menendang Karry namun gerakannya terhenti saat merasa perut bagian bawahnya terasa ngilu ketika ia mengayunkan kakinya dengan kencang tadi.

"Njun gwaenchanha ? kau tidak main-main kan? " tanya Karry panik ketika melihat Renjun membelalakkan matanya dengan posisi badan yang membungkuk seakan merasakan sesuatu pada perutnya.

"Sayang, junkai perutku.." lirih Renjun ketika ngilu yang ia rasakan semakin menjadi. Karry segera memapah Renjun untuk duduk di kursi kerjanya sementara dirinya berlutut di depan Renjun dan mengusap perut buncit Renjun.

"Lihat apa yang kau lakukan kau hampir saja mencelakakan bayi kita. Lagipula mana ada seorang yang sedang hamil menendang-nendang sepertimu tadi" ucap Karry dengan kesal karena tindakan gegabah Renjun tadi.

"Ish kenapa kau memarahiku? Ini semua kan karenamu. Kalau kau tidak berkata yang tidak-tidak seperti tadi aku juga tidak akan melakukan hal gegabah itu. Sudah jangan pegang perutku lagi bayiku tidak mau dipegang-pegang olehmu. " kesal Renjun sambil menampik tangan Karry dari perutnya.

"Aku tidak bermaksud memarahimu Renjunie. Aku hanya ingin kau tahu kalau tindakanmu tadi hampir mencelakakan bayi kita. Perutmu masih sakit?" tanya Karry memastikan meskipun ia sendiri dapat melihat keadaan Renjun yang tidak lagi meringis seperti tadi.

"Tidak" jawab Renjun singkat.

Nada ketus terdengar jelas dari satu kata yang ia ucapkan namun Karry memaklumi itu karena ia sendiri sadar hampir saja memarahi Renjun tadi. Toh, dari awal memang ia yang salah karena sudah berkata yang tidak-tidak hanya untuk mengerjai Renjun.