Wangjun Side Part 3

Start from the beginning
                                        

Renjun mengamit satu tangan Karry yang sedari tadi mengecek tubuhnya dan meletakkan tangan kekasihnya itu di atas perut buncitnya membuat Karry terdiam dan memandang Renjun bingung.
"Waeyo? " tanya Karry bingung karena perlakuan Renjun yang tiba-tiba.

"Coba kau rasakan" ucap Renjun.

Karry segera mengusap-usap perut Renjun biasanya jika ia mengusapnya seperti ini bayi di dalam perut Renjun akan memberi respon berupa tendangan kuat dari dalam. Tapi kini setelah beberapa lama mengusap perut Renjun tidak ada satu tendanganpun yang menyapa tangannya.

"Uri aegya ini appa bergeraklah sayang.." ucap Karry mencoba memancing gerakan dari bayinya.

Karry menempelkan kedua tangannya pada perut Renjun mencari-cari gerakan yang ditimbulkan bayinya.

Dug!

Tendangan pelan dan lemah kembali menyapa perut Renjun untuk kedua kalinya dan kali ini juga dirasakan langsung oleh Karry. Karry yang tadinya tersenyum senang kini mulai khawatir ketika menyadari tendangan yang diberikan bayinya bukan tendangan yang biasa ia rasakan.
"Eoh? Pelan sekali. Karena ini kau memintaku kemari? "

"Nde apa bayi kita baik-baik saja? " tanya Renjun khawatir.

"Hm aku juga tidak tahu. Tapi Njun wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit hm? " tanya Karry begitu menyadari wajah Renjun tidak semerona biasanya. Pipi tembamnya yang biasa dihiasi rona merah muda kini terlihat putih pucat bibirnya yang biasa merah merekah juga terlihat pucat dan kering.

"Hah? aku memang merasa lelah tapi kupikir tidak sampai pucat." ucap Renjun sambil memegang wajahnya sendiri.

"Mungkin kau kelelahan seharusnya kau memang lebih banyak istirahat. Apalagi kandunganmu sudah melewati enam bulan seharusnya kau memang sudah cuti. Tapi tadi Jeno sudah memberitahuku minggu depan kau sudah bisa mengambil cutimu karena sudah ada orang yang akan menggantikanmu kajja kau berbaring di sofa saja. " ajak Karry sambil membantu Renjun berdiri dan membawa kekasihnya itu menuju tengah ruangan dimana terletak sofa besar yang tentu saja jauh lebih nyaman untuk Renjun beristirahat.
Namun baru dua langkah mereka beranjak. Karry dikejutkan oleh tubuh Renjun yang tiba-tiba limbung ke arahnya. Untung saja Karry memegang erat bahu Renjun sehingga kekasihnya itu tidak sampai jatuh ke lantai.

"Akh.." ringis Renjun seraya memegang kepalanya.

"Sayang gwaenchanha ?" tanya Karry panik namun masih tetap berusaha membawa kekasihnya itu ke sofa di tengah ruangan dan membantu Renjun duduk di sana.

"Akh...kepalaku pusing sekali Jun.." keluh Renjun masih tetap memijit-mijit kepalanya yang ia rasa pusing.

"Sebaiknya kau diperiksa saja wajahmu semakin pucat sayang. " ucap Karry sekaligus kembali memapah Renjun untuk dibawanya ke ruang pemeriksaan di lantai 2. Renjun yang memang sudah lemas hanya bisa menuruti ajakan Karry tanpa menolaknya.

Kini keduanya sedang menunggu pintu lift terbuka. Renjun sudah benar-benar lemas hanya bisa bersandar pada tubuh Karry. Karry bedecak kesal entah mengapa lift yang mereka tumpangi terasa lama sekali padahal lift tersebut merupakan lift tercepat dan biasanya tidak membutuhkan waktu sampai satu menit untuk menuju lantai dasar.

Ting!

Akhirnya suara dentingan lift menandakan mereka telah tiba di lantai 2 dimana tempat pemeriksaan berada. Pintu lift terbuka dan keduanya berpapasan dengan Jeno yang hendak masuk ke dalam lift.

"Eoh... Karry hyung Renjun-ah. Eh, Renjun kenapa hyung?." Tanya Jeno ketika menyadari Renjun terlihat tidak sehat dan begitu lemas.

Tanpa diminta Jeno segera membantu Karry memapah Renjun dan membawa namja imut itu ke ruang pemeriksaan Jung uisa seorang dokter yang sudah menjadi dokter pribadi Renjun.

3 IN 1 : PREGXPERIMENT [Nomin + Wangjun + Markhyuck]Where stories live. Discover now