1 | Prolog

2K 84 21
                                    

"Sebuah pertemuan singkat, untuk kisah yang panjang. Berhati-hatilah, Tuhan tidak pernah mempertemukan seseorang tanpa sebab."

🎨🎨🎨

Sret ... sret ... sret ...

Setiap goresan pensil yang diciptakan terbentuk menjadi sesuatu yang indah. Menari mengikuti irama. Mengeluarkan suara yang khas. Gadis itu bersenandung menikmati setiap goresan yang ia buat di atas kertas. Wajahnya terlihat begitu menikmati apa yang sedang ia lakukan. Wajah cantiknya begitu serius menuangkan perasaan yang ia rasa pada sang kertas. Angin yang berhembus meniup tiap helai rambutnya. Membuat kharismanya semakin terlihat indah seperti lukisannya.

"HASYA!"

Sret ...

"Ah?" Seseorang datang mengejutkannya. Membuat goresan yang seharusnya mengikuti alur sketsa sekarang tergores keluar. Ia menatap garis tebal itu tercoret sampai sudut sketchbook. Tak marah, ia hanya membuang napas gusar sambil mulai menghapus goresan yang seharusnya tidak ada di sana.

"Ada apa?" tanya Hasya sibuk menggerakkan penghapus ke kiri dan ke kanan.

"Oh? Maaf, apa aku mengejutkanmu?" tanya Gadis itu tersenyum senang. Ia tak merasa bersalah, karena tujuan awalnya memang untuk mengejutkan Hasya.

"Seperti yang kamu inginkan, Oly." terang Hasya mengetahui tujuan Olyvia.

"Hehehe ... Kenapa kamu selalu menyendiri dan melakukan hal yang sama setiap saat?" Oly meletakkan beberapa makanan dan minuman di atas meja. Ia mulai memakan makanannya dan menatap lukisan Hasya. Ia selalu terkesima melihat goresan yang Hasya buat. "Indah, seperti orangnya," gumam Oly.

"Terima kasih, Oly."

"Iya, sama-sama. Aku memang selalu terkesima melihat lukisanmu. Bagaimana portofoliomu? Apakah berjalan lancar?"

"Iya, walaupun kurang memuaskan."

"Hmm ...," Oly hanya bergumam dan menganggukkan kepalanya. "kamu beruntung sekali, kamu pintar, mempunyai skill menggambar, dan cantik. Aku yakin kamu diterima di Universitas yang kamu impikan." Oly terlihat murung merenungi nasipnya. Ia merasa dirinya begitu bodoh dan tak memiliki skil sama sekali. Padahal Oly gadis yang tergolong pintar dan cantik.

Mendengar apa yang Oly katakan, Hasya terdiam sejenak. Ia sangat keberatan dengan apa yang Oly katakana. Ia merasa tak pantas mendapat pujian berlebihan seperti itu. Karena Hasya sendiri menatap dirinya sangat lemah dalam segala bidang. Yang ia bisa, hanya berusaha sekeras mungkin, agar orang-orang tak meremehkan dirinya.

"Oly, bisa hentikan omong kosongmu? Berhenti membandingkan dirimu denganku. Aku tahu kamu jauh lebih beruntung dariku. Jadi, jangan merendah untuk ditendang, Oly."

"Haha ... Aya ... Aku semakin menyukaimu," ujar Oly mulai memeluk tubuh Hasya erat. Oly begitu menyukai sifat Hasya yang seperti itu.

"Iya, iya, aku tahu. Berhenti memelukku!"

"Aku masih ingin memelukmu, sebentar lagi kita akan berpisah. Kamu pasti akan memiliki teman selain aku. Bisa saja kamu melupakanku, dan tak ingin berhubungan lagi denganku." oceh Oly.

"Aku janji tidak akan melupakanmu. Kita masih bisa bertemu, 'kan?"

"Hmm ..."

****

Hasya mulai mengetikkan jarinya di atas laptop. Membuka link pengumuman SNMPTN. Sebelum membuka, Hasya terdiam sejenak. Jantungnya berdegub kencang. Ia merasa khawatir apa yang tertulis di dalam sana. Perlahan, Hasya mulai membukanya. Jantungnya berdebar melihat warna hijau tertampang jelas di layar laptop. Senyum senangpun terlihat jelas. Hasya langsung berdiri dan melompat ke atas kasur. Ia mulai memeluk erat bantal guling dan berguling ke sana ke mari. Ia senang di terima di universitas yang sangat ia impikan.

MY FEMALE LEADWhere stories live. Discover now