LALA POV
Hari ini suasana di taman kampus sangat nyaman, entah kenapa rasanya gue ingin disini sedikit lebih lama. Akhirnya gue putus kan duduk di taman kampus dan sesekali memejamkan mata gue. Belum ada kayaknya gue nutup mata 5 menit udah ada aja orang yang berisik di samping gue.
"Wow, lama gak ketemu ternyata masuk kuliah disini lo?" percakapan orang itu yang gak gue tau lagi ngomong sama siapa tapi gue ngerasa pernah dengar suara ini tapi gue abaikan gitu aja. "Lo sengaja masuk kesini karena Aciel?" ucapnya membuat gue langsung buka mata dan langsung berdiri kaget siapa yang sekarang ada di hadapan gue.
"Tita." Kata gue kaget. Tolong dong ini apalagi, sudah cukup gue ketemu Aciel dan sekarang gue harus ketemu Tita di sini.
"Sekaget itu ketemu gue?" tanya Tita ke gue sambil menyeringai seperti dapat mangsa baru membuat gue bergidik ngeri.
"Lo ngapain disini?" tanpa menjawab pertanyaan Tita gue balik bertanya.
"Ya gue kuliah disinilah, baru selesai liburan. Btw panggil gue kakak! Disini gue senior lo dan gue juga peringatkan ke lo jangan mengambil perhatian Aciel. Cukup malam keakraban lo gue biarkan." Ucapnya kemudian langsung pergi begitu saja dan menyenggol badan gue dengan sengaja.
Gue kaget banget, bagaimana dia tau kalau saat malam keakraban gue sempat bareng dengan Aciel. Sepertinya Tita tau dari temannya yang gak gue tau siapa.
Selama dikelas gue terus melamun dan kefikiran Tita seakan masa lalu gue mengikuti gue.
FLASHBACK
Orang tua gue sudah sangat lama berteman baik dengan orang tua Aciel/Uyoun. Sejak kecil kami sangat dekat sampai Uyoun sering bilang ke gue "Uyoun akan selalu ada untuk Lala." "Uyoun sayang Lala." kalimat-kalimat itu selalu diucapkan Uyoun jika kita bertemu. Sampai pada saat Uyoun masuk SMP dan saat kelas 8 Uyoun mengenalkan Tita ke gue. Uyoun mengenalkan Tita ke gue sebagai sahabatnya, diawal perkenalan Tita sangat baik dan membuat gue merasa seperti memiliki seorang kakak perempuan.
Ketika gue SMP kelas 12 semester akhir, gue sangat jarang ketemu Uyoun begitu juga dengan Tita. Hari-hari gue disibukkan dengan les bimbingan agar bisa mencapai target ke SMA yang terbaik dimana Uyoun dan Tita juga berhasil masuk kesana. Walaupun jarang ketemu, Uyoun selalu menjaga komunikasi dengan gue. Selalu nanya kabar dan memberi semangat ke gue. Uyoun itu seperti teman rasa pacar.
Akhirnya ketika gue diumumkan berhasil masuk ke SMA yang sama dengan Uyoun, gue bahagia banget. Orang yang pertama gue kasih kabar adalah Uyoun dan dia juga senang banget begitu gue kabari. Uyoun nemenin gue buat beli perlengkapan sekolah dan mengurus semuanya barengan. Setelah sebulan di SMA, Uyoun nembak gue dan kita pun jadian.
Satu sekolah yang awalnya biasa saja dengan hubungan gue dan Uyoun akhirnya mempertanyakan Uyoun kenapa bisa jadian sama gue sementara Uyoun selalu bareng dengan Tita. Dan Uyoun pun sudah menjelaskan jika Tita adalah sahabatnya, akan tetapi Uyoun jadi di anggap sangat jelek oleh satu sekolah, begitu pula gue dianggap sebagai perusak hubungan Uyoun dan Tita. Gue curiga ini pasti ada yang nyebar hal-hal yang gak benar tentang Uyoun dan gue, tapi gue saat itu tidak terlalu peduli karena gue lebih mempedulikan hubungan gue dan Uyoun yang begitu bahagia. Saat itu pun yang baru tau hubungan gue cuma Uya dan Hangyul.
Seminggu setelah kejadian di sekolah rencananya saat makan malam nanti Uyoun dan gue sepakat buat kasih tau orang tua kita kalau kita menjalin hubungan. Akan tetapi saat disekolah, ketika suasana kantin tidak begitu ramai, di pojok kanan kantin ada Uyoun dan Tita yang sedang menanti gue. Gue melihat ke arah Tita, mukanya terlihat pucat dan gak bersemangat berbeda dari biasanya.
"Maaf ya tadi Lala ke toilet dulu." kata gue dan langsung duduk di depan Uyoun karena disamping Uyoun sudah ada Tita. "Oiya, Uyoun mau ngomong tentang apa? Kenapa kak Tita juga ada? Bukan soal hubungan kita ya?" tanya gue penasaran tapi ada yang berbeda dari ekspresi Uyoun, tapi gue gak mau terlalu suudzon.
"La, kita putus saja." kalimat yang keluar dari mulut Uyoun seketika membuat otak gue lumpuh tidak bisa mencerna maksud dari 4 kata tersebut.
"Kenapa?" tanya gue lirih, seakan masih tidak percaya dengan apa yang gue dengar.
"Aku terlalu terburu-buru dengan perasaanku. Maafin aku." kalimat yang begitu sangat sulit di mengerti.
"Aku gak ngerti, maksud kamu apa? Kamu terburu-buru apanya?" tanya gue seakan ingin mendapatkan penjelasan yang bisa gue terima.
"Aku sayang ke kamu cuma sekedar teman dan gak lebih." kata Uyoun membuat pertahanan dalam diri gue yang sudah gue tahan sejak tadi akhirnya runtuh, air mata gue jatuh begitu saja.
"Kenapa gak ngomongin berdua saja, kenapa harus ada kak Tita? Maaf kak, akunya nangis." tanya gue ke Uyoun dan bodohnya gue pun minta maaf ke Tita karena menangis dan Tita hanya bilang gak apa-apa tapi dengan senyuman bahagia membuat gue merasa aneh.
"Tita ada disini karena..." Uyoun gak bisa melanjutkan perkataannya. "Aku dan Aciel sudah resmi jadian La. Aku dan Aciel gak pengen nutupin dari kamu." perkataan Uyoun dilanjutkan oleh Tita dan sangat mengejutkan gue. Seperti di tusuk dua pisau di satu tempat.
Hangyul dan Uya akhirnya mengetahui kejadian itu setelah makan malam keluarga berakhir. Uyoun membawa Tita ke acara makan malam keluarga Volker dan Atmajaya tidak lupa pula Tita di perkenalkan sebagai pacarnya Uyoun membuat Hangyul dan Uya melotot ke arah gue, gue hanya bisa mengalihkan pandangan gue.
Seminggu kemudian hubungan gue dan Uyoun sudah biasa saja, tapi Tita tidak suka gue berhubungan apa pun dengan Uyoun sampai suatu ketika gue di fitnah oleh Tita. Gue di tuduh berbuat jahat ke Tita dengan mengirimkan bangkai tikus dan tulisan "Putuskan Uyoun." Padahal gue tidak pernah melakukan hal seperti itu, sehingga satu sekolah membenci gue. Masa terpuruk gue berawal dari sini, Uyoun percaya Tita dan saat itu Uyoun sangat membenci gue dan tidak percaya gue melakukan hal jahat ke Tita.
Gue gak bisa menjelaskan apapun karena semua orang sudah gak percaya sama gue, yang hanya mengerti gue cuma Hangyul dan Uya. Gue jadi banyak termenung dan jarang makan, setiap di sekolah gue dijauhin, sering di bandingkan dengan Tita. "Padahal Tita baik ya sama dia tapi dia jahat banget." "Pantesan Aciel milih Tita, cantik doang mah gak guna kalau kelakuan iblis." hal-hal seperti ini setiap hari gue dengar.
Terkadang di sekolah ketika gue ketemu Uyoun gue hanya bisa menghindarinya dan ada saat dimana Uyoun menghentikan gue. "Kamu kenapa kurusan banget akhir-akhir ini?" tanya Uyoun ketika itu.
"Bukan urusan lo." jawab gue dan langsung melepas tangan Uyoun.
Saat pulang sekolah ada 4 orang cewek nyamperin gue dan mereka bilang gue di cari pak Karta, ingin menanyakan soal dana sumbangan dari orang tua gue. Gue pun akhirnya masuk lagi, tapi begitu sudah melewati pintu utama sekolah gue langsung di seret 4 orang cewek tadi. Gue kaget banget begitu gue di bawa ke belakang sekolah ternyata sudah ada Tita disana.
Tiba-tiba gue langsung di tampar sama Tita. Tamparan yang begitu panas seolah melampiaskan seluruh kemarahannya disana. Gue yang gak terima langsung nonjok Tita karena kelakuannya sudah kelewatan banget. Gue pun gak menyangka kalau bibir Tita berdarah kena tonjokan gue. Dan akhirnya teman-temannya Tita megangin gue dan disaat itu lah gue habis ditonjok Tita, bukan hanya bibir gue tapi perut gue juga, rambut gue di jambakin sama temannya dan bagian paha gue di tendang sama temannya. Ini benar-benar pengeroyokan, gue gak sanggup jika sendirian.
"Lepasin dia, jangan terlalu di hajar. Ini peringatan terakhir dari gue. Jangan deketin Aciel! Jangan biarkan dia ngedeketin lo!" Ancam Tita.
"Gue salah apa sama lo? Gue salah apa Anjing?!" Tanya gue yang udah lemah banget tapi masih sok kuat banget.
Rambut gue di jambak lagi dengan kasar banget sama Tita dan bilang "Salah lo itu karena lo terlahir sebagai orang terdekatnya Aciel dan gue gak suka! Paham lo!" lalu di hempaskan gitu aja gue ke tanah dan mereka pergi. Ya, mereka pergi dengan santai dan seperti gak ada kejadian apa-apa.
Sesampainya di rumah Hangyul benar-benar marah melihat kelakuan Tita, saat itu orang tua gue lagi ke luar negri jadi gak tau kejadian ini. Hangyul yang membawa gue ke dokter dan langsung di visum lalu di obatin. Gue heran kenapa hangyul minta gue di visum "Buat jaga-jaga, Abang gak mau hal mengerikan kejadian lagi. Cukup hari ini." itulah kata Hangyul dan hanya gue iyakan.
________________________________
Karena part 7 kepanjangan jadi aku bagi jadi 2.
Terima kasih untuk yang sudah membaca cerita ini ya :)
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca! :)
Regards, Paw
YOU ARE READING
It Can't Always be The Same
Short StoryDia! Orang yang ingin ku lupakan kembali hadir dalam hidupku. -Lala Semua tidak akan pernah sama lagi, tapi perasaan tidak ada yang tahu. - Aciel ~~~ My first story about Cho Seungyoun. Hope you like it! :) Happy reading to all of you <3
