Part 5

2 2 0
                                        

Sesampainya di resto, keluarga Lala langsung memasuki tempat yang sudah di pesan terlebih dahulu. Siapa sangka begitu masuk sudah ada keluarga Atmajaya disana sedang menanti mereka. Lala terlihat begitu canggung karena setelah sekian lama tidak bertemu dengan keluarga Atmajaya.

"Ya ampun Lala, lama gak ketemu semakin cantik ya." Kata Tante Areum yang berjalan ke arah Lala dan memeluknya dengan sayang. Lala pun membalas pelukan Tante Areum "Terima kasih Tan."

Kemudian Lala menghampiri Om Griffin dan menyalam tangannya. "Lala sibuk terus ya, udah lama gak ketemu. Tapi semua berjalan baik kan?" tanya om Griffin.

"Iya Om, akunya sibuk. Maaf ya baru bisa ketemu sekarang." Kata Lala pada Om Griffin dan di balas oleh senyuman.

Lala juga menghampiri Uya dan langsung di peluk sama Uya. "Abis samperin aku, jangan lupa samperin El juga." bisik Uya di telinga nya Lala. Bikin Lala menggeleng kecil. "Ya sudah, nantinya pada curiga loh, emang mau ditanyain?" bisik Uya lagi dan sukses membuat Lala mengangguk menandakan iya.

"Udah sih Vinn meluk adik gue, lama bener." Sewot Hangyul yang membuat orang tua mereka tertawa. Dan Vinn melepaskan pelukannya.

"Kamu ini, kan kamu juga kalau di rumah berantem ini sama adek." Bunda nyubit Hangyul pelan.

"Ya tetap saja aku kan sayang adek Bun." balas Hangyul.

"Bohong banget sih Abang." bantah Lala sambil mencibir, membuat Hangyul sebel.

"Tau nih Hangyul, kan Lala adik gue juga." Balas Vinn gak mau kalah.

"Sudah-sudah, emang gitu kalau anak cewek sendiri jadinya di rebutin buat di sayang. Senang lihat kalian saling menjaga." kata Tante Areum membuat mata Lala sendu, kemudian Hangyul dan Vinn saling melirik satu sama lain. Sedangkan Aciel hanya menundukkan kepalanya.

"Iya ya Reum, bahagia banget kalau suasananya seperti ini. Lala itu Aciel nya di samperin." Kata Bunda membuat Lala sadar dari kesenduannya.

"Bukan Aciel Bun, Lala manggilnya Uyoun nah kalau Vinn di panggil Uya. Bunda lupa-lupa mulu nih." Jelas Ayah dengan semangat ke Bunda membuat Bunda hanya tertawa kecil.

~~~

LALA POV

Duh Ayah nih, gak perlu dijelasin gitu. Gue lagi gak pingin manggil dia dengan sebutan Uyoun. Mau gak mau malam ini harus manggil dia Uyoun deh. Gue menghampiri Uyoun yang masih berdiri di samping kak Uya. Begitu pas di depannya, Uyoun tersenyum dan langsung memeluk gue. Uyoun memeluk gue begitu erat, membuat gue membeku sejenak. Gue mencoba untuk melepaskan pelukan Uyoun tapi gagal. "Please, sebentar aja." Bisik Uyoun.

"Gak mau." Jawab gue langsung. Tapi gak di gubris sama sekali, begitu gue mau mendorong badannya menjauh eh malah di lepas duluan. Bikin gengges banget nih anak. Gue mau balik ke sebelah Abang malah kak Uya udah berdiri disana. Sejak kapan kak Uya pindah? Gue menatap tajam ke arah kak Uya dan Abang sambil berjalan ke arah mereka, tapi tangan gue langsung di tahan dan di tarik ke sebelah kanan nya Uyoun.

Gak suka sama situasi ini sama sekali, jantung gue ingin meledak woii. Kampret banget nih Uyoun main pegang-pegang aja. "Yasudah, ayo semua duduk. Makanannya sudah datang." Kata Om Griffin. Jadi posisi duduk berubah gue di barisan keluarga Atmajaya sementara kak Uya jadi keluarga Volker. Kesal banget gue.

Selama makan malam kita hening paling yang ngobrol ya orang tua dan dua orang di depan gue siapa lagi kalau bukan Abang dan Kak Uya. Gue hanya diem doang, gak mau ngobrol juga sih apalagi ada Uyoun ini.

"Kamu kenapa diem aja sih?" tanya Uyoun. Tapi gak gue gubris karena mulut gue full sama makanan banget. "Masih marah sama aku?" Tanya nya lagi. Tetap gak gue gubris. Tiba-tiba tangannya ngelus di belakang pinggang gue dan sumpah gue kaget dan kesedak makanan.

It Can't Always be The SameWhere stories live. Discover now