"Lala gak apa-apa?" tanya Uyoun panik sambil kasih minuman ke gue. Ya Tuhan haruskah gue berkata kasar? disaat seperti ini dia tuh masih nanya begitu, ya jelas gue kesedak Uyoun _-_

"Adek makannya pelan-pelan dong. Hari ini kesedak mulu." Kata Bunda bikin gue sedikit kesal. karena kenyataannya gue makan dengan sangat baik, yang gak baik itu tangan nih orang nih.

"Iya Bun." Jawab gue manyun.

"Gemas banget sih." kata Uyoun bernada pelan yang gak gue gubris. Terlanjur kesal banget sama ini anak.

"Bun lihat tuh Bun, Adek sengaja manyun tuh biar di bilang lucu." Ledek Hangyul. "Emang aku lucu, bilang aja Abang gemas." balas gue. Membuat yang lain hanya geleng-geleng kepala.

"Ya, emang gemas sih Lalanya." sambung Uyoun membuat gue langsung menoleh tajam ke Uyoun. Maksudnya dia ngomong begitu apa? -_-" merasa gue tatap dengan tajam Uyoun membalas tatapan gue dengan senyuman. Mohon maaf nih, anda sangat mengerti kelebihan anda loh bikin hati gue berkhianat dari pemiliknya.

~~~

"Om Tante, Lala nya El yang anter pulang ya. Mau ajak Lala keliling dulu." Izin Aciel ketika semua sudah selesai makan.

"Lala bareng Ayah Bunda saja atau bareng Abang ini juga bisa kok, hehe." tolak Lala dengan halus.

"Abang sama Vinn mau ke Bar dek. Jadi kamu gak bisa bareng Abang." kata Hangyul menyesal, karena sudah janji dengan Vinn dan ingin memantau keadaan Bar nya malam ini.

Sebelum Lala ngomong, "Yasudah bareng El juga gak masalah La, ya kan Yah?" kata Bunda langsung dan minta persetujuan Ayah.

"Ya gak masalah dong, kan sama El ini. Sekalian Lala nya juga minta maaf soal tadi pagi." kata Ayah, mengingatkan kejadian tadi pagi saat Aciel mengajaknya pulang bersama.

Mendengar perkataan Ayah membuat Lala mengangguk pasrah. "Terima kasih Om dan Tante." kata Aciel sekalian pamit.

Begitu juga dengan Lala yang pamit pada orang tua Aciel. Lala mengikuti Aciel dari belakang dengan langkah yang begitu berat dan sesekali menundukkan kepalanya. Ya, Lala tidak ingin berada di situasi seperti ini. Di saat Lala menundukkan kepalanya tiba-tiba Aciel menggenggam tangan Lala. Lala melotot dan ingin melepaskan genggamannya tapi Aciel tidak semudah itu.

"Kamu jalannya nunduk, kalau kamunya jatuh gimana?" jelas Aciel lembut.

"Ya gak gimana-gimana. Kenapa harus peduli." ucap Lala mulai bete. Betenya Lala karena susah menolak pesona seorang Aciel.

"Kan dari dulu emang peduli." kata Aciel tanpa ragu.

"Bisa lepasin tangan gue gak?" tanya Lala ketus.

"Gak!" balas Aciel lebih ketus tapi ada senyuman di wajahnya. Aciel sangat merindukan ketika mengganggu Lala.

Lala langsung menghempaskan tangannya membuat Aciel kaget dengan gerakan tiba-tiba dari Lala dan genggamannya terlepas. "Gue pulang naik taksi online aja." kata Lala langsung merogoh hp dari saku tasnya.

Aciel pun gak tinggal diam, begitu hp Lala keluar dari tas langsung diambil alih oleh Aciel. Membuat Lala semakin kesal dan mengejar Aciel. Tentu saja Aciel berlari ke arah mobilnya. Aciel langsung masuk ke mobil dan menurunkan kaca mobil di sampingnya.

"Gak lucu! Balikin hp gue sini." kesal Lala.

"Yaudah masuk sini makanya." kata Aciel dan di sambut gelengan dari Lala. "Tadi aku udah izin sama Om dan Tante buat anter kamu pulang. Masa iya kamunya mau naik taksi online? Apa kata Om dan Tante nantinya." Jelas Aciel mencoba merayu Lala.

"Soal itu gampang, biar gue yang urus." kata Lala masih bersikeras.

Aciel tau banget kalau Lala udah gak mau ya gak mau. Di paksa juga gak bakal mempan, ketika keras kepala nya Lala muncul apapun gak bakalan di iyain sama Lala. Hal seperti ini terkadang membuat Aciel kewalahan. "Apa salahnya sekali ini kamunya bareng aku? Ayolah La, udah malam ini gak mungkin aku biarin kamu pulang sendiri." kata Aciel berusaha meyakini Lala lagi.

"Gue bilang gak ya gak, balikin buruan hp gue!" tolak Lala lagi.

Aciel keluar dari mobilnya dan samperin Lala, "Yaudah aku gak bakalan maksa-maksa kamu lagi, kayaknya aku sudah buat keputusan yang salah. Dan sepertinya kamu juga emang gak pernah mau kasih aku kesempatan lagi." Kata Aciel begitu dingin sambil menatap mata Lala, Lala hanya bisa menghindari tatapan Aciel. Lala tidak suka dengan tatapan dingin seperti itu.

"Apaansih?" tanya Lala seolah dia tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Aciel. Tiba-tiba Aciel memeluk Lala erat, tubuh yang sudah sangat lama dia rindukan. Lala terlonjak kaget dan berusaha melepaskan pelukan Aciel yang begitu menyesakkan dadanya.

"Please, setelah ini aku janji gak bakalan ada di hadapan kamu lagi." kata Aciel, membuat Lala membeku tidak lagi berusaha melepaskan pelukannya dan tak terasa air mata Lala jatuh. "Setelah hari ini, aku berharap kamu bisa maafin kesalahan aku. Setelah hari ini, aku berharap kamu bisa hidup bahagia tanpa memendam kemarahan kamu lagi. Maafin aku." ucap Aciel dan melepas pelukannya dari Lala.

Lala hanya menatap Aciel, seolah meminta penjelasan dari apa yang diucapkannya. "Kamu udah pesan taksi online nya?" Tanya Aciel, menyadarkan Lala dan langsung memesan taksi online nya. Lala tidak banyak bicara setelah kejadian tadi, "Aku minta izin kamu ya." kata Aciel menggantung.

"Izin apa?" Tanya Lala bingung dengan suara yang tiba-tiba mengecil. Tiba-tiba Aciel langsung mencium bibir Lala dengan sangat lembut. Seolah otaknya sadar apa yang terjadi akan tetapi hati dan tubuhnya sangat menerima perlakuan Aciel dengan baik. Ketika Lala hendak membalas ciuman dari Aciel, hp Lala berdering. Deringan hp Lala pun menghentikan aktivitas Aciel.

"Hallo." "Ya, baik Pak. Saya ke depan sekarang."

"Hati-hati di jalan La. Thank you and i miss you already." kata Aciel dan langsung berbalik tanpa melihat ke belakang lagi. Sementara Lala masih berharap Aciel akan menahannya.

~~~

LALA POV

Gue masih disini menunggu Uyoun berbalik ke arah gue dan menahan gue untuk pulang sendiri. Tapi Uyoun gak berbalik sama sekali, apa itu benar-benar perpisahan? Apa ini akhirnya? Gue gak bisa menyimpulkannya dan gak mau memikirkannya. Gue benci hal seperti ini, di pertemukan kembali dan pisah begitu saja. Gue gak suka diri gue ketika menjadi orang yang sangat keras kepala.
________________________________

Part 5 is done!
Terima kasih yang sudah membaca cerita ini. Semoga suka ya :)

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya.

Regards, Paw

It Can't Always be The SameDonde viven las historias. Descúbrelo ahora