Pipi gadis itu tiba tiba memerah, linang air mata mulai menuruni pipinya. “Aku bosan dirumah Amon” ucapnya disela tangis.

Amon tersenyum kecil, dia mengangguk. “Baiklah, saya memperbolehkan anda keluar. Namun hanya 1 tempat”

Dengan cepat Erza mengangguk menyetujuinya, entah tempat manapun itu. Yang terpenting adalah dirinya keluar dari dalam rumah ini. Dengan cepat gadis itu mengusap pipinya kasar agar tidak ada bekas air mata yang tertinggal.

Kriiinggg

Erza dan Amon menoleh mendengarnya, Amon lalu menghampiri telefon rumah yang berbunyi itu.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Amon saat mengangkat telefon itu.

“Baik tuan, akan saya sampaikan” jawab Amon terakhir lalu menutup telefonnya.

Erza bertanya tanya, apa yang dibicarakan Amon sampai sesingkat itu. “Ada apa Amon?” tanya Erza penasaran.

Amon lagi lagi tersenyum. “Tuan Glenn menelfon, anda harus kesekolah besok”

Sontak wajah malas Erza lah yang keluar saat Amon mengatakan tempat benama sekolah itu, Erza tidak menyukai tempat itu. Tempat itu sedikit aneh, bahkan bagaimana mungkin pemilik sekolah sendiri yang membiarkannya bebas berkeliaran. Seolah mengatakan, kau tidak perlu sekolah disini.

“Tidak mau Amon” sahut Erza cepat.

“Anda tidak ingin keluar dari rumah? Baiklah, kalau begitu anda harus sabar menunggu hingga seminggu” ucap Amon menanggapi protesan nonanya.

Erza kembali terkejut, Amon mempermainkan dirinya disaat sial seperti ini. ‘Kenapa kau jahat sekali Amon’ batin Erza menangis.

“Baiklah, aku sekolah besok. Tapi aku akan benar benar keluar dari rumahkan?” tanya Erza setelah terlihat pasrah mengambil keputusannya.

“Tentu, nona” jawab Amon tersenyum.

Tiba tiba Erza bergidik melihat wajah Amon yang beberapa kali tersenyum. “Jangan tersenyum terus Amon, kau terlihat aneh dan mengerikkan” komentar gadis itu membuat Amon seketika kembali datar.

“Maafkan saya nona” lalu membungkuk.

“Waktunya anda makan siang, akan saya masakkan sesuatu. Permisi” Amon pergi begitu saja meninggalkan Erza.

Sepeninggalan Amon, Erza menjadi teringat akan awal pertemuannya dengan Amon. Saat dirinya baru saja siuman, wajah pertama yang dilihatnya adalah Amon. Sedang tersenyum kearahnya, dengan pakaian tuxedo lama yang sangat rapi.

Kepulangannya dari rumah sakit, ayahnya menjelaskan kalau Amon akan menjadi pengasuhnya. Dan ayahnya selalu mengatakan agar dirinya tetap sembuh.

Bahkan sampai sekarang dirinya tidak ingat pernah mengidap suatu penyakit yang membuatnya harus tertidur diranjang rumah sakit.

Dan 1 fakta yang paling membuat Erza bingung adalah, Amon biasanya hanya melayani kaum bangsawan. Sejak saat itu dirinya berpikir, berapa banyak ayahnya menggaji Amon hingga dirinya sebesar ini. Dan darimana pula ayahnya bisa mendapatkan pelayan seperti Amon.

Tapi sungguh, senyum Amon tidak menarik sama sekali. Mungkin Amon tidak tau, tapi Erza pernah melihat kalau ujung bibirnya hampir menyentuh telinga saat tersenyum.

Tap

Tap

Tap

“Nona, makan siang anda sudah siap” lapor Amon sopan dan tidak menghilangkan wajah datarnya setelah ucapannya tadi.

Erza dengan cepat mengangguk dan segera menuju ruang makan diikuti oleh Amon.

“Apa yang kau masak Amon?” tanya Erza.

“Daging panggang nona” jawab Amon singkat.

Erza hanya terdiam, entah kenapa suasana canggung ini tiba tiba muncul lalu mengganggunya.

.
.
.

Langit tampak hitam pekat, rembulan sudah menelan sang mentari. Titik putih gemerlap itu terlihat jelas dilangit. Angin malam datang saling bersahutan, mengikuti mobil hitam yang sedang menyusuri jalanan hutan.

Suara derunya terlewat pelan hingga suara hewan malam masih terdengar jelas. Amon berdiri didepan teras, menatap mobil hitam itu berjalan semakin mendekatinya.

Mobil itu terparkir rapi dihalaman, tak lama kemudian pintu mobil itu terbuka. Menampakkan seseorang yang tidak asing. Orang itu berjalan mendekati Amon, dan seketika Amon membungkuk.

“Selamat datang kakak” ucap Amon senang namun masih terlihat sopan.

.
.
.

Tbc

Hayo, siapa yang dateng😆

Btw, aku mau terima kasih kepada kalian semua yang menghargaiku. Aku selalu suka melihat ada yang berkomentar dan memberi vote😄

Terimakasih banyak semua, aku selalu menerima apa pendapat kalian😭

Sniper Mate: Demon BloodDonde viven las historias. Descúbrelo ahora