51. Tertangkapnya Desi

5.1K 279 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak 🖤

🖤

Geo menghentikan laju motornya, amarahnya belum meredup, pasalnya Desi tidak ia temukan di kosan, bahkan dirumah kediaman Desi pun sama sekali tidak ada orang, sedang di kantor nama Desi tercatat sebagai karyawan Cuti. kemanakah gadis itu?

Demi tuhan ia tidak akan mengampuni siapapun yang berbuat jahat kepada keponakannya, manusia yang baru saja lahir ke bumi itu tidak bersalah, lalu kenapa Desi tega menculiknya hanya karena dirinya yang tidak memberikan kepastian?

Walau dari dalam sudut hati Geo yang terdalam, Geo sama sekali tidak percaya bahwa Desi adalah penculiknya.

Ponsel Geo bergetar, Kesi baru saja membalas Chatnya, teman Desi itu memberi kabar bahwa Desi sedang berada disalah satu hotel dipinggiran kota. Membuat Geo yang tanpa pikir panjang segera menancapkan gasnya kesana.

🖤

Makanan yang Laksmi sajikan baru habis setengahnya, tapi Kinan sudah menggelengkan kepala, semua yang masuk kedalam perutnya tidak terasa apa-apa, kalau bukan karena Raja yang juga butuh asupan Gizi, Kinan pasti tidak akan bersedia untuk makan.

Jeep Pio terdengar terparki didepan rumah Geo, membuat Kinan cepat melangkah menuju ruang tamu.

"Pio, Satria gimana?" Tanya Kinan cemas.

Pio menarik Kinan, mengecup keningnya sebentar lalu menyandarkan istrinya didadanya, "maaf belum ada kabar."

Kinan langsung mendorong Pio dengan keras, mampu membuat Pio mundur selangkah.

"Aku yakin bukan Desi pelakunya!" Kekeuh Kinan yang dibalas Pio dengan anggukan.

"Tolong temuin anakku, Pio." Mohon Kinan sambil menunduk. Pio mengepalkan tangan, bukankah Satria juga anaknya?

Ego Pio terluka, tanpa kata Pio kembali meninggalkan rumah, meninggalkan Kinan yang masih menangis sambil menunduk.

Satria sayang, maafin papa.

🖤

Desi baru saja keluar dari kamar mandi, tubuhnya masih terbelit handuk, rambutnya juga tertutup handuk, Desi menghampiri tas ransel yang ia bawa, membukanya lalu tersenyum kecut saat melihatnya.

Desi kembali menutup sleting tas dan bergegas mengenakan pakaian karena bel kamar hotelnya berbunyi, itu mungkin Kesi, temannya yang akan menemani dirinya hingga besok pagi.

Desi menahan nafas saat melihat sosok Geo berdiri disana, mereka beradu tatap beberapa detik, hingga Geo memutuskan pandangan dan mendorong Desi masuk.

"Mana Satria?" Tanya Geo, matanya beredar menelusuri kamar Desi.

"Satria?" Tanya balik Desi.

"Lo kan yang bawa Satria pergi?"

"Gue?"

"Satria ilang!" Geo segera mengobrak-abrik kamar Desi, seluruh lemari ia buka, kamar mandi ia telusuri sampai terakhir ia melihat ransel Desi, Geo menatap Desi lalu membuka tas itu, Geo mengerjapkan mata saat melihat jaketnya ada disana, jaket yang pernah ia pinjamkan pada Desi.

Kesal, Geo lantas melempar tas Desi hingga isinya berhamburan.

"Ada apa ini?" Tanya Kesi yang baru saja tiba.

Diliriknya Desi yang sedang menangis dalam diam, sementara Geo masih berjongkok dengan nafas terengah.

"Geofan ada apa ini?" Tanya Kesi lagi.

"Satria ilang dan dia penculiknya?"

"Apa?" Respon Desi dan Kesi bersamaan.

Desi menghampiri lalu ikut berjongkok, "Gimana ceritanya satria bisa ilang?" Tanya Desi sambil menggoyangkan pundak Geo.

Geo menggenggam tangan Desi erat, matanya memerah menata Desi, "Gue yang harusnya nanya sama Lo! Kenapa Lo culik dia? Apa salah dia Des?"

"Kamu nuduh aku?"

"Gue bukan nuduh, tapi pengenal Lo yang udah nunjukin bukti itu!"

"Tunggu!" Kesi menarik Geo dan Desi berdiri, "kayaknya ada yang aneh disini." Kesi menyuruh mereka duduk.

"Des, dompet Lo ilang waktu mau nyamperin Geo tempo hari kan?"

Geo menyernyit lalu memandang Desi, "itu loh yang Lo bilang sama bodyguard Lo kalau Desi temen Lo, teru--"

"Kes!" Potong Desi.

Kesi nyengir, "oke pokoknya terakhir kalian ketemu, waktu itu dompet dia ilang makanya minta Lo kedepan untuk bayarin taksi dia."

"Jadi ada yang menyalah gunakan pengenal Desi?"

"Menurut gue sih gitu."

Geo menatap Desi, begitupun Desi. "Sejahat-jahatmya gue, gue gak akan pernah menyakiti manusia yang gak berdosa, lagian motif gue apa? Kinan sahabat gue dan Lo temen gue, gue gak mungkin kayak begitu."

Geo mengerjap, ia merasakan nyeri diujung hatinya saat Desi mengatakan bahwa mereka teman, tapi bukankah mereka memang teman kan? sialan!

🖤

Kesi cemberut saat Desi meminta izin untuk bertemu dengan Kinan karena Desi yakin saat ini nama dirinya sedang menjadi tertuduh dalam kasus penculikan Satria.

Walau berat karena itu sama saja ia akan ditinggal, Kesi mengizinkan juga, "awas Lo jahat lagi sama sahabat gue!" Ancam Kesi pada Geo yang dibalas hanya dengan decakan Geo.

Akhirnya Desi melangkah setelah berpelukan sesaat dengan Kesi, disusul Geo yang berjalan dibelakangnya, mengamati Desi yang terus berjalan tanpa menoleh kearahnya. Desi tidak spesial tapi entah mengapa Geo merasa selalu nyaman bila didekatnya.

🖤


KINANTIWhere stories live. Discover now