bisu

3.9K 276 12
                                    

Kadang, merasa terisolasi dalam bisu akan membuat kita, putus asa. Hampa yang menjebak, gelap yang membutakan, dan bisu yang menjerat. Semuanya tercampur aduk menjadi satu perasaan yang tidak dapat dijelaskan dalam kata-kata.

Nada-nada indah itu, berasal dari mulut seorang bisu. Bisu, yang mampu menjelma menjadi harmoni. Pikiran, kunjung teralihkan. Sakit dalam hati, mampu disembuhkan. Tetapi, bekas luka masih terpampang.

Dalam rinai, kisah kita terlukiskan.

Jika perasaanku adalah mati, mengapa aku mampu merasakan sakit? Jika bisu adalah diam, mengapa aku mampu mendengar indah suaranya? Jika semilir angin adalah sejuk, mengapa aku hanya melihat badai? Dan jika aku adalah nyata, mengapa aku merasa seperti tiada?

Pantaskah aku untuk berada di titik ini? Diterbangkan setinggi-tingginya dan dijatuhkan sedalam-dalamnya? Wahai langit, tunjukanlah apa itu bahagia, apakah bahagia itu nyata? Sebab, aku hanya bisa merasakan sakit. Apakah bahagia sesemu itu?

Berikan aku jawaban, jangan membuatku terpaku pada satu titik yang hanya mampu membutakan. Rasa sakit ini semakin membunuh, luka sayatan semakin melebar. Kesemuan ini, tidak kunjung berakhir.

Sekarang beri tahu aku, apakah cahaya itu nyata? Apakah nada itu bisu? Apakah aku masih memiliki langkah yang mungkin masih bisa aku jalani? Atau semua ini sudah berakhir?

Aku butuh jawaban.

Jakarta, 12 September 2019

nada dalam bisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang