28

16.9K 435 15
                                    

"bagaimana perasaanmu, sayang?"

"aku sangat gugup"

Yebin menggenggam salah satu tangan milik ibu tirinya itu dengan begitu erat. Mereka sedang berdiri di balik pintu besar yang dalam beberapa detik akan terbuka dan mereka harus melangkahkan kaki mereka hingga sampai di ujung yang lain, -dimana pujaan hati Yebin berdiri.

Ibu tiri Yebin mengusap lembut punggung tangan Yebin, -mencoba menenangkan putrinya yang terlihat begitu mempesona dengan balutan gaun putih yang berkilau.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, pintu besar di hadapan mereka terbuka, menampilkan sebuah ruangan yang diramaikan oleh para tamu yang memberikan pandangan terpesona dan tepukan meriah ke arah Yebin. Kedua manik Yebin bertemu dengan manik Sehun yang menatapnya kagum.

Ibu tiri Yebin memimpin Yebin untuk melangkahkan kakinya agar mereka bisa sampai di hadapan Sehun, kemudian memberikan genggaman tangan Yebin kepada Sehun. Matanya seolah menyampaikan pesan kepada Sehun untuk tidak pernah melepaskan tangan Yebin, -selalu berada disamping Yebin.

Waktu berjalan begitu cepat. Pengucapan janji suci dari pasangan serasi itu terdengar lancar hingga pastur menyudahi dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengumbar kemesraan di depan umum, " -you may kiss the bride".

Sehun meraih pinggang Yebin hingga tak tersisa lagi sedikitpun jarak di antara mereka. Kedua manik mereka bertemu, kemudian mereka terkekeh, dilanjutkan dengan bibir mereka yang masih melengkung ke atas, yang pada akhirnya menempel.

Dengan lembut Sehun memberikan ciuman yang begitu manis, -membuat hati Yebin bersorak dan semua tamu undangan sekali lagi memberikan tepuk tangan yang begitu meriah.

"I love you, Kang Yebin"

"I love you too, Oh Sehun"

//

Sehun melingkarkan tangannya pada pinggang ramping gadis, -wanita favoritnya, -yang kini sudah sah menjadi istrinya. Sehun menghirup wangi tubuhnya yang selalu menjadi candu untuknya.

"langit malam ini terlihat lebih indah dari biasanya" ujar Yebin yang masih menatap langit malam yang dipenuhi bintang.

"betul, namun ada yang lebih indah dibanding langit itu" elak Sehun yang membuat Yebin menatapnya.

"kau"

Yebin tersenyum dengan pipinya yang merona saat mendengar gombalan Sehun. Kemudian mereka tertawa bersama. Tangan Yebin terulur untuk menyentuh lengan kekar Sehun yang masih betah melingkar di pinggangnya.

Sehun menempelkan dagunya pada bahu Yebin, kembali menatap ke arah langit-langit yang Yebin kagumi.

"ngghh daddy!" Yebin bergidik ketika tiba-tiba Sehun mengecup rahangnya kemudian bergerak menjalar ke leher dan bahunya dengan lidahnya yang begitu liar menggeliat diatas permukaan kulit Yebin.

"it's time, honey" bisik Sehun seduktif yang membuat libido Yebin ikut meningkat.

Yebin membalikkan tubuhnya hingga ia berhadapan dengan Sehun yang menatapnya seperti seorang serigala yang ingin menyantap mangsanya. Mata Sehun menulusuri tubuh Yebin yang masih dibalut oleh gaun tidur satin berwarna merah.

"kau terlihat cantik dan begitu menggoda dengan pakaian berwarna merah, namun aku lebih suka tubuh polosmu tanpa sehelai benangpun"

Yebin terkekeh kemudian mendorong tubuh Sehun hingga tersisa jarak diantara mereka. Yebin tersenyum licik dan mendorong Sehun untuk masuk ke dalam kamar penthouse mereka yang begitu megah. Tidak lupa ia menutup pintu balkon dan menutup tirai membuat cahaya di dalam ruangan menjadi lebih minim.

"kapan kau akan membuka bajumu?" tanya Sehun yang sudah memperlihatkan dada bidangnya, sedangkan Yebin hanya diam dan memperhatikan Sehun.

Sehun gemas dan berjalan mendekati Yebin, -menyudutkan Yebin pada salah satu meja di dalam ruangan tersebut. Salah satu tangan Yebin menggenggam tangan Sehun yang hendak menarik tali gaun tidurnya kemudian mengarahkannya untuk menyentuh bagian bawahnya.

"gadis nakal" ucap Sehun menyeringai saat menemukan bagian bawah Yebin yang bersembunyi dari gaun tidurnya itu tidak terhalang apapun dan sudah basah.

"ahhhh!" Yebin menjerit nikmat ketika Sehun langsung memasukkan dua jarinya ke dalam lubang vaginanya.

Mulut Sehun kembali menjalar mulai dari leher menuju bahu Yebin. Bibirnya dengan lihai memberikan kecupan-kecupan kecil pada kulit Yebin. Giginya juga bergerak untuk menggigit tali gaun tidur Yebin dan menurunkannya hingga salah satu payudara Yebin terekspos. Tentu Sehun langsung menyambarnya.

Yebin menggeliat tak karuan dengan desahan erotisnya yang memenuhi ruangan yang telah menghipnotis Sehun. Tangannya menekan kepala Sehun yang kini berada di depan kedua payudaranya yang membusung.

Yebin seperti merasakan sengatan listrik yang menjalar di sekujur tubuhnya saat ia sudah hampir sampai akibat permainan mulut Sehun di payudaranya dan juga permainan kedua jari Sehun yang begitu hebat mengoyak vaginanya.

Sehun kembali menyeringai sambil menatap Yebin setelah mengeluarkan jarinya dari lubang vagina Yebin. Ia menjilati cairan Yebin; hasil permainan tangannya, "is it good, honey?"

Yebin meloloskan gaun tidurnya sehingga tubuh polosnya yang sejak tadi dinantikan Sehun telah tersuguhkan. Dengan tidak sabar, Yebin menarik Sehun untuk mendekat, kemudian membuka celana yang dikenakan Sehun hingga terpampang penis Sehun yang sudah menegang.

"aku tidak tahan daddy!" ucap Yebin yang sudah mulai mengocok penis Sehun.

"mmhhh Yebinn!"

"shit!"

Sehun membawa Yebin ke tempat tidur besar mereka. Yebin yang sudah bisa menebak pergerakan Sehun yang membuatnya terlentang dengan tubuh Sehun yang menindihnya.

Yebin dapat merasakan kepala penis Sehun yang sudah siap menerobos lubang vaginanya, "cepat daddy"

Dengan perlahan namun pasti, Sehun mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Yebin yang masih saja sempit, -atau mungkin memang ukuran penis Sehun yang terlalu besar untuk masuk ke lubang manapun.

Butuh beberapa hentakkan hingga satu batang penis Sehun itu sepenuhnya masuk ke dalam lubang vagina Yebin. Yebin menduga bahwa Sehun akan bermain kasar seperti orang kesetanan karena nafsu birahinya yang begitu besar, namun ternyata tidak.

Sehun menggenggam kedua tangan Yebin, menguncinya erat, "I love you, Kang Yebin"

Tidak lupa Sehun mengecup kening Yebin cukup lama, membuat kupu-kupu yang terkurung di dalam perut Yebin berteriak agar dikeluarkan. Sehun bermain lembut dengan perlakuan manis seperti kecupan-kecupan kecil di wajah Yebin. Dalam setiap pergerakannya ia mengulang kata-kata romantis untuk Yebin.

Sehun menggeram disertai Yebin yang melenguh keras saat mereka mencapai pelepasan bersama. Sehun menatap kedua manik Yebin dengan begitu lekat kemudian mendaratkan bibirnya pada bibir Yebin dan melumatnya lembut.

"thank you for everything, I love you, and I always will"

// E N D //

bad.Where stories live. Discover now