22. Before Wedding

11.9K 328 3
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Beep.....Beep......Beep

From:: JessicaTravis
Wake up and open the dooor!!

Crystal mengusap matanya malas. Kepalanya sedikit pusing karena pesta yang berakhir 3 jam lalu. Ya. Hanya tidur 3 jam. Belum lagi kerja ekstra di ranjang bersama prianya yang sexy. Crystal menggeliat malas dan menengok kanan kiri. Di mana prianya? Apa semalam ia mengatakan sesuatu tentang kegiatannya hari ini? Crystal mengendikkan bahu dan turun dari bednya lalu mencari bathrobe di sekitar situ.

Semalam setelah pesta berakhir Louis menginap di mansionnya, begitupun Jessie. Dan Crystal tak lupa memanfaatkan moment kebersamaan mereka di ranjang untuk memprotes hari pernikahan mereka yang sangat mendadak itu. Louis mengatakan bahwa segalanya telah disiapkan oleh Wedding Planner yang telah ditunjuk prianya itu, tetapi tetap saja hal itu terlalu cepat. Bahkan dirinya belum memilih gaunnya sendiri dan Louis dengan mudahnya mengatakan bahwa gaun untuknya telah selesai dikerjakan 2 minggu lalu. Sungguh kadang dirinya merasa Louis sangat ajaib. Tetapi jangan katakan diriku Crystal Walker yang keras kepala jika aku tak bisa mengundur waktu upacara pernikahan dadakan itu, batinnya puas.

Ah Jessie? Crystal berjinjit ke arah pintu kamarnya dan membukannya perlahan. Ia menemukan Jessie berdiri menyilangkan tangannya di dada di depan pintu itu. Crystal hanya tersenyum memperlihatkan giginya. Jessie pasti akan menggerutu. Hei, bahkan ia tak benar benar merasa bersalah karna menyembunyikan sesuatu dariku. Yah, baiklah kita anggap dia sudah menyesal, atau aku saja yang menganggapnya begitu, batin Crystal malas. Jessie masuk dan duduk di sofa dekat bednya.

"Louis memintaku menyampaikan padamu bahwa hari ini kalian akan mengikuti talk show di televisi swasta terkenal untuk mengumumkan pernikahan kalian." Jessie menatap Crystal sebentar lalu mengambil ponselnya di kantung jeans yang ia pakai. Ia mengacuhkan sahabatnya itu yang membelalakkan matanya terkejut.

"Kurasa itu berlebihan Jess." Crystal berjalan mendekati Jessie dan berdiri di depannya.

"Itu semua atas perintah grandpamu dan kakekku." Jessie menatap Crystal sebal. Dirinya juga sedikit tak setuju untuk mengumumkan hal itu. Seharusnya pernikahan mereka berdua tidak untuk konsumsi publik.

"Lalu di mana Louis?" Crystal duduk di samping Jessie dan tentu saja tak mencoba memprotes sekali lagi rencana tersebut karna tidak hanya grandpanya yang menyuruhnya, tetapi kakek Louis juga.

"Pagi pagi sekali ia pulang ke mansionnya untuk berganti pakaian, ia ada pekerjaan lain di hotelnya. Kalian akan bertemu lagi di studio malam nanti."

"Baiklah, hari ini aku ingin ke salon." Crystal mengayun ayunkan kakinya senang. Hari ini akhirnya ia bisa ke salon untuk sedikit melakukan perawatan tubuh.

"Tak ada salon baby, hari ini jadwal kita adalah bertemu wedding planner, melihat gaunmu lalu berbelanja sebentar baru setelah itu kita menemui Louis di studio. Untuk perawatan tubuh, besok aku akan memanggilkan orang ke mansion." Crystal mengerjap beberapa kali. Padat sekali hari ini. Lalu kenapa dirinya harus mau menuruti jadwal yang dibuat Jessie??

"Tapi aku berencana ke kantor hari ini Jess." Crystal melirik Jessie memasang puppy face dan Jessie hanya mendengus sebal. Ia tau sahabatnya itu hanya ingin mangkir dari jadwal dadakan yang ia susun.

"Beberapa detik lalu aku mendengar kau berencana ke salon Sophia. Jangan mencoba melobyku, kay? Oh satu lagi, Joe sudah menghandel segala keperluan perusahaanmu untukmu dan Louis juga ikut serta di dalamnya. Kau tahu, selama kau di rumah sakit, Louis harus menangani 2 perusahaan besar sekaligus. Milikmu dan miliknya." Crystal tersenyum mendengar hal itu. Ia tak salah menentukan pilihan. Bravo priaku dan bravo otakku yang mengesampingkan egoku, batin Crystal senang.

THE BOSSWhere stories live. Discover now