19. Come Back Please

8.3K 347 10
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Louis POV

Aku mengikuti rapat evaluasi dengan malas. Dari semalam wanitaku terus mengirim pesan dan entah kenapa sudah berlalu beberapa jam ia tak juga mengirim pesan lagi. Aku mengetuk ngetuk meja tak nyaman, sedikit merasa kehilangan karna tak juga ada pesan lagi darinya. Sepertinya direktur hotelku juga sedikit merasa aneh melihatku bersikap tak fokus.
Kulirik kembali ponselku tetap tak ada pesan. Sudah 12 jam setelah sms terakhirnya yang menanyakan apa aku sudah makan siang atau belum dan tentu saja aku tak menjawabnya.

 Wanitaku yang cantik selalu saja dengan gampang melewatkan makan siang. Ini hukuman sementara agar membuatnya jera. Dia lumayan menggemaskan karna terus mengirim pesan pesan padaku dengan lucu. Aku tersenyum membayangkan wajahnya saat mengirim pesan itu.

Wait!

Si sexy itu mengatakan bahwa dia makan siang dengan Joe. Asistennya itu. Apa yang sedang mereka lakukan di sana? Atau Kekasihku sedang bermesraan dengannya? Atau ia sudah melupakan aku? Tidak mungkin!! Dan hentikan berpikiran seperti itu!
Aku mengalihkan perhatian dan kembali fokus pada rapatku ini. Memang rasanya sangat menyiksa harus mengacuhkannya seperti ini karna aku harus selalu berperang dengan akal sehatku yang selalu memikirkan hal seperti itu, tapi aku tak tahu harus bagaimana lagi untuk membuatnya jera. Aku menatap kosong ke arah peserta rapat berpikir ingin segera meninggalkan mereka dan kembali ke sisi kekasihku. 

Apa aku harus membalas pesannya?

Mungkin tidak saat ini. Aku harus menunggu beberapa jam lagi agar semua pengorbanan mengacuhkanku ada hasilnya. Aku mengetuk jari jari lagi, mulai tak bisa fokus pada alur rapat ini. Tiba tiba deringan ponselku mengejutkanku. Mungkin kekasihku yang sexy mulai menerorku dengan telpon lagi. Sungguh menggemaskan, tapi kulihat nama yang tertera adalah asistantku, Nico. Aku segera menjawab panggilannya, mungkin ada suatu hal penting yang akan ia laporkan kepadaku.

"Ada apa?"

**"Kabar buruk dari New York tuan."**

"Katakan Nico."

**"Ini mengenai kekasih anda, nona Crystal Walker."**

Napasku tercekat secara tiba tiba, jangan berpikir buruk Louis, mungkin ia hanya sedikit berbuat kekacauan untuk melampiaskan kekesalannya padaku. Semoga memang itu. Aku mencoba menenangkan denyut jantungku.

"Dia kenapa?"

**"Nona Crystal mengalami kecelakaan karna beliau menyelamatkan Tuan Randall Blake dari percobaan bunuh diri. Sekarang keadaannya sangat kritis, tuan."**

Jantungku terasa berhenti berdetak. Tak kurasakan udara masuk melewati paru paruku. Tenggorokanku kering dan tak sadar aku menjatuhkan ponselku. Aku mematung beberapa saat mencoba mengembalikan kesadaranku. Kurasa wajahku saat ini memucat. Bayangan bayangan Sophia muncul dikepalaku. Penyesalan tiba tiba menghampiriku dan meneriakkan kebodohanku karna mengacuhkannya.

"Tuan Louis, anda terlihat pucat, apa anda baik baik saja?"

Aku memungut kembali ponselku setelah kurasakan pengendalian diriku kembali.
"Nico siapkan jet pribadiku, cari pelakunya dan bawa padaku, aku ingin perawatan paling baik di dunia. Jangan biarkan Randall lolos. Aku akan segera pulang."

Aku berjalan keluar ruangan tanpa mengatakan apapun pada orang di ruangan itu. Tak penting apapun selain wanitaku. Bagaimana keadaannya. Bagaimana tubuhnya. Bagaimana dia saat ini. Aku terus mengutuk diriku yang tak menemuinya untuk sekedar berpamitan tadi pagi. Aku berjanji tak akan melakukan itu padanya lagi, aku berjanji akan mengawasi dan melindunginya, aku berjanji akan mengikatnya agar dia bisa selalu ada bersamaku, aku berjanji ya Tuhan, kumohon.

THE BOSSWhere stories live. Discover now