09. The Party

13.6K 416 4
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Louis POV

Semua persiapan pesta ini menyita waktu dan tenagaku. Hal yang lebih melelahkan adalah setiap aku terlihat menganggur, kakek atau orang tuaku akan mengenalkanku pada temannya atau anak temannya. Tidak menyerah menjodohkanku, ha? Aku mendengus sebal.

Private Party pebisnis kali ini akulah penyelenggaranya. Kutempatkan pada salah satu Ballroom hotel mewahku. Dengan tema Elegant in Black. Semua Tamu yang hadir diwajibkan mengenakan pakaian berwarna hitam. Seperti biasa, walau dinamakan Private party, tetapi tetap saja para wartawan atau reporter berbagai stasiun televisi datang memburu berita. Mereka diperbolehkan mengambil gambar tetapi tidak boleh masuk atau memburu tamu untuk diwawancarai, itu kesepakatan kami saat mengadakan private party pebisnis tiap 2-3 bulan sekali. Sang tuan rumah bertugas menjamu dan beramah tamah dengan para tamu. Semua pebisnis kelas dunia hadir dan turut meramaikan private party. Acara yang dikemas dalam party ini sangat beragam. Mulai dari Dansa sampai acara lelang amal. Khas dari acara kaum high class memang.
Tetapi aku sangat jenuh harus memasang senyum untuk sekedar basa basi pada para tamu. Aku juga belum melihat teman temanku datang. 2 hari lalu aku sudah mengirim undangan ke mereka. Dan untuk pesta ini, kalau dipikir aku tidak sepenuhnya mengambil alih atas terselenggaranya pesta ini karna baru kemarin aku pulang setelah ditelpon oleh ayahku mengingatkanku akan pesta hari ini. Aku tersadar saat itu bahwa melewati hari dengan Sophia bisa membuatku melupakan segalanya. Dan sekarang aku langsung teringat kembali akan dirinya. Sebenarnya aku menjadikan pesta ini bertema Elegant in Black karna aku ingin melihat dia memakai gaun berwarna Hitam yang pasti akan membuatku terkejut. Entahlah aku hanya mengira ngira karna belum tentu dia akan datang.
Aku mengambil anggur dan memandang seluruh penjuru ruangan, jangan sampai aku tertangkap mata oleh orang tuaku atau kakekku jika tak ingin berkenalan dengan wanita ke 20 malam ini. Aku melihat mereka masih sibuk bercakap cakap dengan bapak presiden jadi aku akan aman sementara waktu. Tak sengaja aku menemukan Theo diseberang sana sedang meraba pantat seorang wanita yang terlihat sekali wanita itu juga menginginkan rabaan temannya itu. Dia sangat cocok dengan Henry adikku yang lumayan cabul. Aku berjalan cepat ke arahnya menghindari adegannya semakin panas.

"Long time no see Theo." Aku menepuk pundaknya dan dia terlihat kaget, dia menarik santai tangannya dari pantat wanita itu. Dan setelah melihatku, wanita itu pergi.

"Ya ya ya, menggangguku seperti biasanya Louis." Dia menyikut dadaku pelan dan mengambil anggur di meja sampingnya.

"Kau datang sendirian atau dengan wanitamu?" Aku menoleh noleh mencari jika mungkin dia sudah menemukan seseorang untuk jadi pendampingnya.

"Kau tidak akan menemukannya Lou, apa kau pernah melihatku membawa makhluk menyusahkan seperti wanita, yang akan menggeram jika aku terlihat sedang meraba pantat wanita lain?" Dia tersenyum usil ke arahku dan aku hanya mengendikan bahu. Yah memang begitulah dia. CEO tampan yang playboy dan belum juga sadar. "How about you?"

"Belum, jika kakekku dan orang tuaku terus mencoba mengenalkanku dengan wanita yang tak jelas." Aku memutar bola mataku seakan malas membahas topik yang kubahas padanya."Di mana Moreno?"

"Aku tak tahu, kemarin dia masih bingung akan datang atau tidak karna pacarnya ulang tahun di hari yang bersamaan dengan pesta ini."

"Ya, tak apa jika tak bisa datang, mungkin dia akan menelponku nanti." Aku kembali menoleh ke arah kakekku dan orang tuaku berada. Kakek sudah menghilang dari sana entah kemana dia.

"5 hari lalu aku pergi ke club malam dan aku bertemu wanita sangat hot bernama Jennifer, kau mau kukenalkan padanya?" Dia mengerling ke arahku. Dan dia pasti tau aku tak tertarik pada topik itu. Aku menggeleng.

THE BOSSWhere stories live. Discover now