16. Forgive Me

10.1K 340 1
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Matahari bersinar menerangi kamar luas yang sangat gelap itu. Hanya secercah sinar kecil yang berhasil menembus tirai raksasa yang tertutup rapat tersebut. Seseorang yang masih tidur di king size bed kamar tersebut tak bergeming sedikitpun. Sinar kecil tak akan mampu membuatnya terbangun dengan segera. Ia menaikkan selimut tebalnya sampai menutupi seluruh tubuhnya. Ia menginginkan ketenangan pagi hari untuk merilexkan otaknya karna terlalu banyak yang ia pikirkan kemarin dan karna hal itu ia baru bisa tidur saat matahari akan tampak.
Tiba tiba seseorang mengetuk pintunya. Ia tak akan pernah menggubrisnya. Tak ada yang boleh mengganggu waktu tidurnya saat ini. Jadwalnya hanya sleep all day long. Tak disangka terdengar lagi ketukan di pintu setelah ada jeda sesaat. Ketukan terus terdengar membuatnya terduduk dari tidurnya dengan masih memejamkan mata. Belum ada tanda tanda ketukan tersebut akan berhenti. Mau tak mau dirinya membuka matanya. Dari dalam ia mencoba berteriak untuk menghentikan siapa saja yang mengetuk pintunya dengan brutal.

"Shut Up!!!!! Kau psikopat gilaaa......"

Ketukannya sempat berhenti sesaat setelah ia berteriak. Ia tersenyum lega dan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang nyamannya. Tak lama ketukan terdengar lagi, kali ini lebih keras dan tentunya tanpa jeda. Membuatnya berteriak histeris dan beranjak dari situ untuk melihat siapa orang gila dibalik keisengan ini. Ia berjalan cepat ke arah pintu dan membukanya dengan kasar. Terlihat dua pria tampan yang cekikikan geli.

"Oh shit!! Uncle Sean......Darrell!!" Dirinya hanya bisa melotot marah ke arah dua pria yang masih saja kegelian dan tak merasa berdosa. Langsung saja ia meninju ninju perut sixpack mereka yang hanya membuat mereka makin terkikik.

"C'mon Sophia, aku hanya menjalankan tugas dari grandpa untuk menjemput cucunya yang sedang depresi." Darrell memandangnya kegelian karna melihat penampilan kacau sepupunya. Kemudian ia tertawa di dibalik punggung unclenya.

"Not funny Darrell." Tatapannya makin tajam melihat sepupunya terus bersikap seperti itu. Ia sungguh ingin mencekik sepupunya itu untuk membuatnya berhenti tertawa selamanya.

"Daddyku menyuruhmu datang ke pantai sekarang, ia mengadakan barbeque dan volley pantai Soph, dia berharap kau tak terus mengurung diri di kamar dan ikut bergabung." Uncle Sean mengedipkan sebelah matanya dan memasang muka malaikat menurutnya sendiri. Tatapan tajam Crystal berganti ke arah pamannya yang seolah menggodanya tapi tak dalam suasana yang pas.

"Baiklah, aku akan bergabung,......BUT ITS GONNA HAPPEN IN YOUR DREAAAM!!!" Crystal berteriak kesal dan akan masuk kamarnya lagi sebelum tangan Unclenya mencegah hal tersebut, akan memakan waktu lama jika mereka memulai dari mengetuk pintu kamarnya lagi yang terbuat dari kayu luar biasa keras.

"Ada Kekasihmu menunggu di sana."

"Benar, dan ada aku juga yang menunggumu baby." Darrell membuat pose genit dengan memajukan bibirnya seolah akan mencium seseorang dan sukses mendapat tinju dari unclenya juga tatapan 'You are big Loser' dari Crystal.

"Aku tak tertarik." Crystal menatapnya datar.

"Sophia, bagaimana jika di sana aku berjanji kau bisa melihat Louis membuka kaos putihnya yang berkeringat lalu bermain volley dengan bertelanjang dada, dan itu akan membuat dada bidangnya terekspos dengan sempurna" Darrell berhenti sebentar melihat ekspresi Crystal yang sedikit berubah. Seolah Crystal membayangkan kata kata yang diucapkan olehnya tadi. Sudah 2 hari ia tak membelai dada bidang Louis dan bergelut di tangan kekarnya, batin Crystal lebih serius mendengarkan sepupunya lagi."Oh god, tapi ada satu masalah besar di sini baby, kau lupa bahwa para sepupumu dan wanita wanita di sana akan mengincarnya untuk mencari kesempatan memeluk dada bidang itu!!" Crystal melotot tanpa sadar, tatapan matanya galak dan hal itu membuat Uncle Sean kegelian begitu juga dengan Darrell, tapi sugestinya harus terus berjalan. "Kau akan rela itu terjadi?"

THE BOSSWhere stories live. Discover now