Dilemma • [22]✅

6.9K 765 159
                                    

"tidak ada yang bisa kita percayai sepenuhnya didunia ini, jangan terlalu bergantung pada orang lain,,,

Karena pada akhirnya kita hanya akan berjuang sendiri"

Karena pada akhirnya kita hanya akan berjuang sendiri"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lee know's pov

Gue merutuki kebodohan gue semalam yang udah kelepasan sampai nidurin dia setelah kami bertengkar, sebenarnya tidak apa-apa sih mengingat statusnya gak lain adalah istri gue sendiri, tapi sungguh gue sangat merasa bersalah sudah memberikan kesan yang buruk di pengalaman pertama kami, Echa pasti sangat marah.

Namun gue udah siap menerima semua pelampiasan amarahnya kalau dia terbangun entar, terserah dia mau mukul ataupun maki-maki gue, asal jangan nangis, please.

Dalam-dalam gue menatap wajah damainya yang masih tertidur di sebelah gue, membuat rasa sesal gue semakin dalam kenapa bisa-bisanya nyakitin perempuan seberharga dia.

"Cha...bangun, udah subuh." Ucap gue mengelus pipinya pelan.

Echa bukan tipikal orang yang sulit dibangunkan, jadi hanya dengan sentuhan kecil bisa membuatnya langsung terbangun. Ia tatap gue dulu sambil berkedip-kedip lucu sembari mengumpulkan kesadarannya, gue harap ia sudah merasa lebih tenang. "No..."

"Iya? Kamu butuh sesuatu?"

"badan aku sakit semua." Keluhnya

"Maafin aku..."

"itu hak kamu, aku juga dosa kalau nolak terus."

"Mau aku gendong ke kamar mandi?"

"gak usah. Rasanya Cuma semakin sakit kalau liat kamu." Dia masih marah rupanya, tapi wajar sih.

Ini semua memang salah gue yang terlalu labil, harusnya gue sudah benar-benar melupakan Harin, gue punya Echa? Apa lagi yang gue butuhin sekarang? Apa lagi yang lebih baik dari dia?

Tapi perempuan itu datang dan pergi terlalu tiba-tiba, hingga gue belum mempersiapkan 'selamat tinggal' atau 'hai' gimana gue gak terpukul coba.

"Hari ini kamu ke kantor kan?" Tanya Echa lagi.

"Harusnya, tapi kalau kamu mau aku tetap di sini nemenin kamu, yaudah."

"Engga, aku mau kamu ke kantor aja, aku butuh space sendiri, aku muak liat muka kamu kalau ingat-ingat yang tadi malam."

Sekesal itukah dia sama gue?

"Tapi kamu..."

"yaudah, aku aja yang pergi, emang aku lagi butuh udara segar."

"Engga, kamu istirahat aja di sini, biar aku yang keluar."

Ia hanya diam, kalau sudah begini ceritanya, sepertinya gue memang harus mengalah.

"Aku gak akan ke kantor, aku bakal ketemu Harin."

Echa masih diam tatapannya bergetar dengan tangan mengepal

MUALLAF • [Lee Know]✔Where stories live. Discover now