Part 13 'Megie Reese 2'

1.5K 57 3
                                    

POV Megie

Apa yang sudah pria itu ajarkan pada adikku? Sehingga adikku memanggilnya 'Pelatih'? Apa soal pelajaran sekolah? Tapi kalau soal itu adikku bisa memanggilnya 'Guru' bukan 'Pelatih'. Apa dia mengajarkan adikku olahraga? Tapi adikku tidak suka olahraga.

"Jadi dia melatihmu apa?" Tanyaku sekali lagi, karena adikku tidak menjawab pertayaanku.

"Itu.. so..al.... pacaran..." Katanya takut.

PACARAN?? Dia mengajari adikku pacaran??! Kenapa? Kalau pada akhirnya mereka berpacaran.

Ini benar-benar kesalahanku yang amat fatal. Seharusnya waktu itu aku paksa saja dia untuk belajar tentang pria.

"Kakak tau kan, kalau di sekolah aku selalu berdandan cupu,..... lalu Leon penasaran denganku, dan dia melepas kacamataku dan ikat rambutku......... Mengetahui kalau dia sudah melihat wajah asliku, aku pun berbohong........... dengan beralasan padanya kalau aku menutupinya karena aku tidak ingin orang yang kusuka melihatku karena aku cantik....."

"Jadi dia berpikir kalau aku mempunyai cinta bertepuk sebelah tangan pada seseorang, dan entah kenapa dia menawarkan diri untuk membantuku menjadi pacar yang baik untuk orang yang kusuka..." Kata adikku terlihat pasrah dan menjelaskannya padaku.

Bocah itu...benar-benar mempunyai mata yang jeli. Adikku sudah menutupi kecantikannya selama bertahun-tahun tapi dia dengan cepat mengetahuinya.

Intinya dari awal, dia hanya ingin bersenang-senang dengan adikku. Mengetahui bahwa ada wanita cantik, polos dan belum disentuh oleh pria lain. Membuat dia seperti mendapatkan jackpot.

Lalu ditengah-tengah kesenangannya dia mungkin mengalami hambatan dalam hubungannya dengan adikku. Maka dia memutuskan untuk berpacaran dengannya dan mengumumkan kesemua, agar tidak ada yang mengganggu mainannya.

Sebegitu takutnya kamu kehilangan mainanmu, huh?

"Kakak.......... Senyumanmu.. menyeramkan....." Kata adikku waspada padaku. Ahh, tampa sadar senyum licikku keluar.

"Hehehe, maaf...aku buat kamu takut ya... uuuuu?" Aku pun mencubit kedua pipi adikku.

"Auauauauau... sakit... pipiku sakit kak!" Katanya kesakitan. Dia bukannya berusaha melepas pipiku, tapi malah mencubit kedua pipiku juga.

"Sssss..... bagaimana?... sakitkan?.." Katanya sambil menahan sakit juga.

"Auauaua...." Aku pun melepas pipinya, dan dia juga melepas pipiku. Kami pun mengelus pipi kami masing-masing.

"Hahahahahaha" Tawa adikku pada akhirnya. Syukurlah dia tertawa lagi.... Manisnya... pingin sekali ku gelitikin, agar dia terus tertawa.

"Terimakasih kamu sudah mau menceritakannya padaku" Kataku lalu mengelus rambut adikku. Adikku membalasnya dengan senyum malu-malunya.

"So, let's we go home now" Kataku, dan aku menyalakan mesin mobil.

"Let's go, hehehe"

*****

"Lalu latihannya sudah sampai tahap apa?" Tanyaku disela-sela menunggu lampu hijau.

".........Ciuman.."

Ciuman ya...... Ok masih belum terlambat untuk menyelamatkan adikku. Sekarang masalahnya bagaimana caranya aku memisahkan mereka? Aku tidak mungkin langsung memberitahu Leon itu tipe pria seperti apa. Adikku pasti tidak bakalan percaya padaku, karena aku belum bertemu langsung dengan pacarnya.

"Kak..." Panggil adikku.

"Ya?"

"Apa yang harus aku lakukan kak?..... Aku pasti sudah membuat Leon ikut terseret dalam masalah ini,.... nantinya aku akan menyusahkan dia, karena dia populer dan aku tidak. Mungkin dia bakalan dibenci oleh semua orang di sekolah seperti aku."

Debora AdelinaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora