Part 2 'First Kiss'

15.9K 391 4
                                    

Kali ini aku tidak ke perpustakaan atau berada di kelas. Aku ke belakang gedung olahraga. Dan membaca buku yang ku bawa dirumah. Judulnya "Kisah Putri Kerang" yang menceritakan Putri Crasia yang keluar dari istana karena selama hidupnya dia terus dikurung di kamarnya.

Lalu mulailah petualangannya di luar istana, bertemu dengan masyarakat biasa, belajar tarian masyarakat bawah, dia bahkan bertemu dengan pria yang membuatnya jatuh cinta.

Akhir cerita, Putri Crasia pulang kembali ke istana dan tidak di kurung lagi, bahkan dia menjadi ratu yang bijaksana, bersama raja. Orang yang dia cintai. Kesimpulan yang ku ambil dari kisah ini. Bukan Putri Kerang, tapi Putri yang tinggal di istana ibarat kerang (dikurung) dan dia ternyata adalah mutiaranya. Bukankah kisah ini sangat bermakna?

"Akhirnya aku bertemu kamu" Kata seseorang di depanku. Aku menoleh kearah suara tersebut. Kak Leon dengan senyumnya yang manis menemukanku.

"Ada apa kak? Kenapa mencariku? Sebenarnya apa yang kakak ingin kan dariku?" Tanyaku, dan berdiri dari lantai yang ku duduki. Aku begitu was-was, dan juga deg-degan.

"Sejujurnya beberapa hari ini aku selalu penasaran dengan wajahmu dibalik kacamata tebalmu itu" Katanya, wajahnya pun berubah serius.

Aku hanya terdiam. Ada apa dengan perubahan mimik wajahnya itu? Membuatku tambah deg-degan, tak kusangka wajahnya yang serius membuatnya cool. 

Lalu tangannya meraih kacamataku dan melepaskannya. Begitu pula kedua ikat rambutku. Lalu dia membelai rambutku dengan pelan, dan mencium bau rambutku. Tangan satunya memegang daguku, dan menghadapkan kewajahnya. Sehingga mataku tak bisa kemana-mana, hanya bisa melihat wajah sempurnanya.

Warna matanya yang hijau begitu terang, alisnya agak tebal, hidungnya mancung apalagi rahang pipinya sangat cocok dengan dagunya. Bibirnya lebar mungkin bibirku akan dimakan habis bibirnya.

"Sudah kuduga, kamu sangat cantik" Katanya yang membelai pipiku. Tatapannya sangat lembut. Aku merasakan daerah pipiku menjadi panas.

"Bisakah kakak kembalikan kacamataku?" Tanyaku yang berhasil sadar dari pesonanya.

"Mengapa kamu berdandan seperti anak cupu?" Dia malah balik menanya. Harus kah aku memberitahu alasannya karena keluargaku? Tidak, kisah keluargaku terlalu tabu untuk ku ceritakan.

"Apa kakak sebegitu penasarannya?" Dia mengangguk pelan.

"Hmmmm, Aku hanya... tak ingin orang yang selama ini ku suka, hanya suka padaku karena aku cantik" Kataku sedikit berbohong.

"Oh ternyata begitu, aku mengerti, lalu kamu pasti belum menyatakan cinta padanya?" Aku balas hanya menggeleng.

"Aku bisa membantumu agar cintamu terbalas" Katanya, memakaikan kacamataku lagi dan memberikan kedua ikat rambutku.

Apa? kenapa dia  ngomong begitu? Apa dia ingin mengubahku jadi cantik?

"Jika kakak ingin mengubahku menjadi cantik seperti Putri Cinderella, tak perlu repot-repot karena ibuku bekerja di salon."

"Aku tak mau mengubahmu menjadi cantik, karena kamu memang sudah cantik"

"Lalu kakak mau membantuku apa?"

"Aku akan melatihmu menjadi pacar yang layak untuk orang yang kamu cintai, Lina" Katanya mendekatiku,

Aku segera mundur satu langkah ke belakang, tapi belakangku sudah tembok. Kali ini dia benar-benar dekat, aku bahkan bisa mencium aroma tubuhnya.

Dan bagaimana dia tau namaku?

******

Selama perjalanan pulang aku selalu memikirkan kejadian tadi. Aku meminta waktu untuk berpikir. Tapi sekarang aku bahkan tak bisa berpikir, antara logika dan perasaan becampur aduk.

Debora AdelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang