Part 11 'Bully'

1.8K 59 1
                                    

Aku menunduk lalu memacu langkahku dengan cepat, menuju toilet terdekat. Menutup pintu, mengunci dan duduk, merenungkan apa yang terjadi tadi.

Kejadian digerbang tadi membuatku shock. Seketika tubuhku gemetaran. Apa yang harus aku lakukan? Aku segera menyalakan handphoneku yang mati karena terjatuh.

"Cepatlah menyala" Kataku berbisik panik. Aku ingin segera memberitahu Leon kalau aku sudah tiba disekolah. Dan menceritakan kejadian ini. Tapi seketika terbesit dipikiranku untuk mengurungkannya. Bagaimana kalau aku dicap pengadu? Manja? Atau Lemah?

Betapa bodohnya aku tidak berpikir panjang kalau ini adalah resiko jika aku mendekatinya. Bahkan sudah berpacaran dengannya. Air mataku ingin sekali keluar, tapi aku tetap menahannya. Ayo Deby jangan menangis disini. Semua akan baik-baik saja, kamu pasti bisa melewati semua ini. Bertahanlah diriku. Dan kata-kata itu terus berulang-ulang dipikiranku.

Ding - Dong .......

Pelajaran pertama sudah mau dimulai. Membuat gemetaranku makin susah diredahkan. Handphoneku masih dengan layar bertuliskan 'Menunggu Update'. Tamatlah sudah, aku tidak bisa menghubungi siapapun, bahkan orang rumahku jika aku ingin pulang cepat.

TOK TOK TOK "Siapa didalam? Cepat keluar, ini sudah mulai belajar" Suara guru terdengar disebrang pintu, membuatku makin panik. Aku segera melepas kacamataku menyimpannya di tasku. Aku tidak ingin guru tau kalau kacamataku pecah. Menarik nafas, lalu menghembuskannya. Aku membuka pintu perlahan.

"Cepat masuk kelas" Kata guru tersebut. Aku mengangguk dan berlari kecil menuju kelas.

Aku melihat dikelas ku sudah ada guru matematika menulis dipapan tulis. Aku perlahan mengangguk pelan padanya dan berjalan masuk menuju kursiku. Semua mata tertuju padaku. Aku tak mengerti pandangan mereka. Mereka berbisik-bisik pelan sambil melirik-lirik kearahku.

TIK TIK TIK "Diam semua, fokus ke ibu, ibu akan menjelaskan rumus logaritma" Kata guru menegur.

"Eh, lihat dia" Kata gadis yang tak jauh duduk denganku.

"Kenapa?" Tanya gadis disebelahnya.

"Dia bisa menyalin dipapan tulis, padahal dia tidak pakai kacamata"

"Ah, kau benar!.....Hph! dasar penipu" dan mereka tertawa pelan.

Mendengar itu, tanganku mulai gemetar kembali, keringat dingin, kupingku sangat panas, dan mataku mulai kabur. Segera aku berkedip dengan cepat, untuk menghilangkan genangan air dimataku. Cepatlah berakhir.... Aku ingin segera pulang.

Pelajaran sebentar lagi berakhir. Kali ini dimana aku harus bersembunyi? Apa aku kebelakang gedung olahraga dan bersembunyi disemak-semak? Aku benar-benar ingin menghindari kemungkinan terburuknya. Tapi sebaiknya aku menuju UKS, mungkin aku bisa beristirahat disana, atau diijinkan pulang cepat.

Ding - Dong .......

Aku segera memasukkan buku-bukuku kedalam tas, menaruhnya dilaci mejaku. Berjalan pelan menuju UKS. Aku tak tau berapa banyak mata yang melihatku, membuatku merasa tidak nyaman. Belum saja sampai di UKS, beberapa gadis menghadangku. Saat aku mau berbalik, sudah ada gadis dibelakangku juga.

"Bisa ikut kami sebentar" Kata seorang gadis didepanku.

"Aku harus ke UKS, aku merasa tidak enak badan" Kataku sambil menunduk.

"Alah sebentar aja kok!" Kata gadis lain marah saat aku menolak.

"Liat dia? Seperti tikus yang mau dimangsa hihihi" Kali ini kata gadis disebelahnya.

Dan akupun dirangkul, dan dituntun mengikuti mereka. Aku benar-benar tidak bisa kabur, apa yang akan mereka lakukan? Apa mereka akan memukulku?

Dan disinilah aku, di toilet wanita. Tempat paling bagus untuk membully. Karena laki-laki tidak bisa masuk, tidak ada yang mau mengintip kecuali orang mesum, dan tidak akan ketahuan oleh guru.

Debora AdelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang