Part 9 'You Will Be Mine'

10.2K 267 29
                                    


Kami berada di samping tandon, berlindung dari teriknya cuaca di atap sekolah yang sangat panas. Duduk berdua di lantai, bersandarkan tandon.

"Mana Jaketku?"

Leon menaikkan bahunya, menyiratkan 'Gak tau'.

Betapa bodohnya aku, dia kesini kan gak bawa apa-apa.

Aku pun berdiri, dan meninggalkannya. Tapi dia memegang tanganku.

"Bisakah kamu temani aku sebentar?" Pintanya.

Aku menoleh, menatap wajahnya yang tampak serius.

"Kumohon.." Katanya lagi.

"Huuuuuft..." Kataku, meringankan emosiku. Aku pun duduk kembali.

"Aku tau kamu menghindar dari aku, dan aku juga tau kamu sedang marah sama aku karena seenaknya aku menerima tantangan dari Harve, dan memberi nomormu... Aku minta maaf aku memang salah.... Maka dari itu.., tadi.. aku menantangnya bermain basket..... dan bisa kamu lihat aku menang... " Kata Leon panjang lebar.

"Karena aku menang dia gak bakalan ganggu kamu lagi, jadi kamu jangan khawatir,... dan kamu mau kan maafin aku?" Lanjutnya..

"Gak!"

"Ayooolaah... maafkan aku.. kali ini aja, ya?" Kata Leon menggodaku.

"Gak, gak mau!.. lagipula, bagaimana bisa kemarin kamu tau aku pergi ke bioskop?!"

"Oh.. itu.. Well.. hmmm" Kata Leon yang enggan menjawab.

"Apa kamu pacaran sama dia?!" Tanyaku blak-blakan.

"Hah? sama Lexy? Enggak"

"Bohong"

"Beneran, lagipula Lexy suka sama Harve"

"Tapi.. kamu bermesraan dibelakang!"

"Itu karena kam... tunggu dulu? Kamu cemburu?!"

"Hah? enggak.. aku cuma memastikan aja" Mampus aku keceplosan.

"Lagipula.... aku masih marah dengan apa yang kamu lakukan tadi!" Kataku mengalihkan pembicaraan.

"Yang tadi? Oh.. Haha... habisnya kamu menghindar sih, jadinya kan aku pingin jahilin~" Leon pun kembali menggodaku, bahkan wajahnya mendekat ke aku. Segera aku membuang muka. Deg deg deg, Sumpah! Gak tahan lihatnya.

"Ini gak lucu sama sekali Leon!"

"Ok ok.. maaf.. jangan khawatir, kejadian tadi aku juga akan bertanggung jawab.. ok?"

Tangannya memengang daguku, mengarahkan wajahku ke wajahnya. Degdegdegdeg... lalu Leon mengarahkan wajahku maju.. mendekati wajahnya. Cup.. sebuah kecupan ringan di pipi kananku. Aku langsung menjauh, dan terdiam beberapa saat.

"Apa yang kamu lakukan?... kita kan tidak sedang latihan?!!" Kataku menutupi kepanikanku.

"Habisnya.... kamu...... sangat manis" Kata Leon memalingkan wajahnya. Jadi aku tidak bisa melihat ekspresinya.

Apa tadi beneran Leon? aku gak percaya apa yang baru saja dia katakan... membuat wajahku panas.

"Panas ya disini" Kataku mencairkan suasana dan mengibas-kibas kan tanganku.

"Haha, ya.. kamu benar" Jawab Leon, sambil menarik kendurkan kerah bajunya.

Ding - Dong .......

Yup, suara bel berbunyi. "Sebaiknya aku kembali ke kelas" Kataku dan berdiri.

"Aku juga, ayo kita barengan" Ajaknya.

Debora AdelinaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz