27. Hal Mewah yang disebut Cinta

75 2 1
                                    

Aku pernah di cintai, dulunya.
Aku yakin, aku merasakan cinta yang tak terhingga batasnya.

"So Bong-ah?"

"Ne, Appa?"

"Kalung ini Appa berikan padamu untuk menunjukan betapa sayangnya Appa padamu. Kau adalah hal paling berharga yang Appa miliki di dunia ini. Kau tahu itu, kan?"

"Aku juga sayang padamu, Appa. Appa jangan khawatir. Aku akan tumbuh menjadi gadis cantik yang membanggakanmu."

"Appa tahu. Uri Kang So Bong, sudah sangat cantik dari sekarang."

Persis seperti yang ku ingat, sebanyak itulah aku mendapatkan cinta dari Ayahku. Ku pikir, cinta yang seperti itu akan selalu bersamaku. Nyatanya...

"Paman, kau bilang apa barusan?"

"So Bong-ah, Ayahmu sudah meninggal setahun lalu. Andai kalian kembali lebih cepat, mungkin kalian akan bisa bertemu dengannya. Mianhae, karena mengatakan kabar buruk ini setelah bertahun-tahun."

"Tidak mungkin. Bagaimana bisa..."

Nyatanya, cintanya berakhir sampai disana.

Cinta kedua yang membelengguku, adalah dari Ibuku. Ku pikir, cinta yang sekarang lah yang akan berlangsung selamanya. Kami melalui masa sulit bersama di Ceko. Berjuang untuk tetap bertahan hidup setelah Ibuku di campakan oleh lelaki yang ingin menikahinya. Kami hanya berdua, menjalani hidup penuh cinta dan kegembiraan. Sampai tiba ketika kami akhirnya bisa kembali ke Korea. Meski tanpa Ayah lagi, ku pikir berdua saja dengan Ibuku, rasanya akan mendapatkan dua cinta sekaligus dari orang tuaku.
Namun lagi-lagi...

"EOMMA! EOMMA!!! EOMMA BUKA MATAMU! EOMMA, INI AKU, KANG SO BONG! EOMMA, JEBAL! JANGAN TINGGALKAN AKU! EOMMA!!!"

Cinta itu...membawa serta Ibuku pergi ke tempat Ayah. Meninggalkanku tanpa cinta disini. Awalnya, serasa sulit dan menyesakan. Berharap Pamanku, keluarga satu-satunya yang kumiliki akan memberiku cinta yang serupa. Tapi dia hanya memanfaatkanku.
Sampai akhirnya, hitam di hidupku mendapatkan beberapa percikan warna lain. Aku lupa bahwa aku memiliki seseorang yang juga ada di hidupku sesaat setelah kembali kesini. Seorang pria yang ku pikir akan memberiku cinta, menggantikan cinta kedua orang tuaku yang hilang.

Tapi...

"So Bong-ah, bisakah berhenti saja? Aku tahu, Ayahku memang menabrak Ibumu. Tapi itu tidak di sengaja. Hasil penyelidikan semuanya berpihak pada pernyataan Ayahku. Jika kau meneruskannya, ini akan mempersulit dirimu sendiri."

"Kupikir, dengan tetap percaya padamu, kau juga akan mempercayaiku. Ibuku memang kesulitan. Tapi aku tahu, beliau bukan orang yang seperti itu. Aku akan tetap membawa ini sampai akhir untuk mengungkapkan kebenarannya. Jika kau tidak suka dengan yang ku lakukan, kau saja yang berhenti membujukku."

Park Min Joon, yang terakhir kuharapkan untuk mewarnai keseluruhan hitam di hidupku, ternyata tak cukup. Dan saat itulah aku sadar, selain kedua orang tuaku, cinta menjadi hal yang terlalu mewah untuk ku miliki, dari siapapun.
Sampai kemudian...

"Ahjussi...apa kau mencintaiku?"

"Hm. Aku mencintaimu."

"Waeyo? Ani-sejak kapan?"

"Dua belas tahun lalu."

"Dua belas tahun lalu? Selama itu?"

"Hm."

Ahjussi itu datang lagi...memberiku cinta yang terlalu mustahil untuk ku mengerti. Aku mengelaknya. Menampik dan bahkan menghinanya. Mengatainya sebagai orang gila atau yang lebih buruk dari itu-pedofilia.
Aku tidak mengerti dirinya sampai disaat itu. Bahkan enggan untuk mencoba mengertinya. Tapi Ahjussi itu terus berusaha menggapai pagarku.

Are You Human Too? (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang