25

6.4K 1.1K 80
                                    

Sekarang pukul sudah masuk waktu malam, matahari sudah tenggelam di ufuk barat beberapa puluh menit lalu. Baik Jisung maupun Minho belum makan siang sejak dari tadi, sekedar beranjak membeli makanan saja tidak. Mungkin kejadian yang terjadi hari ini membuat pasangan itu 'kenyang'.

Chan yang keluar dari ruangan langsung menarik perhatian Jisung. Namja berjenis Beta itu segera menghampiri sang dokter yang membawa papan klip hasil pemeriksaan.

"Apa Felix baik baik saja ?" Tanya Jisung tak sabaran.

Chan menoleh. "Keadaan Felix dan bayi dalam kandungannya baik baik saja. Meski ia menerima sedikit banyak guncangan, para malaikat benar benar melindunginya." Ucap Chan membuat Jisung yang sedari tadi menahan nafas kini dapat menghela nafas lega dan bergumam rasa syukur.

Minho yang sibuk dengan ponselnya tidak terlalu fokus interaksi antara Chan dan Jisung, jari sibuk bertukar pesan dengan teman ayahnya.

"Ho,"

Minho berdeheman.

Jisung duduk di sebelah Minho. Ekspresi Jisung tak jelas, pikirannya campur aduk. Semuanya terasa begitu rumit.

Minho memasukan ponselnya ke dalam saku celana, lalu menghadap ke Jisung. Berdeheman sejenak, mengecek suaranya agar tidak gagap. "Bagaimana keadaan Felix ?"

"Felix baik baik saja. Ponakanku juga,"

Minho mengangguk.

"Bagaimana dengan nasib Eommaku, Minho-ah ? Apa dia akan makan dengan layak ?" Tanya Jisung akhir mengungkapkan isi hatinya yang sedari tadi membuatnya gelisah.

"Dia akan menjalani masa rehabilitasi. Tenang saja, fasilitas penjara masa kini tidak semengerikan penjara Gulag di era Uni Soviet." Ucapan Minho membuat Jisung sedikit tenang.

Hening.

Minho menyadari bahwa Jisung kedinginan. Ia tak tega, segera ia melepas jasnya dan menyampirkan ke bahu Jisung.

Jisung langsung menatap Minho, Minho segera membuang wajahnya ke lain arah. "Aku hanya memastikan kau tidak terkena angin malam." Ujarnya dengan nada ketus. Pipinya sedikit merona samar di sana.

Kenapa Minho mendadak tsundere ?

Jisung terkekeh pelan. Merapatkan jas pemberian Minho. Aroma maskulin bercampur aroma khas Alpa dari Minho memenuhi indra penciumannya. Membuat Aroma itu diam diam menjadi parfum terfavorit bagi Jisung.

"Terima kasih." Bisik Jisung pelan, yang masih dapat di dengar Minho karena suasana di ruang tunggu begitu tenang.

"H-hm."

Tak lama Felix keluar dengan wajah sedikit pucat, meski tak separah tadi.

"Felix!" Pekik Jisung bahagia dan segera menghampiri Namja Omega itu. Minho ikut bangkit di belakangnya.

"Apa sebaiknya kau di rawat saja lix ? Wajahmu terlihat tidak baik baik saja." Saran Jisung khawatir.

Felix menggeleng. "Aku tidak suka bau rumah sakit! Itu menyengat dan membuatku mual. Bawa aku pulang sung." Pinta Felix merengek seperti bayi. Bergelayutan ke pundak Jisung.

"Lix, kau sedang hamil. Kasihan bayinya terhimpit," Peringat Jisung sambil menahan tubuh Felix agar tidak terlalu menempel padanya. Jisung sangat sayang ponakan asal kalian tahu.

"Ayo kita pulang. Suhu sudah semakin dingin." Interupsi Minho yang sedari tadi memperhatikan keduanya. Felix dan Jisung mengangguk patuh.

Mereka bertiga segera melangkahkan kaki untuk pulang.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang