19

6.7K 1.1K 100
                                    

Aku ada membaca komenan yang menyebut Eommanya Jisung di Chapter lalu. Kenapa ? Kalian rindu ya ? Ini aku hadirkan lagi nich 🌚🌚👌
___
Happy Reading 💜
_

"Ini sudah hampir satu bulan sialan. Bekerja lah yang becus!" Sembur Eomma Jisung sambil melempar bungkus rokok ke arah Jisung.

"Ta-tapi Eomma..,"

"BERHENTI MEMANGGILKU DENGAN NAMA MENJIJIKKAN ITU SIALAN!" Seru Yeoja itu murka dan berang ketika Jisung kembali memanggilnya dengan sebutan Eomma.

Yeoja menepuk nepuk dadanya sakit akibat berteriak barusan. "Berhubung kau tidak mendapatkan apa apa-- Bagaimana kalau sebaiknya kau melayani beberapa pelanggan setiaku !?"

Jisung menggeleng kencang. Dia tidak mau. Entah mengapa membayang tubuhnya di paksa melayani- rasanya Jisung mual, dan ingin muntah.

"Kau tidak menepati janjimu, bajingan kecil."

"Eomma berikan aku satu kesem-"

Plak!

Omongan Jisung terhenti ketika tangan itu menampar pipinya keras. Jisung memegang pipi yang memerah bekas tamparan sang Eomma. Rasa panas dan sakit menjalar di sana. Tapi itu tak akan membuat Jisung menangis. Dia sudah terlalu sering terluka. Sudah sering tersakiti. Ini bukan apa apa ketimbang sakitnya ketika di suruh enyah dari hadapan Namja yang cintai.

"Sudah ku katakan jangan memanggilku seperti itu." Desisnya tajam. Wanita itu menjetikan jarinya memberi kode ke anak buahnya untuk segera mengepung Jisung. Dia butuh duit segera, dan menumbalkan Jisung ke pria pira berkantong tebal adalah cara terbaik yang di pikirkan nya saat ini.

Jisung menggelengkan kepalanya kencang ketika beberapa Namja menakutkan mulai mengitarinya.

Jisung segera menendang anu salah satu anak buah eommanya dan segera kabur melarikan diri secepat mungkin dari sana.

"Sial masa depanku hancur." Ringis anak buah Eomma Jisung sambil memegang anunya yang berdenyut kesakitan.

Saat Jisung hendak mencapai pintu gudang, badannya di tarik dan di hempaskan ke rak rak besi di sana. Membuat semua beberapa kardus dan kaleng kaleng cat itu berjatuhan menimpa tubuh mungil Jisung. "Akhh!"

Jisung menepuk nepuk kepalanya keras saat pandangannya mulai berputar dan mengabur. Dengan sekuat tenaga ia bangkit dan mengambil balok kayu di sana dan memukul hidung mereka dengan kuat.

Bug!

"Sial!"

Saat Jisung berhasil mengenai dua orang di antara mereka hingga salah satu hidung patah dan satu lagi ambruk tak sadar diri di lantai. Tiba tiba saja sang Eomma telah berdiri di belakangnya dan melayangkan kayu balok kayu ke arah kepala Jisung.

Bug!

Jisung ambruk dengan wajah mencium lantai terlebih dahulu. Matanya berkunang kunang. Kepala terasa sangat sakit gara gara pukulan balok kayu sang Eomma, darah segar telah mengucur dari dahinya.

"Mampus kau bajingan sialan kecil. Sekarang waktunya memperkosamu-"

"Apa ada orang di sana ?" Mereka membeku saat mendengar pemilik gudang di luar sana. Mereka segera melarikan diri begitu pula Eomma Jisung yang mengumpat kesal.

"Sedikit lagi- Awas saja kau sialan."

Sepertinya Dewi Fortuna kembali berbaik hati ke Jisung yang tengah tak sadarkan diri di lantai.
_

Jisung membukakan matanya bergantian, kepalanya terasa terlalu sakit dan rasanya hendak lepas saja. Dengan sisa kekuatan yang ada, Jisung memaksa kelopak matanya untuk tetap terbuka.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang