05

8K 1.3K 307
                                    

"Ini Tuan. Nomor ponsel tiap karyawan."

Minho mengangguk angguk. Lalu mengambilnya dari Lia.

Lia dalam hati bertanya tanya atas sikap aneh sang atasan, tapi ia lebih memilih tidak bertanya daripada harus menghadapi ceramah pedas Minho.

"Silahkan keluar." Usir Minho yang tampak asik dengan data data itu.

Lia membungkukkan badannya hormat, dan segera berjalan keluar ruangan. Menyisakan Minho yang sibuk dengan kertasnya itu.

Minho tanpa sadar tersenyum, apa yang di cari tertera di sana. Nomor ponsel Jisung.

Dengan cepat segera menyalin nomor Jisung ke dalam ponselnya, dan tersenyum sendiri melihat nomor ponsel itu di dalam ponselnya.
_

"Lix. Huhuhu~" Jisung berguling merengek rengek di lantai seperti anak bayi.

Felix menatap Jisung tanpa minat, sudah 10 menit dia seperti itu.

"Kenapa lagi ?"

Jisung langsung bangkit dari bawah. "KENAPA PARA ALPA MENERORKU ? AKU BETA! DEMI TUHAN!" Teriak Jisung alay.

Dalam diam sebenarnya Felix iri dengan Jisung. Jisung bisa di terima di mana saja karena ia berstatus Beta. Sedangkan Felix ? Dia menyesal di lahirkan dalam status omega. Dia tidak bisa seperti Jisung. Felix iri.

"Terima saja nasibmu. Kalau tidak, kau berkencan dengan orang lain agar mereka menjauhimu." Jawab Felix santai dengan saran cukup masuk akal.

"Aku buruk Felix-ah. KENAPA YEOJA BETA MENJAUHIKU ? huhuhu..,"

Felix menarik nafas dramatis.

"Aku ingin jadi buah buahan saja."

"Sung." Panggil Felix tiba tiba.

Jisung menoleh cepat ke Felix. "Kenapa ?" Tanyanya.

"Kalau nasibmu akan berakhir dengan Alp-"

"TIDAK!" Potong Jisung cepat. Beta bodoh itu berdiri. "Kalau sampai itu terjadi. Kau bisa potong telingaku."

Felix terdiam. Dia tidak mengiyakan janji bodoh Jisung.

Karena ia tahu, Jisung itu terkadang labil. Walau lebih labil Felix sih.

"Mana ponselmu, biar aku yang membalas pesan Yao Chen."

Jisung menatap Felix berbinar binar. Dengan patuh menyerahkan ponselnya ke Felix.

"Aku heran, pelet apa yang kau pakai hingga dapat perhatian dari para Alpa ?" Olok Felix terkekeh ringan membuat Jisung menekukkan wajahnya.
_

Jisung sudah siap dengan seragamnya. Dalam hati dia was was hari ini, karena ia melihat ramalan bintang. Katanya Virgo akan mengalami sesuatu pengalaman tak terlupakan.

Itu menurut majalah panutan Jisung, alkitab Jisung kata Felix. Karena Jisung benar benar mengamuk bila ada yang menganggu majalah majalah itu.

Ia berjalan keluar. Menjalani pekerjaan dengan biasa. Tidak ada sesuatu yang menarik.

Bahkan Yao Chen menganggu waktunya hanya sebentar, selebih itu mereka sibuk melayani pembeli.

"Terima kasih, dan kembali lagi ya." Tutur Jisung ke pelanggan terakhir.

"Itu yang terakhir ?" Yao Chen.

Jisung mengangguk.

Dia berdiri tak nyaman dan gelisah di sebelah Yao Chen. Demi apapun Jisung rasanya ingin jadi buah buahan sekarang.

"Ada sisa makanan, apa kau mau membawa makanan ini pulang sung ?" Tanya Seobin yang muncul dari balik pintu dapur, tanpa sadar Beta itu menyelamatkan situasi. Jisung menangis terharu dalam hati.

Gladiol -MinSung- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang