" Apa iya aku harus kembali kesana? "
Aku memikirkan betapa lelahnya untuk kembali ke toserba, meski tak terlalu jauh, tapi jika berjalan kaki di waktu yang sudah mulai gelap dan hujan yang kembali mengguyur, sepertinya akan merepotkan.
" Baiklah, tak ada pilihan lain " Aku berjalan berniat kembali ke toserba dengan membawa payung di tanganku sebelum keluar pintu.
" Kau mau kemana? "
Suara itu kembali kudengar, namun aku mengabaikannya dan hendak membuka pintu
" Ya, kau tak perlu pergi, di luar hujan deras " ujarnya lagi dengan nada santai. Dia memang benar, hujannya sangat deras saat aku mengintip di sela pintu yang baru saja ku buka.
" Barangmu tak ada di sana! " Kim membuatku kesal karena terus berbicara
" Ya! Bisakah kau berhenti bicara?! " Aku sontak berbalik saat mengomelinya
" Percuma saja kau kesana, barangmu sudah ada di tanganku " dia dengan santai memperlihatkan belanjaan yang ku beli tadi. Aku menatapnya terkejut, sembari menghampirinya.
" Kenapa ini bisa ada padamu? " Aku mencoba membawa belanjaanku dari tangannya
" Jika saja kau tak lupa, jelas itu tak akan ada di tanganku " Kim
" Ahhh, untunglah ~ " aku tak menyadari saat mengatakannya
" Aku bisa di andalkan bukan? " Kim tersenyum bangga pada dirinya sendiri
" Kau tak akan melakukan apa-apa jika bukan aku yang meninggalkan ini " jawabku ketus yang membuat Kim terlihat menunduk kesal
" Tapi, aku akui. Kau hadir di saat yang tepat kali ini " bodohnya kenapa aku mengucapkan hal mengerikan ini
" Benarkah??!! Aku merasa tersentuh " Kim terlihat senang mendengarnya
" Sudahlah, lupakan. Yang terpenting aku tak harus kembali ke toserba di tengah hujan "
aku beralih ke dapur dan membereskan barang belanjaan ku, sedangkan Kim menontonku yang sedang berbenah di kursi meja makan.
" Wae? " Tanyaku saat melihat Kim terus memperhatikan aktivitas ku
" Kau tak mengusirku? " Kim menatapku aneh, ia memiringkan kepalanya seperti anak kecil
" Apa kau ingin aku melakukannya? " Tanyaku padanya tanpa menghentikan aktivitas ku
" Aniyo! Hanya saja, ah maksudku, tak biasanya kau begini " Kim
Aku hanya menyeringai mendengar ucapannya
" Ah, jangan jangan... Kau???? " Kim bertingkah heboh dan bangkit dari duduknya
" Wae? "
" Apa kau..kau sudah menerimaku? " Kim memancarkan tatapan penuh pengharapan
" Kau sudah tak keberatan aku di dekatmu? Kim
" Apa iya? Apa begitu? " Kim sangat bersemangat
" Aigooo. Kau terlalu berlebihan " sahutku
" Kurasa kau hanya perlu mengatakan iya atau tidak?! " Kim
" Aku tidak menerimamu, dan aku hanya belum mengusirmu, jadi kau tak perlu terlalu percaya diri " ujarku kembali mematahkan senyumnya
" Ahh, benar. Sepertinya aku juga harus tahu bahwa kau terganggu dengan adanya aku. Tapi, aku tak tahu apa yang membuatku merasa penasaran padamu, sampai-sampai aku terus ingin bersamamu " Kim
YOU ARE READING
UNREAL (KTH)
Teen FictionAku yang terbiasa dengan kesendirian, menemukannya dalam kesunyian. Dia, pria yang tiba-tiba saja datang dalam hidup sepi ku, selalu menemukan cara untuk mencari kebisingan yang membuat candu.
Unreal_3
Start from the beginning
