" Ummm. T..terimakasih " Dia menunduk ke arahku dan terus mengucapkan terimakasih.

Aku membuka earphone yang sedang ku gunakan.

" Mwoga? " (Untuk apa?)

" Kemarin kau telah menyelamatkanku, aku sangat berterimakasih padamu karena melakukannya. Dan, maaf pula karena membuatmu dalam masalah " Ucap Seora terdengar tulus

" Eoh, tak apa " Aku hendak memakai kembali earphone namun Seora menghentikannya

" Maukah kau berteman denganku, Jung Kyun Hee-Ssi? " Dia terdengar ragu, namun cukup berani mengatakannya dengan mata tertutup

" Ani!" (Tidak)

Aku tak menghiraukannya dan segera menolaknya

Dia tak beranjak dan terus diam di tempat sembari menatapku yang sedang menikmati waktu santai.

" Ya! Apa kau tak akan pergi? " Aku kembali membuka earphone ku

" Tadinya aku berpikir, hari ini aku akan mendapatkan teman. Tapi, ku rasa memang tak ada yang ingin berteman denganku " dia terlihat menyedihkan.

" Cari orang lain sana! Jangan aku! "

" Wae? Apa kau tak kesepian? Aku tak pernah melihatmu bicara dengan orang lain selama ini "

" Aku tak suka di temani, dan aku juga tak suka berteman. Jadi jangan berharap aku akan menjadi temanmu. Sekarang pergilah, jangan ganggu aku! " kataku lagi

Namun, ia tak beranjak dan malah memelas hingga membuatku muak dan akhirnya pergi dari sana.

Aku mengingat satu tempat yang cocok untuk menyendiri dan mengindari keramaian. Awalnya memang aku membenci tempat itu, tapi rasanya gudang kemarin bisa di gunakan untuk menenangkan diri.

Sesampainya di sana, aku kembali di kejutkan dengan seseorang yang sudah mendahuluiku. Seperti kemarin, pria yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam itu, sepertinya dia bukan seorang siswa sekolah ini. Lalu, kenapa dia terus mengikutiku dan berdiam di sini?

" Kau lagi? "

Dia terkejut melihatku.. Ah tidak, aku tahu dia hanya pura-pura terkejut. Dari pandangannya dia seperti sedang menunggu seseorang

Aku menghela nafas sejenak

" Kenapa kau terus mengikutiku? "

" Aku? Mengikutimu? " dia pandai mengelak

" Jangan bertele-tele! Apa yang kau mau? " Aku berusaha lebih tegas padanya

" Kau " ujarnya

" Sudah kuduga, kau memang pria mesum! "

" Ah, aniyo. Kau kenapa selalu menuduhku? "

" Lalu? Siapa kau? Bahkan kau tak mengenakan seragam sekolah ini? Apa kau penyusup? " tuduhku lagi

" Aku bukan penjahat, penyusup, ataupun semacamnya. "

" Aku ... aku adalah mahluk yang hanya bisa di lihat oleh orang tertentu "

" Huh? Maksudmu, kau ini hantu? " Aku malah menatapnya aneh. Mengapa dia bicara yang tidak-tidak

" Kau tak percaya? " ujarnya

" Kenapa aku harus percaya? Kenapa aku bisa melihatmu jika kau adalah hantu? " Aku masih berpikir bahwa ini hanya omong kosong

" Aku juga tak tahu mengapa kau bisa melihatku."

UNREAL (KTH)Where stories live. Discover now