Aku segera membuka pintu gudang yang berada di ujung koridor sekolah. Gudang ini terlihat jarang di masuki manusia. Eoh, pintu yang penuh dengan debu serta ruangan yang begitu kotor menandakan tempat ini memang tak pernah di bersihkan.
Aku melangkah lebih dalam setelah menutup pintu, dan sepertinya gudang ini bekas perpustakaan yang sudah tak di pakai dalam waktu yang lama.
" Sial! Bagaimana ini? "
" Aku bahkan tak tahu harus bagaimana memulainya "
Aku masih memperhatikan sekeliling ruangan kotor ini dengan lap yang berada di tanganku.
Dengan terpaksa, aku memulai membersihkan meja yang di lapisi debu tebal serta menurunkan kursi yang berada di atas meja itu.
Perlahan namun pasti, aku mencoba untuk membersihkannya walau aku tak pernah menyentuh apapun di rumahku.
Kemudian, aku beralih pada rak buku yang terlihat memiliki beberapa buku yang masih terpajang.
Brukkkk!!!!
Sebuah buku tiba-tiba jatuh karena tersenggol oleh sikutku.
" Aishhhh!!! " Gerutuku sembari kembali membawa buku itu dengan kasar.
" Huft " Aku menjatuhkan diri duduk di sebuah kursi dan memejamkan mataku sejenak
" Aku benci tempat ini! " Ocehku
" Dasar gadis pemarah! Bahkan dia juga pemalas " Aku mendengar seseorang berkata seperti itu saat aku memejamkan mata.
Aku membuka mata dengan terkejut, tiba-tiba saja aku mendengar seseorang bicara.
" Nugu ya?! " Tanyaku sembari menatap ke arahnya
" Eoh?!! " dia membulatkan matanya
" Nugu ya?!! " Tanyaku lagi, kali ini dengan nada yang lebih keras
" Apa, apa k...kau mendengarku? " Bicaranya tiba-tiba berubah gugup
" ' Dasar gadis pemarah! Bahkan dia juga pemalas' "
Aku mengulangi perkataannya dan sontak membuatnya benar-benar terkejut
" B..bagaimana mungkin? " Dia terus bergumam seolah tak percaya
" K...kau juga bisa melihatku? " Tanyanya lagi
" Kau pikir aku ini buta dan tuli sampai tak melihat dan mendengar mu? "
" Bukan begitu " dia menggelengkan kepalanya
" Sudahlah, jangan ganggu aku! Aku tahu kau kemari untuk apa. Sekarang, giliranmu untuk membersihkan ruangan ini "
" Mwo? " dia terlihat seperti orang linglung
" Tak perduli siapapun kau. Saat aku kembali terbangun, aku ingin ruangan ini sudah bersih. Mengerti?! " Aku benar-benar memerintahnya dengan memasang earphone di telingaku, kemudian memejamkan mata.
Hingga setelah beberapa saat, aku membuka mataku untuk memastikan apa dia benar-benar melakukannya atau tidak.
Namun, berbeda dengan bayanganku. Rasanya ruangan ini tetap sama seperti sebelum aku menutup mata, dan pria itu hilang entah kemana.
" Menyebalkan!! "
" Apa dia kemari hanya untuk melihatku? "
" Sial! "
Aku kembali bergumam kesal karena lagi-lagi orang menyebalkan merusak hariku. Hingga tak ada cara lain selain membereskan semuanya sendiri agar aku bisa segera terbebas dari hukuman ini.
YOU ARE READING
UNREAL (KTH)
Teen FictionAku yang terbiasa dengan kesendirian, menemukannya dalam kesunyian. Dia, pria yang tiba-tiba saja datang dalam hidup sepi ku, selalu menemukan cara untuk mencari kebisingan yang membuat candu.
Unreal_1
Start from the beginning
