clear

5.2K 823 67
                                    

"Mamiiiii kenapa dia nangis teruuuus?" Jessica masih bingung sendiri kalau anaknya nangis dan nggak tahu maunya apa.

Pipis enggak, mau mimi juga enggak.

Rasanya setiap kali Sinbi nangis, Jessica ingin ikutan nangis juga. Jadi gini rasanya punya bayi merah.

Kalau nggak ada Mami, dan kalau nggaka da suster, kayaknya Jessica udah ikutan nangis sama Sinbi aja deh.

Pusing mana begadang mulu.

"Besok aku pulang ya, Mi?"

Mami mengangguk, "Kata dokter sih iya."

"Jeffrey sama Krystal kemana sih kok jadi jarang kesini?"

"Jeffrey lagi ngospek di hutan, besok juga pulang. Kalau Krystal kayaknya sibuk kuliah deh."

"Oh," Jessica mengelus pipi Sinbi yang masih terlelap, "By the way, Mi, aku dan Mas Donghae setuju kalau Krystal nikah duluan."

"Loh? Kok gitu? Kan rencananya kamu dulu, baru Krystal. Lagian S2 mereka berdua belum beres, ah."

"Mih, aku masih harus nunggu Sinbi sampai beberapa bulan. Kasian Krystal sama Jongin nunggu terus. Pernikahan aku selalu aja ditunda, jadinya pernikahan mereka juga mundur terus."

Tapi apapun keputusannya, Mami tau, anak-anaknya sudah besar. Semoga itulah yang terbaik.

"Ya udah, asal jangan Jeffrey minta kawin juga aja." Canda Mami.



"Jiho, mau kita nikah besok juga aku sanggup." Ucap Jaehyun. "Biar kamu nggak insecure ketakutan gini terus."

Gimana nggak insecure, Jiho baru aja liat video pacarnya sama perempuan lain. Mungkin itu disaat mereka putus, tapi rasanya Jiho masuh kecewa aja ternyata pelarian Jaehyun itu perempuan lain.

"Kamu kenapa sih? Masih marah gara-gara aku gendong Shuhua waktu pingsan? Ini di hutan loh, jangan ngajakin berantem."

"Jeff," Jiho menaruh handphone Shuhua di tangan Jaehyun, lalu menutup kepalan tangannya, "kita putus aja ya? We all know, we don't meant for each other. Even your, and mu God knows we are different."

"Jiho? Kamu udah janji loh nggak akan gini lagi?"

"Aku udah liat videonya, ternyata aku nggak sekuat itu. Aku capek. Rasanya semesta bener-bener ingin kita pisah. Dari hal terkecil sampai yang terbesar semuanya nggak berhenti menyerang kita."

"Nggak. Aku nggak mau putus."

"Jangan egois, Jeff. Please hargain perasaan aku. Kamu tau? Rasanya aku mau mati aja liat video itu. Rasanya aku mau mati aja waktu tau kamu nggak mabok sama sekali, kamu yang memulai, kamu yang ngajakin, dan bahkan kamu terlalu menikmati badan dia sampai kamu nggak sadar, handphone dia nyala dan ngerekam semuanya."

Air mata? Jelas udah nggak bisa terbendung lagi.

"I know, people makes mistake, but enough for us. I don't want you to make another mistake, or bigger mistake than this."

Mau mencoba menahan pun Jaehyun nggak bisa, karena dia tau, kesalahan besar sudah terlanjur terjadi.

Dan Jiho berhak bahagia.

Semesta memang tidak merestui mereka.

Hari itu Jiho minta izin buat nganterin Shuhua pulang bareng salah satu panitia dengan alasan, dia pembimbingnya.

Tapi Jiho nggak kembali ke lokasi, nggak juga kembali untuk Jaehyun.

Inilah akhir dari hubungan mereka, yang mungkin, akan sulit untuk diperbaiki karena satu dan lain hal.

Hal yang tersulit bukan memilih antara orang pertama, atau kedua. Atau pilihan satu, dan yang lainnya.

Yang tersulit adalah memilih untuk meninggalkan Tuhan untuk bersama yang lain.

Bukan salah Jaehyun semua berakhir begini. Bukan salah Jiho juga karena tidak ingi meninggalkan Tuhannya.

Mungkin memang sudah jalannya begini, mereka harus berpisah bukan karena bingung harus memilih Tuhan. Mungkin memang mereka diberi masalah lain agar tak menyalahkan Tuhan dan meninggalkannya.


"Mi, Pi, Mbak, Mas, Jeff," Jongin mengabsen anggota keluarga Jung satu persatu, "rencananya saya mau meminang Krystal. Bulan depan."

Semuanya kaget. Tentu saja. Sebenernya mereka semua tahu Krystal pasti ngeduluin Jessica. Tapi nggak secepat ini???? Bulan depan??????

"Bang???? Kebelet banget????" Ceplos Jaehyun, lalu dicubit Krystal. "Ihhh sakit, Kak."

"Makanya nggak usah komen."

"Kamu yakin nikahin anak saya? Nggak akan putus nyambung lagi?"

Jongin mengangguk, "Keputusan saya udah bulat, Om. Saya janji jagain anak Om."

"Ok," Papi mengangguk, "kalau sampai Krystal nangis lagi, saya bikin kamu nangis juga."

Semua tertawa, tapi Papi serius. Krystal ini bisa dibilang anak kesayangan Papi soalnya. Krystal nggak pernah ngecewain Papi, paling nurut, paling bisa bikin Papi bangga didepan semua orang juga.

Jadi untuk ngelepas rasanya berat.

Tapi kenapa Papi setuju aja waktu Jongin minta izin? Karena Papi percaya satu hal,

"If he really love you, he will make it clear."

Home - Jaehyun, Krystal, JessicaWhere stories live. Discover now