Senpai: Ajakan

3K 598 118
                                    

Sesuai ajakan Sehun sebelum mengantar Jisoo pulang. Dia mengajak cewek itu mampir ke Depot Nasi Goreng, langganannya sama Chanyeol dekat kampus.

Obrolan mereka tak begitu banyak selagi menunggu nasi goreng. Masih relate ke dunia kampus. Kebanyakan Jisoo berkeluh kesah soal tugas kuliahnya yang seabrek tak ada habis-habisannya. Dia semakin yakin salah jurus yang lalu ditertawakan oleh Sehun.

Bukan hanya Jisoo yang mengalami fase salah jurusan. Sehun dan ribuan mahasiswa lainnya juga begitu, pernah mengalami fase salah jurusan. Kebanyakan mereka mempertanyakan, “Sebenarnya aku itu masuk jurusan apa?” Lalu menyalahkan tumpukan tugas dengan deadline super horor yang siap menghantui mahasiswa kapanpun dan di manapun. Semua mahasiswa pasti akan mengalami fase salah jurusan, entah mereka nantinya akan tetap terjun menyelami fase tersebut atau memilih pergi pindah haluan. Tergantung bagaimana mahasiswa menghadapi fase tersebut.

Sehun memilih terjun. Saat dia berada di fase salah jurusan, di situlah dia mulai berpikir, “Lalu gunanya apa berkuliah, mengambil jurusan ini kalau salah?” Akan terbuang sia-sia ilmu yang didapat, pun uang yang dikeluarkan jika tetap terjebak di fase salah jurusan.

“Terus kamu mau pindah jurusan gitu?”

“Gak, lah, horor banget pindah jurusan,” aku Jisoo, “pindah jurusan sama saja kita ngulang jadi Maba. Gak enak banget.”

“Enak dong, kamu dapat kenalan baru, ilmu baru, dipanggil dedek gemes—”

“Eiy, yang ada otak makin jebol adaptasi ilmu baru!” ujarnya yang dibalas kekehan Sehun.

“Udah tua waktunya mikir cari kerjaan, contohnya Mas Sehun,” ujar Jisoo. “Mas kapan wisudanya?”

“Diusahakan tahun ini.”

“Selesai wisuda balik kampung?”

“Yup.”

“Cari kerja di sana?”

Sehun mengiyakan.

“Mas mau lamar kerja di mana?” Jisoo bertanya lagi. Memang sesi terbaik masa-masa seperti ini adalah sesi tanya-jawab.

Sehun diam sesaat, menggali ingatannya untuk mencari beberapa list pekerjaan yang pernah dia pikirkan sebelumnya.

“PP.”

“Hah?”

“Pembangunan Perumahan.”

Jisoo masih tak tahu. Baru kali ini dia mendengar nama itu. “Kontraktor ya, Mas?” tebaknya.

Sehun mengangguk  membenarkan tebakan cewek di depannya ini.

“BUMN?”

“Iya.”

“Kalau gak keterima, lamar di mana lagi?” Lagi, dia bertanya.

“Waskita mungkin,” jawabnya kali ini tanpa berpikir. “Dilihat dulu  ke depannya gimana. Misal dua-duanya gak keterima masih banyak perusahaan lain. Namanya juga calon fresh graduate, harus siap mental  ditolak perusahaan.”

Jisoo menggulum senyum manis sambil menyemangati Sehun yang tak lama lagi akan menjadi fresh graduate, pejuang kerja.

“Mas, orang Bogor, kan?”

“Iya, Jisoo,” lalu bertanya, “kenapa?”

Jisoo menggeleng. “Gak papa, cuma mastiin aja.” Kemudian tersenyum manis.

“Kamu terbiasa LDR gak?”

“Hah?”

Pertanyaan yang terbilang tiba-tiba itu membuat Jisoo terhenyak. Saat Jisoo hendak bertanya, makanan mereka tiba di depan meja, membuat obrolan mereka tertunda sesaat.

[4] Senpai | jisoo ft. sehun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang