Senpai: Konspirasi

2.9K 590 93
                                    

Turun dari gunung rasanya lega sekali. Meski badan capek, mereka tetap tersenyum bahagia setibanya di tempat pertama sebelum melakukan pendakian.

Sesuai perkiraan Chanyeol, mereka tiba di bawah jam empat sore. Mereka dipersilahkan istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Banyak yang merebahkan tubuh di tanah, meregangkan badan supaya otot lentur tidak kaku, juga melemaskan persendian.

Jisoo tak kalah lelahnya. Dia ikut rebahan di samping Uzin. Matanya terpejamkan sesaat sebelum dia dan lainnya disuruh bangun untuo melanjutkan perjalanan pulang.

Mereka baru pulang setelah jam menunjukan pukul lima sore. Selama perjalanan pulang seluruh penghuni mobil tertidur, kecuali dua orang di depan. Dowoon sama Jongup saling berjaga menemani satu sama lain. Jika Jongup kelelahan, maka tugas Dowoon menggantikan Jongup.

Perjalanan pulang, mobil jarang berhenti. Tak seperti keberangkatan yang mana mobil lebih sering berhenti di SPBU. Jalanan juga lancar-lancar saja, tidak ada kemacetan berbanding terbalik dengan kondisi keberangkatan.

Mereka lega sampai di kampus jam sembilan malam. Tim mendaki Gunung Andong langsung dibubarkan malam itu juga. Dowoon sebagai ketua memimpin doa sekaligus berucap syukur karena mereka ber-15 berangkat dan pulang dengan selamat. Juga tak lupa Dowoon sedikit menyinggung rencana pendakian yang akan dilakukan sekitar dua bulan lagi dengan destinasi berbeda. Lalu setelahnya tim dibubarkan.

Satu per satu anggota mulai meninggalkan gedung UKM. Beberapa orang masih tinggal untuk menunggu jemputan, begitupula dengan Jisoo. Dia sedang menunggu jemputan Jun. Mas Jae sudah balik ke mess sehingga tidak bisa menjemput adiknya. Uzin sendiri dijemput ayahnya  padahal Jisoo mau nebeng kalau ayah Uzin bawa mobil, tahunya bawa motor.

“Jun masih lama gak?” Uzin bertanya. Dia belum dijemput jadi masih bisa menemani Jisoo.

“Bilangnya sih, otw.”

“Otw dari mana?”

Jisoo mengangkat bahu tidak tahu menahu karena Jun belum membalas pesannya.

“Ya udah, ditungguin,” kata Uzin duduk menemani dengan tenang. Dia lelah, energinya cukup terkuras, jadi untuk sementara dia kelihatan kalem. Duduk menemani sembari menyandarkan kepala di pundak Jisoo.

“Nunggu dijemput?”

“Mas Udin mau nganterin emang?” tanya Uzin dengan mata terpejam tanpa melihat sosok jangkung yang berdiri di depan mereka.

“Kalau mau nunggu nanti aku anterin.”

“Gak usah, Mas, udah minta dijemput Jun kok.”

“Makanya gasik, Mas!” ledek Uzin menjulurkan lidah dengan jahil. Sehun cuma tersenyum, lalu pamit ketika panggilan Chanyeol mengajaknya supaya segera mengantarkan mobil ke Pak Slamet.

(cepat; gerak cepat)

“Nong, nebeng gak?” Tak lama suara Dowoon berteriak memanggil Uzin. Uzin yang sempat tertidur membalas teriak, “Nggak! Udah dijemput ayah.”

“Oh, yaudah,” balas Dowoon. “Bapakmu kui Nong, wes nang ngarepan!” Cowok itu kembali lagi memberitahukan Uzin kalau ayahnya sudah menunggu depan gerbang.

(bapakmu nong, udah di depan!)

“Demi?????” Uzin kontan saja bangun, cepat-cepat menengok gerbang UKM, memastikan bahwa itu orang yang menunggu itu ayahnya. “Jis, udah dijemput. Jun beneran belum bales?”

“Belu—eh udah.” Senyumnya mengembang lebar, lega akhirnya Jun membalas pesannya.

“Ya udah, aku pamit pulang. Kamu hati-hati nungguin Jun. Kalau dia masih lama nebang Mas Udin aja, okey?” Jisoo mengiyakan sambil membaca pesan balasan Jun, bersamaan Uzin pergi menebang Dowoon sampai gerbang.

[4] Senpai | jisoo ft. sehun [✔]Where stories live. Discover now