Part 27

62.3K 4.8K 517
                                    

Play mulmed ....

***

Axelle mengakhiri gerakan push up-nya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Axelle mengakhiri gerakan push up-nya. Peluh membanjiri seluruh tubuh bertelanjang dada itu. Kulit kecokelatannya berkilau tertimpa cahaya matahari pagi. Diambilnya sebotol air mineral di atas meja balkon, lantas ditenggak tanpa sisa.

Dalam satu kali lemparan, botol air mineral itu masuk ke dalam tong sampah di sudut balkon tanpa meleset. Tembakan yang sempurna. Ia lantas merentangkan kedua lengan, menghirup udara segar bercampur aroma khas bunga. Aroma harum yang berasal dari rumpun-rumpun mawar di halaman tetangga.

Dari arah garasi, Axelle mendengar suara deru Harley Davidson milik Leon. Hari ini, ayahnya akan pergi ke kota untuk membeli beberapa peralatan melukis. Benar saja, dalam hitungan detik motor kesayangan Leon melaju perlahan melewati halaman. Seniman itu menyapa seorang gadis di halaman tetangga, sebelum benar-benar menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi di atas jalanan beraspal.

Gadis di halaman sebelah, bukan berarti dia tetangga Leon. Selama ini villa sebelah selalu kosong. Hanya terisi saat pemiliknya yang berasal dari Italia berlibur di waktu tertentu. Jadi, gadis yang sedang sibuk menghirup aroma mawar bersama kupu-kupu, tak lain adalah Princess Anna.

"Beautifull," gumam Axelle sambil meletakkan kedua lengan di pagar balkon. Dari sana ia bisa melihat dengan jelas gerak-gerik Anna.

Gadis itu masih mengenakan pakaian semalam, hanya saja make up-nya sudah luntur karena terbasuh air mata. Axelle berani bertaruh, gadis itu pasti belum mandi. Kedatangan Charless semalam benar-benar membuat Anna malas untuk melakukan apapun.

 Kedatangan Charless semalam benar-benar membuat Anna malas untuk melakukan apapun

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Meski demikian, Anna sama sekali tidak terlihat kumal. Inner beauty masih selalu terpancar di wajah lembutnya. Gadis itu memetik setangkai mawar merah, lantas mencium kelopaknya sembari memejamkan mata.

"Sial!" dengus Axelle. Melihat mata gadis itu terpejam, sontak mengingatkan Axelle saat semalam ia mencium gadis itu. Cara Anna menikmati aroma mawar, sama dengan cara ia menikmati ciuman Axelle semalam. Ciuman yang ... ah, Axelle sulit mendefinisikan dengan kata-kata. Kalau boleh jujur, ya ... dia menginginkannya lagi.

Salju Pertama di New YorkOnde histórias criam vida. Descubra agora