39. Luluh

9K 1K 118
                                    

Setelah berhasil menenangkan Leon, Alan menyalakan lampu, meraih tangan Leon, lalu mengajaknya duduk untuk berbicara baik-baik.

"Sebenarnya, gue juga nggak suka dengan bisnis gelap yang dijalankan kakek gue," ungkap Alan.

"Ke ... kenapa?" kedua alis Leon terangkat, dia sedikit kaget, mengingat Alan adalah pewaris tunggal Kalandra group.

"Mama sama Papa gue meninggal karena bisnis haram itu. Karena sibuk mengurus binis narkoba dan prostitusi, Papa gue akhirnya selingkuh dengan para pelac*r dan terkena HIV."

Leon tak bisa berkata-kata. Matanya hanya terbelalak seolah tak percaya.

"Papa gue menularkan penyakit itu ke Mama. Akhirnya Mama juga terkena HIV. Tidak ada obat untuk menyembuhkan mereka. Jadi gue berniat menutup perusahaan gelap milik kakek. Gue nggak peduli jika nanti gue bakalan dapat masalah besar."

"Jangan bohong!"

"Ngapain gue bohong? Peningkatan virus HIV di Indonesia semakin lama semakin pesat. Gue nggak mau ada korban lebih banyak lagi. Dengan menutup bisnis itu, seenggaknya gue bisa meminimalisir prostitusi dan narkoba di negara ini."

"Lo pikir, gue bakalan percaya sama lo gitu aja?"

"Kalau lo bisa mikir, harusnya lo juga mikir kenapa gue jarang pakai baju bermerk. Mobil sama motor yang gue punya adalah pemberian almarhumah Mama gue. Lo juga harus mikir alasan gue menekan urat malu gue dan bekerja sebagai model. Semua itu karena gue nggak mau menerima uang haram dari kakek gue."

Leon tercenung. Kalau dipikir-pikir kembali, gaya hidup Alan tak seperti Rega yang hedonis, dengan mobil sport selalu bergonta-ganti, seluruh outfit selalu bermerk.   Leon tau pakaian yang dikenakan Alan bisa dibeli di toko biasa dengan harga murah.

"Sekarang, lo percaya sama gue, kan?" imbuh Alan. Dia menatap lekat dengan tatapan teduhnya, yang berhasil menghipnotis Leon seketika untuk mengangguk percaya.

"Em ... ngomong-ngomong ... lo kan sudah tau kalau gue cewek. Em ...." kata Leon gugup.

"Terus?" salah satu alis Alan terangkat.

"Em ... gue harap lo bisa jaga rahasia gue."

"Santai."

Leon menghela napas lega. "Syukurlah kalau begitu. Soalnya sudah banyak orang yang tau kalau gue ini cewek."

"Emangnya siapa aja?"

"Laurin sama Elvan," sahut Leon. Dia tak tahu kalau Laurin juga sudah memberi tahu Rega.

Alan terdiam sejenak. Kalau diingat kembali, sikap Elvan pada Leon memang sedikit berbeda. Terkesan sedikit hangat dan tampak melindungi.

"Nama lo siapa?" tanya Alan mengalihkan pembicaraan. Dia tak mau membahas tentang Elvan. Mungkin saja cowok itu akan menjadi saingannya.

"Leon," jawab Leon dengan lugunya.

Alan terkekeh. "Bukan. Maksud gue, nama asli lo siapa?"

"Oooh." Leon mengangguk paham. "Nama gue Keysha. Laurin biasa manggil gue Key."

"Nama yang bagus. Apa boleh gue manggil lo Keysha kalau nggak ada orang?"

"Nggak boleh!"

"Kenapa?"

"Ya gue takut ada orang yang dengar. Pokoknya lo nggak boleh melakukan hal yang bisa memicu terbongkarnya rahasia gue. Ngerti?"

"Iya," sahut Alan malas.

"Gue ngantuk nih." Leon mulai menguap. "Yuk tidur yuk!"

"Ha?" Alan terperanjat. Pikirannya mulai kotor.

"Kenapa lo kaget?" Leon menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal.

"Enggak. Gue nggak kaget," kilah Alan.

Leon segera kembali ke ranjangnya sendiri, berbaring, lalu menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Di dalam sana, pipinya berdesir malu. Separuh hatinya berharap jika suatu saat nanti Alan akan memandangnya sebagai seorang perempuan.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Senin, 26 Agustus 2019

K-U season 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora