Satu

1.4K 94 10
                                    

"Berhenti saja kau, dasar Kim sialan bodoh Taehyung! Tak sudi kiranya aku melihatmu berjalan selangkah lagi untuk mendekat!"

Dan teriakan itu adalah alunan dari setiap langkahnya yang kian menipis.

Sebenci itu kah seorang Jung Hoseok terhadapnya?

"Aku bilang berhenti. Kau tuli hah?!" Hoseok memekik seraya meremas rambutnya frustasi. Dan seakan apa yang diucapkan Hoseok adalah fakta, seiring dengan menipisnya jarak diantara keduanya, menyisakan satu langkah lebar agar bisa sampai, Taehyung berhenti berjalan. Sayu dirinya menatap bae-nya yang nampak amat terluka atas apa yang dirinya perbuat beberapa waktu terakhir ini. Sungguh dirinya tak berniat, tapi, kenapa kesalahan kecil bisa berdampak begitu besar pada pondasinya yang dia bangun sama kuatnya dengan cintanya?

Jangan tanyakan bagaimana keadaan Taehyung saat ini. Dirinya tidak jauh berbeda dengan keadaan Hoseok yang kacau. Mereka berdua berdiri di dalam kamar-di samping ranjang dengan lampu menyorot terang.

Dan jangan lupakan beberapa barang yang kiranya berharga ribuan won itu hancur berkeping layaknya tak pernah terjual.

Hoseok menangis, dan Taehyung pun sama.

"Bae ... "

"Berhenti memberikan panggilan itu sebelum ku potong lidah sialanmu itu, Kim." Hoseok menggertak lantaran tak kuasa. Pipinya yang berisi nampak mengkilat karena air mata.

Salahkah bila Hoseok marah atas apa yang telah diperbuat Taehyung?

"Maaf." Dan lirih itu adalah ucapan paling tidak berguna yang keluar dari mulut pria pemilik senyum kotak itu.

Hoseok muak.

"Pergi!"

"Bae ... "

"Aku bilang pergi, sialan!"

Cut!

...

Beberapa penata rias mendekati Hoseok dan Taehyung, menuntun mereka menuju ruang make up untuk memperbaiki penampilan mereka yang terkesan berantakan. Hoseok melangkah dengan pelan diikuti oleh wajahnya yang datar sebab kelelahan. Masih ada beberapa adegan yang harus dirinya ambil hari ini, dan hari masih sore namun Hoseok sudah amat sangat merasa penat. Hell, adegan tadi bahkan hampir menguras seluruh cairan dalam tubuhnya. Beberapa tangan mulai membubuhkan bedak tipis pada wajah licin tanpa porinya itu, menambahkan lipstik dan semua tetek bengek permake up-an yang sudah Hoseok punya dengan lengkap setiap serinya dari beberapa merk dunia terkenal.

Sambil menikmati acara diriasnya, Hoseok memainkan ponselnya dan menghubungi seseorang dengan berucap mesra ketika panggilan terangkat. Ekpresinya kontras dengan saat pengambilan adegan tadi.

Saat ini, Hoseok terlihat amat sangat bahagia.

"Kau sungguh jahat karena lebih mementingkan lagumu itu, Hyung." Dan suara rengekan itu bahkan lebih merdu dari setiap lagu yang kekasihnya-Min Yoongi ciptakan; yang katanya selalu sukses setiap terbit. Berakibat pada timbulnya kekehan di seberang sana sebelum akhirnya di susul oleh desahan lelah oleh Yoongi.

"Aku bahkan lebih banyak memikirkan dirimu ketimbang lirik lagu yang tengah ku garap, Hobi."

Hoseok merona malu mendengarnya. Bibirnya tersenyum membentuk tanda cinta dan pipinya bersemu merah sampai ke telinga. Para make up artis yang melihat saja sampai gemas sendiri dan berpikir heran, kenapa bisa ada lelaki setampan dan semanis ini dalam satu wajah sekaligus?

Sebenarnya, ngidam apa ibunda Hoseok saat mengandung aktor yang sering dipanggil kuda mang ini?

"Gombalanmu bahkan lebih kerdus dari gombalan lawan mainku dalam drama terbaruku, Hyung." Hoseok terkikik geli saat mendengar respon Yoongi.

Winter BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang