44

3.9K 410 9
                                    

Vote sebelum membaca
Setelah update author akan kembali menjadi batu.

Happy reading.

***

Tidak biasanya aku berdiri di tempat ini. Tempat dimana kedua orang tuaku sedang beristirahat dengan damai. Bukan aku tidak mau, hanya saja aku tidak mampu kalau harus kembali mengenang masa-masa itu, saat aku harus kehilangan kedua orang tuaku diusia yang masih sangat muda.

Aku percaya Tuhan selalu baik padaku, karena memberikan ku kekuatan untuk tidak menjatuhkan diri di sungai Han tepat setelah aku menghadiri prosesi pemakaman kedua orang tuaku beberapa tahun silam.

Kini, aku berada ditempat ini, berdiri ditengah-tengah pusara ayah dan ibuku, dengan Yoongi yang menggengam tanganku erat-erat, menempatkan masing-masing satu buket bunga diatas pusara tersebut. Kami berdua membungkuk untuk memberikan salam kepada mereka.

Bukan kesedihan yang datang bersamaku kali ini, melainkan rasa bahagia dan haru, karena ayah dan ibu pasti juga merasakan seperti itu saat putrinya ini akhirnya menemukan jalan kebahagiannya. Dan aku ingin memperkenalkan sosok yang membuatku begitu bahagia saat ini, Min Yoongi.

"Ayah, ibu, Yura akhirnya berani datang lagi kesini." Aku tersenyum tipis, "berapa lama aku gak datang ke tempat ini? Ah rasanya sudah lama sekali, aku juga gak tau kapan terakhir kali aku berkunjung kesini."

"Yura datang kesini untuk mengenalkan dia." Aku melirik pada sosok pria yang berdiri tegap di sampingku, "namanya Min Yoongi, dia putra semata wayang dari Tuan Min. Dan kabar gembiranya adalah, Yoongi akan menjadi suamiku."

Yoongi tau apa yang harus dilakukannya kali ini, walaupun kedua orang tua Yura sudah tidak ada lagi di dunia ini, tetap saja dia harus meminta ijin untuk menikahi Yura.

"Tuan dan nyonya Kim, perkenalkan saya Min Yoongi, yang bermaksud untuk menikahi putri anda karena saya sangat mencintainya. Saya tidak berjanji, karena bisa saja saya mengingkarinya, tapi saya akan bercita-cita untuk membahagiakan Yura sepanjang hidupnya. Bulan depan, kami akan melangsungkan pernikahan, tolong berikan kami restu kalian dari Surga." Yoongi membungkukkan badannya sekali lagi.

Demi Tuhan aku terharu, seandainya saja ayah dan ibu masih hidup, mereka saat ini juga sedang menangis haru dengan memelukku erat-erat. Tidak banyak kata yang bisa kami sampaikan didepan pusara kedua orang tua ku, aku juga tidak akan pernah menyesal karena tidak ada orang tuaku di pesta pernikahan ku nanti. Sesungguhnya, Tuhan memang selalu punya rencana tak terduga.

"Kita bisa pulang sekarang?" Tanya Yoongi.

"Hmm." Aku mengangguk, tangan Yoongi masih senantiasa menggenggam erat tanganku. "Ayo, ini juga udah sore. Urusan kita masih banyak yang belum selesai."

Ayah, ibu, tetap berbahagialah di surga. Karena putrimu ini juga sudah menemukan kebahagiaannya sendiri, jadi kalian sudah tidak perlu mengkhawatirkan keadaan ku lagi.

Entah kenapa hari ini rasanya aku lebih bahagia daripada hari-hari sebelumnya, genggaman tangan Yoongi terasa lebih bermakna seolah aku tidak ingin barang satu detik pun melepaskan tangan itu. Aku sampai tidak sadar kalau sedari tadi senyum di bibirku sama sekali tidak pernah pudar. Apa aku sudah gila hanya karena akan dinikahi oleh Yoongi. Tidak masuk akal.

"Kamu kenapa sih, seneng banget kayaknya?" Tanya Yoongi.

"Aku senang, karena kali ini gak perlu menangis didepan makam ayah dan ibu."

OH! MY BOSSWhere stories live. Discover now