30

3.7K 422 53
                                    

Dikamar yang sempit dan pengap itu, seorang gadis terlihat baru saja bangun dari tidurnya. Kim Nara, ketenangannya terusik oleh sebuah ponsel yang terus-menerus bergetar, membangunkannya dari alam bawah sadar. Dengan mata yang masih sedikit terpejam, Nara menyasarkan tangannya mencari ponsel yang menjadi sumber masalahnya pagi itu.

"Orang ini lagi, apasih sebenarnya tujuan dia! Ganggu aja." Nara melemparkan ponselnya diatas kasur setelah dia menolak panggilan dari seorang pria, yang nampaknya hal itu sangat mengganggunya.

Kepala Nara berdenyut merasakan pusing, akibat semalam dia terlalu banyak minum. Otaknya berusaha kembali memutar apa yang semalam terjadi, hingga dia sudah berada ditempat tidur, padahal semalam seingatnya, dia sedang bersama dengan Yura di sebuah kedai makan.

"Ah, sial. Aku gak bisa ingat apapun."

"Gimana bisa aku tiba-tiba udah ada di tempat tidur begini?"

"Siapa yg nganterin aku?"

"Yura gak mungkin ngangkat aku sampe kerumah."

"Aigoo— dasar bodoh." Nara memukul-mukul kepalanya sendiri. "Kenapa harus minum sebanyak itu sih." Sesal Nara.

Nara mengacak-acak rambut panjangnya, merasa frustasi. Belakangan dia memang sedang tidak dalam keadaan yang baik. Kedatangannya kembali ke Seoul untuk urusan pekerjaan, membuatnya menjadi resah. Dia takut kalau-kalau nanti bertemu dengan seseorang yang dia kenal di masa lampau.

Bagi Nara, Seoul adalah bentuk nyata dari neraka dunia, dimana dia akan selalu merasa ketakutan saat melangkahkan kakinya.

Beberapa tahun lalu, saat Nara dengan terpaksa meninggalkan Seoul tanpa satu orangpun yang tau alasan jelasnya, dia bersumpah untuk tidak akan kembali lagi menginjakkan kakinya di kota Seoul. Bahkan kehidupannya di Gwangju pun, tidak begitu banyak masalah. Dia menjalani kehidupannya dengan baik, walaupun harus terus tercekik hampir mati mehanan rindu pada sang kekasih yang dia tinggalkan begitu saja.

***

Beberapa tahun lalu Nara harus menerima kenyataan bahwa perusahaan milik ayahnya bangkrut, dan ayahnya itu terlilit banyak hutang.

"Perusahaan ayah bangkrut, Ra. Dan rumah kita bakal disita oleh pengadilan." Ucap pria itu dengan suara beratnya, disampingnya duduk sang ibunda yang tak hentinya menangis.

"Terus kita bakal tinggal dimana?" Ujar Nara bingung.

"Kita akan pulang ke rumah nenek di Gwangju."

Sialnya Nara pun tidak bisa sepenuhnya menerima kenyataan tersebut, dia lebih memilih untuk tinggal bersama dengan kekasihnya, Min Yoongi, yang notabenenya adalah seorang anak dari Presdir Min, dan calon penerus perusahaan Min Corp. Dia meninggalkan ibu dan ayahnya untuk berlari ke kediaman Yoongi.

Sampai suatu hari Nara mendengar kabar kalau ayahnya meninggal dunia karena bunuh diri. Nara sempat terpukul, tapi hanya untuk beberapa waktu saja dia menemani ibunya di Gwangju. Setelah masa berkabung usai, Nara kembali lagi ke Seoul menjalani kehidupan normalnya bersama dengan Yoongi. Seakan tak ada apapun yang harus di khawatirkan jika dia bersama Yoongi, Nara hanya bisa nyaman bersama dengan pria itu.

Namun semua kebahagiaan itu tak berlangsung lama, Nara kembali mendengar kabar kalau ibunya mengalami kecelakaan kerja yang mengharuskan wanita itu menjalani operasi di bagian matanya. Ditengah kekhawatirannya dengan kondisi ibunya, dan kebingungan Nara untuk mencari biaya operasi untuk sang ibunda,  Keadaan semakin merumit ketika dia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa, orang tua Yoongi yang sebelumnya tidak pernah tau tentang hubungannya dengan Yoongi, tiba-tiba saja mendatanginya di Gwangju.

OH! MY BOSSWhere stories live. Discover now