27

4K 449 56
                                    

"Gila— gila." Seokjin menggeleng gak percaya. "Gila, lo, Yoongi."

Setelah Yura pergi dari tempat itu, Seokjin baru menunjukkan rasa gak terimanya atas deklarasi hubungan antara Yura dan Yoongi, yang menurutnya tidak seharusnya terjadi.

"Apasih? Gue gila kenapa?"

"Lo tau kan? Peraturan perusahaan itu gak boleh ada yang pacar pacaran didalamnya? Gak boleh sama sekali ada hubungan asmara. Nah ini lo malah— wah, parah emang lo."

Tak lama setelahnya, Namjoon ikut mengungkit masalah tersebut. "Aku, sebenernya mau ngomongin itu juga waktu di Jepang. Tapi ngeliat Yoongi Hyung yang girang banget disana, aku jadi gak tega menghancurkan kebahagiaan Yoongi Hyung."

Yoongi terkekeh kecil, meremehkan semua kekhawatiran Seokjin dan Namjoon. Sungguh mereka semua terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang sama sekali tidak perlu di khawatirkan.

"Kalian lupa aku ini siapa?" Sedikit membusungkan dadanya, bangga. "Aku ini calon presiden direktur Min corporation. Semua peraturan yang menyangkut perusahaan, aku bisa ubah kapanpun."

Lagi-lagi Seokjin menggeleng heran, entah kemana otaknya, orang yang selama ini disebut genius, yang selalu paling dibanggakan ketika pertemuan para pemimpin perusahaan. Sekarang pria itu berbicara seolah-olah dia adalah manusia tidak berpendidikan.

"Heh pucet!! Lo ini pemimpin perusahaan, teladan buat karyawan, kalo lo-nya aja gak disiplin, gimana karyawan lo bakal disiplin?" Ujar Seokjin gak terima.

"Karyawan gak disiplin? Gue pecat. Susah amat." Balasnya enteng lalu kembali menyedot es kopinya.

"Masalahnya mungkin bakal lebih dari sekedar karyawan yang gak disiplin, atau memecat karyawan yang gak disiplin. Hyung— gak khawatir apa yang bakalan terjadi kalo hubungan kalian ketauan sama Presdir?" Namjoon menyahut.

"Tau nih, emang kadangkala orang kalo lagi jatuh cinta otaknya jadi oleng. Gak punya pikiran lagi dia." Seokjin menunjuk-nunjuk Yoongi, seolah Yoongi adalah seorang tersangka.

Yoongi menatap tajam kedua temannya bergantian, satu jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan gusar.

"Kalo Presdir tau sebelum waktunya, kalian berdua gue anggap jadi pelaku utamanya."

"Hyung—"

"HYAAA!!!"

****

Jungkook mengulum bibirnya, bersidekap menghadap seroang wanita yang nampak lebih tua beberapa tahun darinya. Pandangan matanya seolah berharap, agar wanita didepan berkata iya.

"Maaf, Jungkook— aku gak bisa terima saran kamu."

Sontak kata-kata yang keluar dari mulut si wanita membuat Jungkook berdecak sebal. Kemudian tangan Jungkook segera menggenggam tangan wanita didepannya yang sedari tadi diletakkan diatas meja.

"Noona— ayolah." Rengek Jungkook. "Aku tau, Noona pasti masih sayang kan sama Yoongi Hyung? Jangan membohongi diri Noona sendiri."

"Jungkook, kalaupun rasa sayang itu masih ada, bahkan sampe sekarang atau nanti. Itu gak akan bisa mengembalikan keadaannya jadi seperti dulu lagi."

"Bisa, Noona! Bisa! Aku yang bakal bantuin Noona, aku yang bakal—"

"Stop Jungkook, aku udah gak mau terlibat lagi dengan Yoongi, ataupun keluarganya."

"Yoongi Hyung masih sayang sama Noona, hampir gila dia tiap hari kerja keras cuma buat mengalihkan pikirannya dari Noona."

OH! MY BOSSWhere stories live. Discover now