Chapter 6 - 3 Groups, 1 Team

480 94 52
                                    

Tips Survival no. 6 :

❝ Jangan berpencar. Apapun alasanya, jangan.❞

Wonpil menyandarkan kepalanya santai ke teralis alih-alih bersenandung selama motor box yang kami tumpangi melaju membelah jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonpil menyandarkan kepalanya santai ke teralis alih-alih bersenandung selama motor box yang kami tumpangi melaju membelah jalanan. Suara cowok itu ringan dan merdu, seakan ia tengah melantunkan lagu cinta di tengah padang, di antara semilir angin.

Di sisi lain, aku tengah berjuang mendapatkan posisi duduk yang nyaman. Puncak kepalaku menempel di langit-langit box, sehingga leherku tertekuk ke dada jika duduk dengan posisi normal yang dianjurkan oleh WHO. Jadi aku memilih menselonjorkan pantat meski beresiko mebahayakan pertumbuhan tulang belakang.

Suara merdu Wonpil tiba-tiba tersangkut di kerongkongan sewaktu roda kendaraan tampaknya melintasi undakan sebesar gajah, berlanjut dengan tubuh kami yang menggelinding seperti galon kosong menindih satu sama lain.

Dengan amarah meletup-letup, Wonpil bangkit menuju pembatas yang menghubungkan box tempat kami terkurung dengan posisi Yoon Dowoon yang tengah mengendarai motornya di depan sana. 

Seberkas cahaya masuk saat pembatasnya dibuka dan angin meniupi rambut Wonpil seperti tokoh di film-film laga, "Bos, tolong mengemudinya jangan serabutan ya! Ada gadis di belakang sini!" Protes Wonpil sangar.

"Astaga, maaf ya nona-nona!" Dowoon berteriak susah-payah tetapi lebih dari sebagian suaranya berhamburan dibawa angin, "Kita sudah memasuki area pertokoan dan jalanannya dipenuhi reruntuhan bangunan!!! Jadi berpegangan saja yang kuat!!! Chaeron mau duduk di depan sini?! Pegangan sama Dowoon?!!"

"Dia serius?" Tanyaku sambil merangkak perlahan menghampiri Wonpil di pembatas.

"Atau Wonpil-hyung?! Pegangan sama Dowoon di depan sini, ayo?!"

Wonpil lebih dulu menutup pembatasnya sehingga box yang kami tumpangi jadi diliputi gelap seperti sedia kala sebelum aku sempat menyaksikan seberantakan apa kondisi jalanan, dan sehancur apa penampilan pertokoan.

"Kau harus belajar mengabaikan Dowoon." Pinta Wonpil bahkan ketika aku memang sudah melakukannya. Dengan raut wajah khawatir, ia buru-buru merogoh kantong dan mengeluarkan kamera saku milikku dari dalam sana.

"Wow, kauu menyimpan kameraku!"

Wonpil dengan cepat menangkis tanganku dan justru meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, memberi perintah untuk segera diam. 

Aku sontak bergidik ngeri. Ada apa ini? Sejenak Wonpil tampak gugup dan menghela napas panjang sebelum ia menyalakan kamera dan mengangkat lengannya tinggi-tinggi di depan wajah. 

"Selamat datang di channel youtube paling menggetarkan yang akan kalian saksikan selama era kejatuhan masyarakat dunia!"

Sial. 

"Karena di sini, di channel The Survivor Kim Wonpil and friends ini, tidak akan ada air mata dan ketakutan, yang ada hanya pembasmian mahkluk asing. Saat ini aku sedang bersama tamu spesial kami yang amat spesial, Moon Chaeron."

EUCATASTROPHE | Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang