Greek in the Deep!

Start from the beginning
                                    

"Itu..."

"Jangan khawatir, ini bukan alat musik atau hal lainnya di pikiranmu Ssaem..."

Jungkook seolah mengerti arah pikirannya,

"Mendekatlah," ujarnya, gesekan tubuh itu tidak terelakkan lagi.

Dua namja itu berlari menerabas hujan malam itu. Tubuh mereka kuyup, tapi setidaknya ucapan Jungkook benar. Bus yang mereka naiki memang yang terakhir.

"Jungkook-ssi gumawo," bisik Yoongi saat ia melihat muridnya terlelap di bahunya. Sambil melirik tas yang dipeluk Jungkook erat sekali.

Itu... Apa sih?

Yoongi menelan rasa ingin tahunya bulat-bulat, merutuki jiwa kepo yang mendarah daging itu.


---




Sejak kejadian malam itu Yoongi jadi lebih sering memperhatikan Jungkook. Tertarik tentang sikapnya yang cenderung diam dan menarik diri.

Seperti permainan takdir, dua namja itu jadi sering bertemu. Terlalu intens jika dikatakan sebuah kebetulan.

"Eh? Kau lagi Jungkook-ah? Astaga, sedang apa di kedai Soju begini?!"

Raut wajah Jungkook terlihat panik, meski masih dengan bawaannya yang tenang dan emotionless. Yoongi menarik kursi, duduk berhadapan dengan muridnya itu.

"Astaga! Apa ini bekas minummu Kook?"

Wajah Jungkook memerah, bukan karena kebanyakan minum Soju tapi saat melihat raut khawatir gurunya itu.

"Mendekatlah!"

"Eh?"

"Cks,"

Yoongi meringsut sambil tangannya dengan cepat mengelus surai cokelat itu, matanya yang mirip pendar kucing Persia menatapnya sayu.

"Apa yang menggangu hatimu Jungkook? Seberapa banyak luka itu, hm? Apa begitu sakit? Katakan, biarkan aku mencicipinya juga..."

Jungkook diam, tertohok dengan belas kasih gurunya ini. Tidak bisa ia katakan jika namja di depannya ini 'sok tahu sekali!'

Sebab, Yoongi adalah guru Bimbingan Konseling di sekolahnya.

"Jungkook-ah..."

Elusan di lengannya itu membuat mata doe itu telak berbalas dengan mata kucing Yoongi. Ada senyum yang sudah lama ia rindukan,

"A-aku... 'Sakit', Ssaem."





---





Seharusnya malam itu Yoongi tidak mengiyakan hati kecilnya. Tidak mendengar kisah sedih dari Jungkook. Atau sekadar berbisik di telinga muridnya sambil lengannya membelit tubuh yang lebih besar itu.

Seharusnya, malam itu ia tidak membiarkan hatinya terbuka begitu lebar. Juga emosinya yang larut dalam keheningan ganjil yang berakhir di atas ranjang kecil apartemen sunyi miliknya.

"Jungkook-ah... Akh, hentikan! I-ini sudah terlalu jauh, ugh..." Yoongi mengerang untuk kesekian kalinya hari ini.

Ia lelah, bahkan tidurnya tidak pernah nyenyak lagi saat Jungkook mulai menginap di apartemennya.

"Kenapa Ssaem-hhnghh... apa kau tidak suka hm?"

Jungkook berbisik rendah, sarat luka yang membuat hati Yoongi lagi-lagi mencelos. Abai dengan fakta bagaimana bibir itu yang sedari tadi mengecupi tiap jengkal tubuhnya.

Crème de la Crème ➖[3rd Gen Collection]✔Where stories live. Discover now