1. We are

22.1K 1.3K 105
                                    

.

[REMAKE]

Disclaimer:

Vkook- Toxic © TootooBoo

.

"Tidak ada yang sempurna. Terkadang sesuatu yang tampak berkilau di hadapanmu nyatanya menyimpan cela di baliknya. Busuk. Digerogoti keadaan yang tersembunyi. Lalu jika sakit, mengapa kau bertahan?"
.
.

Pagi dimulai dengan erangan nikmat dari yang termanis, menengadah penuh rasa nikmat yang meletup sepanjang syaraf tubuhnya. Jenjang lehernya menjadi santapan buas bilah bibir penuh itu. Basah dan kasar papila menjilat, disusul hisapan juga gigitan nakal.

Merah adalah warna yang indah di mata Jisung, jika itu menghiasi tubuh pacarnya. Maka ruam hickeys itu akan semakin banyak dibuat. Sebanyak dan sehebat ledakan pelepasan selatannya di pagi ini.

"Berbalik Hyuck!" Jisung memberi titah.

Namun, yang tua menggeleng lemah, sambil menghirup udara untuk mengisi paru-parunya. Jangan heran kalau yang lebih muda tidak memanggil yang tua dengan sebutan hyung.

"Lelah..." jawab Donghyuck singkat. Kemudian menaikkan selimut satin untuk menutup tubuh sebatas pinggul.

Jisung tertawa remeh sebentar. Lalu dengan santai tanpa sehelai benang pun, dia berjalan menuju nakas dan mengambil rokok serta pemantik. Kembali lagi ke ranjang, berbaring di sebelah pacar sambil menyalakan rokok. Lalu dihisap di antara belah bibir, kemudian asapnya dihembuskan tepat ke hadapan Donghyuck yang masih kepayahan pasca pelepasannya.

"Jangan diarahkan padaku, bangsat!" Donghyuck mengibas tangan, membuyarkan asap rokok itu agar tak terarah padanya.

Namun Jisung hanya tersenyum sinis, kembali menghisap rokok bahkan kali ini dia menarik bibir Donghyuck untuk melumat liar sambil meniupkan kepulan asap itu dari rongga mulutnya ke mulut Donghyuck. Setelahnya, dia memutus ciuman dan menyeka lelehan saliva di sekitar bibir manisnya itu.

"Cannabis sativa, kau brengsek uhh! Aku tak mau teler, Jisung!" Donghyuck marah.

"Mengapa?" Jisung hanya merespon datar.

"Ada kuliah dua jam lagi, plis! Jangan buat aku teler dan kau juga jangan teler. Ayo mandi dan cari makan!" Donghyuck merengek.

Jisung hanya memandangnya tersenyum, membuat Donghyuck jengah. Mengira-ngira apa ganja sudah meracuni otaknya pagi ini.

"Aku masih lapar hyung..."

Suara itu terdengar dalam dan rendah. Needy. Dan Donghyuck tahu Jisung sedang membicarakan apa.

Seks mereka pagi ini hanya sebentar. Donghyuck sedang malas, tidak mood. Tapi Jisung akan selalu menuntut lebih, tidak mau tahu.

"Jisung, aku lelah."

"Tidak ada yang memintamu bekerja. Kau cukup di bawahku, buka pahamu dan biarkan aku yang memanjamu."

"Bukan itu maksudku, astaga!" Donghyuck mulai frustasi. Bingung.

Dia ingin berteriak, dia lelah.

Lelah sekali.

Lelah dengan semuanya.

•••

Rumah Mark adalah base camp mereka. Alasannya mudah, orang tua Mark tidak pernah ada di rumah dan meninggalkan anaknya dengan semua fasilitas yang mereka perlukan.

Donghyuck bersyukur menjadi bagian dari mereka. Kumpulan para titisan chaebol yang royal dan loyal. Setidaknya inilah kenapa dia masih berada di sini, di sebelah Jisung sebagai kekasihnya. Jadi dia bisa ikut bergabung tiap kali mereka mengadakan pesta bertujuh.

Dia mengenal mereka karena Jisung. Anak-anak yang kelewat tinggi kastanya dan tak tersentuh bagi kaum seperti Donghyuck.

Mark Lee, Wong Yukhei, Huang Renjun, Lee Jeno, Zhong Chenle, dan Park Jisung. Mereka berteman dekat sejak kecil. Circle orang kaya, sebut saja begitu.

Dan menjadi pacarnya Jisung, tentu saja menjadi bagian dari mereka. Apalagi mereka menerima Donghyuck begitu baik dan hangat. Memperlakukan bagai adik bayi yang manis, meski Jisung-lah yang paling muda di antara mereka. Juga mengabaikan fakta jika Donghyuck hanyalah seorang biasa yang hidup pas-pasan. Mereka menerimanya dengan baik. Dan Donghyuck menyukainya.

•••

"Oh aku benci pembimbing kita! Skripshit-ku masih terlunta-lunta. Fuck!" Mark mengumpat sambil melempar kulit kacang ke arah Jeno, yang dilempari hanya tertawa manis dan menjawab dengan santai.

"Apa itu skripshit? Aku bahkan tidak peduli pada itu. Bagiku kampus hanyalah tempat mencari gadis."

Huang Renjun mendelik sambil bermuka masam. Ya, reaksi wajar karena bagaimanapun mereka adalah mantan.

Sementara Lucas dan Chenle bertingkah lebih dewasa. Menonton film berdua dengan tenang, sesekali berbincang soal plot cerita. Tak terganggu oleh apapun.

Termasuk lenguhan pelan dari si manis yang sedang berada di counter dapur. Niat hati ingin mengambil susu coklat di kulkas namun berakhir terhimpit erat, siapa lagi kalau bukan Jisung?

Donghyuck mengalungkan tangannya, mengacak rambut belakang kekasihnya dan membalas tiap pagutan mesra. Keduanya panas dan menginginkan. Jisung memainkan jari-jarinya menelusupi kaos tipis Donghyuck dan meraba sepanjang punggung halus kekasihnya itu. Nafas Donghyuck memberat, Jisung tahu Donghyuck butuh.

"Kamar?" tanya Jisung. Diangguki cepat oleh Donghyuck yang sudah kepalang tegang.

Namun langkah mereka terhenti tepat ketika Jeno memasuki dapur dan berkata dengan lantang seolah mengejek.

"Ada yang bernama Jisung? Pria-mu menunggu di teras depan. Temui dulu sana! Baru habis itu kau bercinta dengan Donghyuck sampai mampus."

to be continued
.
.

gais, ternyata aku nggak bisa berlayarin kapal sebelah, jadi aku revisi sedikit, harap dibaca kembali karena perubahan kecil tapi pengaruhnya cukup besar.

Toxic || JihyuckWhere stories live. Discover now