akan kah terjadi, lagi?

591 67 4
                                    

"Yang tolol disini siapa gue tanya?"

Jungkook menghembuskan nafasnya kasar, Jimin menatapnya dengan tatapan malas.

"Mau sampe kapan sih, gue tanya hah?" tanya Jimin kembali, dan Jungkook menatap langit langit rumah.

"Males, Jim. Kenapa sih cinta serumit ini?"

Jimin ketawa kecil mendengar penuturan sahabat kecilnya ini.

"Gue ngga mau, Kook. udah deh kalo emang dia bukan jodoh lo—lo gausah ngelak garis, mungkin si Rose itu lebih milih Chanyeol dari pada lo,"

"—anjing, sakit!"

Jungkook merebahkan tubuhnya di sofa milik Jimin, ini itu sudah malam, waktu sudah menunjukan pukul sembilan, tapi dengan tidak elitnya si Jeon Jungkook ini malah bertamu malam malam gini.

Untung Jiminnya lagi dirumah, ngga lembur ngantor kan.

"Laper, bos"

Mendelik dan menatap Jungkook malas, "Lo masih bantuin bokap ga sekarang?"

"Masih, tapi males. pengen nikah sama Rose!"

"Halah sifat lo, nikah mulu dipikirin."

"Laper, anjing."

"Ambil sendiri, gue ada ayam tepung tuh dimeja makan!"

"Ooo shiyapp!!"

Jimin mendengus saat Jungkook melewati dirinya dan berjalan menuju dapur, selang beberapa menit Jungkook sudah kembali dengan membawa satu box berisi ayam tepung plus nasi dengan cola kaleng ditangan satunya.

"Belum makan berapa hari nih?" ejek Jimin.

Jungkook tidak bergeming, dia lebih fokus pada makanannya saat ini. Serius sih ini Jungkook gembul sekali kalau makan.

Buktinya, selang beberapa menit kemudian saja makanannya sudah habis, juga sekarang si kelinci buntal itu sedang menenggak satu cola nya disana.

"Thanks nih,"

"Iyaa, udah. Lo mau cerita?"

"Bentar, rebahan dulu."

Jimin terkekeh, liat waktu dan ternyata waktu sudah mau larut, sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Jadi gimana?" tanya Jimin.

Jungkook menoleh dan berdecak.

"Gue males, Jim."

"Kenapa sih?" penasarannya.

"Tuhan kenapa gini sih ke gue? jelas jelas gue udah mulai bisa dapetin Rose, eh dengan enaknya si cendol itu dateng—bangsat ga sih?"

Jimin ketawa kecil mendengar penuturan dari si bungsu.

"Wajarlah, Rose pilih Chanyeol bos. Tajir melintir begitu,"

"Cih, tajir juga milik bapaknya, kan?"

"Yaa terus, lo cemburu gitu?"

"Jelas lah, gue udah pepet Rose, eh si anjing cendol itu malah dateng—ah sial!"

"Gausah teriak, rumah gue nih"

"Masa bodo, gue kesel, tai!"

"—anjing!"

Jungkook berdecak saat dirinya kena satu lemparan bantal sofa dari Jimin.

"Dari sini lo bisa dapet pelajaran, kalo dapetin jodoh itu harus sabar,"

"Seengganya gitu Jim, sabar gue juga ada batasnya"

"Ya iya, gue ngerti posisi lo, Kook. Tapi ya mungkin ini udah takdir dari Tuhan juga,"

"Gue sayang Rose, Jimin."

"Ya—gue tau, sat."

Jimin mendekat dan mengelus belakang punggung Jungkook pelan.

"Gue cuma mau bilang, jangan cuma gara gara cinta lo jadi buta, Jung. Inget sama kejadian dulu? saat lo mau tikung Hyera dari Taehyung?"

Oh ya, Jungkook jadi teringat dengan masa lalu dulu yang bisa dibilang sih jadi perusak rumah tangga horang.

"Jangan bahas itu lagi, bos."

Jimin mengangguk "Iya, bukannya gitu—gue cuma ngingetin lo aja, sebelum lo bertindak jauh kayak dulu lagi,"

"Gue tanya, lo suka Rose karena apa?"

"Yaa idk. gue sayang aja sama dia, dia baik kok sama gue,"

"Tapi?"

"Ya udah gitu, si Chanyeol malah datang, kan bangsat."

"Duh, bahasa lo." kata Jimin sambil usak kepala Jungkook gemas.

Jungkook mendengus disana, menatap Jimin disebelahnya lamat lamat.

"Apa?"

"Kata lo? Rose bakal lebih pilih gue atau si cendol itu?"

Jimin sontak tertawa disana, mau terjungkal saking menggelitiknya omongan si Jungkook barusan.

"Lo nanya tapi udah tau jelas jawabannya apa? Ha?"

Jimin ketawa lagi, Jungkook jadi tambah badmood jadinya, mendengus dan menepak paha Jimin.

"Akh sakit, sialan!"

"Seburuk itu gue dimata setiap cewek?"

Jimin menatap Jungkook dengan pandangan sendunya, mengusap punggung Jungkook sayang. Walau bagaimana pun—Jungkook ini termuda di anak bangtan, dan Jimin sebagai abang harus bisa jaga adiknya dengan baik.

"Kok gitu?" tanya Jimin kembali.

"Dulu, waktu sama Hyera kayak gitu, berujung gue bertindak dan berantem sama Taehyung. Dan sekarang, disaat gue mau sama Rose, si Chanyeol malah datang,—apa harus? gue bertindak lebih lagi, Jim??"

































Gimana nih? Huhu odewe tonplik tonplikkkk...

To be continue..

My Paradise » Kim Taehyung ☑Onde histórias criam vida. Descubra agora