"Apa lagi yang ingin kau katakan huh.? Dasar tak tahu diri..!!" seru Ryujin menatap Jungkook dengan tatapan mengejek.

"H-hyung ku mohon jangan ceraikan aku, aku masih mencintai mu hyung.." Jungkook menatap Taehyung memohon dan hendak meraih tangan namja hazle itu.

Tapi Jungkook harus mengeluarkan isakan nya saat Taehyung malah menepis kedua tangan nya.
"H-hyung hiks ku mohon.."

"Maaf Jungkook, tapi aku tak bisa mempertahan orang yang tak bisa memberi ku keturunan..!" seru Taehyung tegas.

Jungkook semakin menangis sesugukan. Menggeleng pelan.
"Hyung, ku mohon, hanya kau yang ku punya di dunia ini, jangan ceraikan aku hiks.."

"Dengar Jungkook, mungkin selama ini aku bisa bersabar menerima segala kekurangan mu, kau tak bisa memasak, pekerjaan rumah satupun tak ada yang bisa kau kerjakan, kau bodoh, semua nilai mu bahkan di bawah rata-rata, kau juga tak kuliah, kalaupun kau ingin kuliah, tak kan ada universitas yang menerima orang bodoh seperti mu, dan lebih parah nya lagi keluarga mu tak ada yang menyukai dan merima mu, KAU BAHKAN TAK BISA MEMBERI KU KETURUNAN.!!!"

Jungkook diam. Menatap Taehyung dengan tatapan tak percaya. Tubuh Jungkook goyah, hampir saja namja manis itu terjatuh, tapi dengan cepat berpegangan di tembok di samping kanan nya.
"H-hyung—"

Jungkook tak menyaka kalau selama ini Taehyung lelah dengan segala kekurangan nya. Jika namja itu lelah, lalu untuk apa Taehyung menikahinya.?

"Kita cerai Jungkook, kemasi semua barang-barang mu, angkat kaki dari Apartemen ku dan tanda tangani surat cerai kita, aku sudah meletakkan nya di atas ranjang.."

Jungkook jatuh di lantai. Taehyung tak perduli, namja itu melangkah cepat meninggalkan rumah sakit bersama Ryujin yang terus mengikuti nya seperti benalu.

Dokter Yuna yang melihat Jungkook hanya bisa menghela nafas lelah. Ia kasihan, dan perasaan menyesal itu menggerogoti hatinya. Tapi yang meminta nya melakukan hal ini adalah tuan Park. Salah satu pengusaha berpengaruh di korea selatan ini.

Dokter Yuna sebenarnya tak ingin melakukan nya. Tapi ia terpaksa, karena jika ia tak melakukannya, maka posisinya sebagai Dokter akan di lengserkan dengan sangat mudah. Dan untuk sekarang, Dokter Yuna hanya bisa mengucapkan maaf pada namja manis itu.
.

.

.
Jungkook sampai di Apartemen nya— ah ralat, Apartemen Taehyung pukul 11 malam. Taehyung memintanya mengemasi barang-barangnya dan pergi dari Apartemen ini. Tapi kemana Jungkook harus pergi. Ia sudah tak memiliki siapapun lagi, dan akan sangat tak mungkin jika ia pulang ke Mansion mommy nya.

"Aku harap, apa isi dari amplop coklat itu benar-benar terjadi, aku benar-benar lelah hidup seperti ini.." lirih Jungkook sendu. Dan lagi, air mata itu kembali jatuh di pipinya.

Melangkah dengan gontai ke arah kamar nya dan Taehyung. Mengambil koper dan mulai mengemasi barang-barangnya. Tapi hanya barang-barang yang Jungkook beli dengan uang nya dulu, barang-barang memberian Taehyung tak ada satupun yang Jungkook masuk kan kedalam kopernya.

Setelah selesai, Jungkook berjalan ke arah ranjang dan mengambil surat cerai yang Taehyung maksud kan.
"Kau bahkan menyiapkan ini semua dari jauh-jauh hari hyung.." Jungkook mengatakan nya dengan sangat lirih.

Mengambil pulpen di dalam laci nakas dan menandatangani surat cerai itu dengan linangan air mata.
"Aku benar-benar membenci mu hyung, semua janji mu benar-benar palsu.."
.

.

.
Tok tok tok..

Jungkook mengetuk pintu di hadapannya dengan tak bersemangat. Jangan lupakan koper ukuran sedang nya di sisi kanan nya.

Pintu terbuka dan menampakkan sosok namja puruh banya sangat Jungkook kenal. Siapa lagi kalau bukan paman Jeon Wonwoo.
"Paman.."

"Jungkook.." Dokter Jeon menyerngit heran. Menatap Jungkook dengan kopernya bergantian.

"Boleh aku masuk.?" tanya Jungkook pelan.

Dokter Jeon Mengangguk cepat dan mengambil alih koper Jungkook. Menuntun namja manis itu ke arah ruang tamunya.
"Ada apa Jungkook.? Kenapa kau membawa koper seperti ini.?" tanya Dokter Jeon heran.

Jungkook tersenyum kecil.
"Taehyung menceraikan ku paman, dan dia mengusir ku dari Apartemen nya.."

Mata Dokter Jeon membola. Namja puruh banya itu menggeram marah. Kedua tangan nya terkepal erat.
"Si berengsek itu sudah menceraikan mu.? Pernikahan kaian bahkan belum genap 6 bulan.!! hanya karena kau belum bisa memberi nya keturunan..!!"

Jungkook menunduk dalam. Suara isakan kembali terdengar. Jungkook menangis lagi, untuk yang kesekian kalinya.
"A-aku tak memiliki rahim paman, dua jam yang lalu Taehyung mengajak ku menjalani pemeriksaan di rumah sakit, dan— dan ternyata aku benar-benar tak memiliki nya, aku tak kan pernah bisa memberi Taehyung keturunan hiks.."

Dokter Jeon sempat tertegun beberapa saat. Menatap penuh ketakpercayaan pada Jungkook.
"Karena hal itu Taehyung lansung menceraikan mu.?" tanya Dokter Jeon memastikan.

Jungkook mengangguk cepat.
"A-aku benar-benar sial paman, hidup ku benar-benar sangat berantakan tak tersusun  dan tak terarah, Taehyung bahkan menghina ku paman, namja yang selama ini ku cintai dan selalu menjaga ku menghina ku habis-habisan di rumah sakit hiks.."

Dokter Jeon menarik nafas dalam-dalam. Membawa Jungkook kedalam dekapan nya. Ia benar-benar tak menyaka bayi yang pernah ia keluarkan dari rahim sang ibu 17 tahun yang lalu menjalani kehidupan sepahit seperti ini.

__Denis, kenapa kau pergi meninggalkan putra mu sendirian seperti ini.? Lihatlah dia sekarang, dia benar-benar tersiksa, takdir tak ada henti-hentinya mempermainkan nya__ batin Dokter Jeon.

_______~•~_______

[TO BE CONTINUED]

∆∆∆

Author Double up.

Semoga kalian suka. Dan pastinya nggak ngecewain. Maaf juga kalau banyak typo.

Jangan lupa selalu vote+coment
🙏🙏🙏

B E T R A Y A L [kth-jjk] √Where stories live. Discover now