[1] :)

25.5K 786 10
                                    

🌷°🌷°🌷

Hari ini tepat dimana usia ku genap 21 tahun dia datang bersama kedua orang tuanya untuk mengkhitbahku.

Ya, dia yang ku idam-idamkan selama ini, dia yang selalu kusebut namanya dalam sepertiga malamku, dia yang mampu membuat hatiku bergetar kala mendengar kumandang adzannya dulu di waktu SMA.

Aku tidak meminta kepada Allah harus dia yang menjadi pasanganku, aku berdoa setidaknya kalau bukan dia jodohku semoga aku mendapatakan jodoh yang mempunyai tingkat kealiman seperti dia.

Ternyata?

Kuasa Allah memang benar adanya.

Jiddan Muhammad, lelaki yang ku kagumi atas kesholehannya, kepawaiannya dalam menyampaikan dakwah, kepintarannya dalam segala hal dan lagi suara nya yang begitu merdu kala melantunkan ayat-ayat suci al-qur'an.

Jiddan termasuk salah satu lelaki yang banyak digemari kaum hawa di sekolahku dulu. Dia termasuk orang yang ramah kepada orang lain tak heran banyak yang menyukainya mulai dari adik kelas, kakak kelas, ataupun yang seangkatan dengannya, karena memang dia pribadi yang baik dan alim.

Tak terkecuali aku, aku begitu kagum dengannya. Dia ketua rohis, ketua osis, di percaya guru, ya memang dia seeksis itu di sekolah, banyak yang mengenalinya, lelaki sholeh dengan segala pesonanya.

Lelaki yang tidak pernah berduaan dengan lawan jenis, lelaki yang menundukkan padangannya ketika berpapasan dengan yang bukan mahram. Idaman kaum hawa.

🌷°🌷°🌷

Flashback on

Sore itu setelah pulang kajian di Masjid An-Nur bersama bunda, aku melihat ayah sedang bersama temannya sedang berbincang di ruang tamu.

"Assalamualaikum," salamku dan bunda.

"Waalaikumsalam," jawab mereka.

"Sudah pulang Bun?" sapa ayah.

"Sudah yah, eh ada Pak Akhmad saya buatkan minum dulu ya Pak,"

"Tidak usah repot-repot," jawab Pak Akhmad.

"Repot bagaimana toh Pak? Tidak repot kok Pak hanya membuatkan minum saja,"

Setelah itu aku dan bunda melenggang masuk kedalam. Baru saja aku melangkah menuju dapur terdengar seseorang yang baru datang.

"Assalamualaikum," ujar orang lelaki tersebut.

"Waalaikumsalam," jawab ayah dan Pak Akhmad.

"Sini Nak Jiddan duduk sini," ramah ayah kepada laki-laki tersebut.

Aku tak tau siapa lelaki itu, aku hanya samar-samar mendengar percakapan ayah, Paak Akhamd, dan lelaki itu di ruang tamu. Setelah membantu bunda menyiapkan minum aku masuk kedalam kamar dan merebahkan badanku setelah sehari tadi banyak kegiatan yang aku lakukan.

"Oh lelahnya," ujarku pelan.

Tiba-tiba bunda menggetuk pintu kamarku

"Dek, di panggil Ayah itu di depan," ujar bunda.

"Eh iya Bun sebentar," jawabku.

"Yaudah bunda sama ayah tunggu di depan ya Dek," jelas bunda sambil melangkah menuju ruang tamu.

"Iya Bun." akupun bergegas menuju ruang tamu.

Alangkah terkejutnya aku, ternyata lelaki yang datang itu adalah kakak kelas di SMA ku dulu yang begitu ku kagumi. Hampir 3 tahun aku tidak bertemu dengannya, dan astaga ada apa dia datang kerumahku. Aku tak bisa menyembunyikan raut wajah kaget saat mata ini melihat wajah tampannya. Ibu, ayah, dan Pak Akhmad juga ikut terkejut melihatku diam mematung.

Syafa Adinda (COMPLETED)Where stories live. Discover now