"Paman mengerti, karena paman juga merindukan nya.."

Jungkook mendongak, menghapus air matanya kasar.
"Pesan apa yang Daddy tinggalkan untuk ku paman.?" tanya Jungkook penasaran.

Dokter Jeon tersenyum dan merogoh saku jasnya. Mengeluarkan amplop coklat 17 tahun yang sahabatnya berikan padanya. Tentu nya untuk di berikan pada Jungkook.
"Daddy mu menitipkan ini untuk mu.." Dokter Jeon menyodorkan amplop coklat itu kehadapan Jungkook.

Jungkook menatap amplop itu penuh tanda tanya dan meraih nya.
"Apa isi nya paman.?" tanya Jungkook heran.

Dokter Jeon menggeleng. Ia juga sebenarnya sangat penasaran dengan isi amplop coklat itu. 17 tahun ia menyimpan nya di brangkas dengan sangat baik. Tak pernah terbelit satukalipun untuk membukanya. Karena itu adalah amanah yang Jeon Denis berikan untuk di sampaikan pada Jungkook.

"Boleh aku membukanya paman.?" tanya Jungkook.

Gelengan Dokter Jeon sebagai jawaban.
"Daddy mu mendapatkan amplop ini dari seorang pengemis. Dan pengemis itu meminta Daddy mu untuk tak membuka amplop itu jika pemegang nya tak pernah merasa terhianati, Dan itu juga berlaku untuk mu Jungkook. Meskipun orang itu adalah seorang pengemis, Daddy mu sangat menghargainya, maka dari itu amplop itu masih utuh sampai sekarang, karena Daddy mu memang tak pernah membukanya walau Daddy mu juga sangat penasaran.."

Jungkook hanya bisa menatap amplop itu dengan tatapan heran teramat sangat. Ia benar-benar ingin membukanya, tapi mengingat pesan yang Daddy nya sampaikan membuat nya harus berpikir dua kali.
"Jadi— aku tak boleh membuka nya.?"

Dokter Jeon mengangguk.
"Kau hanya boleh membukanya, jika kau merasa dirimu terhianati Jungkook, dan selama kau tak merasakan hal itu, jangan pernah coba-coba untuk membukanya, itulah yang Daddy mu katakan.."

Jungkook menghela nafas dan mengangguk.
"Aku tak akan membukanya paman.."

Flashback off..

Jungkook keluar dari taxi dengan susah payah. Berjalan masuk ke dalam gedung rumah sakit tempat paman Jeon bekerja.

Jungkook keringatan, dadanya benar-benar terasa sangat sesak. Panas di punggung nya benar-benar tak hilang-hilang.

Sesampainya di depan ruang kerja paman Jeon. Jungkook lansung mengetuk pintu itu beberapa kali. Berdo'a semoga paman Jeon sedang tak ada pekerjaan.

"Masuk.."

Jungkook memutar knop pintu dan mesuk kedalam dengan sempoyangan.
"Pa-paman.." lirih Jungkook pelan.

Dokter Jeon menoleh. Dan saat itu juga matanya membola syok.
"Astaga Jungkook.!!"

Jungkook hampir terjatuh. Tapi Dokter Jeon lebih dulu menangkap tubuhnya.
"Astaga kau dingin sekali, kau juga sangat pucat.." seru Dokter Jeon panik.

Membawa tubuh Jungkook ke arah ranjang pemeriksaan dan menidurkan namja manis itu di sana. Dokter Jeon dengan telaten memeriksa tubuh Jungkook. Jungkook hanya masuk angin, tapi kenapa tubuh nya dingin sekali. Kulitnya bahkan sangat pucat bagaikan mayat.

Dokter Jeon menghela nafas lelah. Sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Jungkook datang ke rumah sakit dalam keadaan seperti ini sendirian. Di mana suaminya. Lalu tatapan Dokter Jeon beralih pada amplop coklat yang berada di tangan kanan Jungkook.

Lagi-lagi Dokter Jeon di buat heran. Kenapa Jungkook kerumah sakit dan membawa amplop itu.? Pikiran Dokter Jeon berkecamuk. Enatah mengapa perasaan nya benar-benar tak enak sekarang.
"Jungkook kau sudah bangun.?"

Jungkook melenguh, kepalanya benar-benar pusing seperti di putar-putar. Rasa sakit dan panas di punggung dan dadanya masih terasa.
"Paman, punggung ku sangat panas sekali, tulang ekorku juga sangat sakit, seperti ada sesuatu yang memberontak ingin keluar, terasa ada jarum yang sedang menari-nari di sana. punggung ku benar-benar panas paman, dan juga dada ku sangat sakit, rasanya benar-benar sesak, dan tadi aku sempat muntah darah banyak sekali di kamar mandi.."

Jungkook lansung memberitahu paman Jeon apa yang ia rasakan. Jungkook heran, rasanya benar-benar sakit, tapi berusaha untuk ia tahan. Rasa heran dan penasaran benar-benar mendominasi dirinya.

Dokter Jeon tentu saja di buat semakin bingung. Pasalnya ia tak menemukan tanda-tanda itu saat memeriksa Jungkook tadi.
"Kau tak bercanda kan Jungkook.?"

Jungkook meringis sakit. Namja manis itu berpeluh.
"Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda paman.? Ku mohon, rasanya sakit sekali.." lirih Jungkook palan.

"Tapi paman tak menemukan hal-hal seperti itu saat memeriksa mu.."

Jungkook menggeleng lemah. Di sertai dengan ringisan sakit.
"Aku juga tak tahu paman, tapi rasanya benar-benar sakit sekali.."

Dokter Jeon mengangguk.
"Tapi paman tak tahu harus melakukan apa, paman juga tak mengerti dengan rasa sakit dan panas yang kau rasakan, tubuh mu sangat dingin tapi kau berpeluh seperti orang kepanasan.."

"Apa tak apa jika paman melakukan X-ray.? Mungkin kita bisa melihat hal yang membuat punggung mu panas dan rasa sakit itu.." seru Dokter Jeon ragu dan Jungkook hanya membalasnya dengan mengangguk lemah.
.

.

.
Dokter Jeon menatap hasil X-ray Jungkook heran. Matanya hanya tertuju pada satu objek. Yaitu bagian atas tulang ekor Jungkook. Terliat seperti ada benda di sana. Tapi apa.?

"Bagaimana paman.? Ada apa dengan tubuh ku..?" tanya Jungkook penasaran. Masih dengan berusaha menahan rasa panas di punggung nya. Sedang kan rasa sesak di dadanya sudah terasa mendingan.

"Seperti ada sesuatu di atas tulang ekor mu Jungkook, tapi paman tak tahu itu apa.?" seru Dokter Jeon menjelaskan.

Jungkook meringis sakit.
"Biar ku lihat paman.."

Dokter Jeon menyerahkan hasil X-ray yang ia pegang pada Jungkook. Namja manis itu menatap tepat di titik yang paman Jeon maksudkan. Benar, ada sesuatu di atas tulang ekornya. Tapi apa.?

"Ini apa paman.?" tanya Jungkook heran, wajah Jungkook masih berpeluh karena rasa panas di punggung nya.

Dokter Jeon menggeleng.
"Tapi Jungkook, kenapa kau membawa amplop coklat yang Daddy mu berikan itu ke mari.?" tanya Dokter Jeon heran dan penasaran.

Jungkook lupa, ia baru sadar kalau tujuan nya ingin meminta penjelasan lebih banyak mengenai amplop coklat itu.
"Paman— paman bilang jika aku merasa terhianati, aku boleh membuka amplop itu bukan.?"

Dokter Jeon mengangguk mengiyakan. Lalu seakan sadar dengan pertanyaan Jungkook barusan. Dokter Jeon lansung melotot, menatap Jungkook heran penuh tanda tanya. Jangan bilang kalau—

"Paman— entah mengapa aku merasa Taehyung menghianati ku.."

_______~•~_______

[TO BE CONTINUED]

∆∆∆

Sehari 4 chapter.!!

Benar-benar daebak.!!

Author benar-benar baik hati.!

Maka dari itu.!!

Jangan lupa vote+coment
🙏🙏🙏

B E T R A Y A L [kth-jjk] √Where stories live. Discover now